7. Ciuman Pertama ✓

3.6K 179 21
                                    

Kresna tidak bisa menahan disaat mereka hanya berdua di belakang sekolah. Bibir ranumnya menjadi candu di Malam hari.

Kecupan kecil mendarat di bibir Valerie. Valerie menyengkram kuat seragamnya. Ia hanya menempatkan bibirnya tanpa melumat atau menggerakkan. Menunggu reaksi Valerie terlebih dahulu. Seperti tersengat listrik.

Perasaan macam apa ini?!

Valerie menjauhkan kepala, ia mengatur nafas yang memburu. Tatapannya menatap manik coklat legam. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, Valerie mengagumi mata setelah almarhum Bunda.

Kresna terdiam, hanya menatap penuh arti pada sosok Valerie. Ia yakin, sebentar lagi tangan cantik Valerie akan melesat di pipinya. Ia harus siap siaga mendapatkan tamparan manis dari Foxy Girl.

Valerie memejamkan mata, menarik seragam Kresna mendekat ke arahnya.

Bukan ditampar, tapi Kresna mendapatkan bibir ranum yang menempel di bibirnya.

Kresna memberanikan untuk melumat pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kresna memberanikan untuk melumat pelan. Hanya beberapa saat dari itu, Valerie terbawa suasana. Ia mengikuti gerakan Kresna.

Valerie harus jinjit untuk menyamakan postur tubuh tegapnya. Kresna terkekeh pelan, oh god! Ketawanya! Valerie terpesona mendengar tawa halus Kresna.

Mereka saling menyudahi ciumannya. Kresna kembali memandang bibir Valerie. Menyentuhnya dengan ibu jari dengan lembut.

"Shit!" Geram Kresna menggendong tubuh Valerie, lalu ia duduk di kursi tanpa melepaskan Valerie untuk duduk dipangkuan.

Satu tangan menarik tengkuk Valerie dan kembali mendaratkan lumatan kasar namun tetap gantle. Valerie menerima dengan senang hati. Decapan bibir terdengar oleh mereka.

Saling menukarkan saliva, membelitkan lidah dan menghisap bibir bawah. Membuat Valerie mengeluarkan erangan.

"Rokok, minuman keras, dan siomay mang Dudung." Kesal Valerie melepaskan ciumannya. "Rasa lidah dan bibir lo."

"Cherry." Ucap Kresna mengecup pelan bibir bawahnya, "Itu rasa yang gue nikmatin."

Valerie angkat alis, dia duduk semakin dekat dengan tubuh Kresna. Entah setan darimana Valerie berlagak seperti ini.

Ciuman mereka kembali berlanjut. Valerie menyengkram rambut belakangnya. Sedangkan, Kresna memeluk erat pinggang serta tubuh Valerie agar tidak jauh dari tubuhnya.

Sial, tubuh, erangan, apalagi bibir menjadi candu terbesar Kresna.

"Kenapa lo selalu nentang apapun?" Bisik Valerie mengelus rambut Kresna lalu pipinya.

Kresna menatap Valerie, "Bukan anak Gibson kalau bukan penantang."

Valerie melenguh pelan, bibir bawahnya dihisap pelan.

Sekian detik kemudian, Valerie mendorong tubuh Kresna. Dia segara berdiri. Menatap tak percaya apa yang sudah terjadi.

"Bego bego bego!" Pekik Valerie memukul bibirnya. Dia menatap tajam Kresna, "Lo lebih bego!"

Kresna mengerutkan keningnya, bingung. Kejadianya begitu cepat, sehingga Kresna tidak mengerti apapun. Mengapa Valerie tiba-tiba melepaskan pangutan bibir mereka?

Valerie meninggalkan Kresna dengan makian. Kresna menatap kepergiannya. Lebih dibingungkan, Valerie kembali membalikan badan dan jalan ke arahnya lagi.

Kresna tetap diam. Seperti patung.

PLAK! Valerie menampar pipi Kresna. Ia sedikit meringgis, namun tatapannya tak pernah lepas dari Valerie.

"BUAT LO YANG UDA NGAMBIL CIUMAN PERTAMA GUE!"
"Dasar badak bercula!"
"Astagaaa!"

🍒🍒🍒🍒🍒

Valerie tidak habis pikir, mengapa ia menikmati setiap lumatan bersama musuh bebuyutannya. Valerie memukul kepala berkali-kali. Ia harus membuang jauh pikiran kotornya.

"Valeriee..."

Ciuman itu nyata! Valerie merasakannya! Bibir, Lidah, Geraman!

"Valerie....."

Ah shit! Mata ia yang tidak bisa terlupakan. Seolah Kresna menyiratkan sesuatu dari dalam hatinya.

Mengapa Valerie baru sadar jika Mata Kresna mirip dengan sang Bunda?!

"Valerieee! Stop!"

"Apa, Anjing?! Pergi lo bangsat?!" Teriak Valerie berhenti lalu membalikan badannya. Valerie langsung shock di sana Xaverio, "Uhmm ahh! Xaverio?"

Xaverio mendekat, dia menatap Valerie lebih kaget sekaligus tajam.

"Sorry, gue pikir ...."

Valerie enggan melanjutkan ucapannya. "Kresna? Lu pikir gue Kresna?"

"Umm, yeah." Valerie menggaruk kepalanya tidak gatal. Wait! Bagaimana bisa tebakan Xaverio benar?! Apa ia melihat kejadian di belakang Sekolah itu?! Aaaargghhh!

"Pantes." Xaverio merangkul bahu Valerie, "Tadi gue liat Kresna di koridor ini juga."

Huftt! Valerie aman.

Xaverio membawa Valerie ke loker miliknya. Dia mengeluarkan jaket serta topi ya, "Pakai, biar nggak ketangkep sama tim Kedisiplinan."

"Aih! Kirain bakal introgasi aku." Dia memakai jaket yang dibantu oleh Xaverio.

"Tentu saja, aku bakal introgasi kamu." Tatapan intens menatap Valerie, "Setelah selesei acara ini. Aku akan meminta penjelasan.

Valerie berdecih, sama aja.

"Sekarang nikmatin pensi dulu. Aku anter ke tempat Auris. Habisnya Tulip sibuk, aku nggak bisa biarin kamu sendirian. Lebih tepatnya nggak ingin kamu buat masalah."

"Ngomongnya halus bener!"

Xaverio terkekeh, ia mengecup pucuk rambut Valerie yang terhalang topi.

Valerie tersenyum, dia memeluk lengan Xaverio sekaligus menggenggam tangannya, "Aku sayang abaanggg!"

"Aku pun selalu."

Koridor sepi hanya menyaksikan mereka berdua saja. Mereka berjalan menuju tempat live music.

Namun tanpa mereka tau seseorang berdiri tak jauh dari loker itu. Kresna mengepal kedua tangannya menahan amarah yang melonjak.

Bagimana bisa?! Habis ciuman dengannya Valerie bergelayut manja ke cowok lain?!

Anjing!

DRAAAM! Kresna menendang tempat sampah sampai berserakan kemana-mana.

🍒🍒🍒🍒

"Ngggh... Kresna..."

Kresna dan Valerie bercumbu seolah dunia ini hanya milik berdua. Mereka larut dalam suasana sehingga lupa mereka sedang dimana.

Seseorang berdiri di tembok gudang menyaksikan adegan panas itu. Tangannya terkepal menahan emosi yang akan meluap.

"Lu nggak akan bisa menangin semuanya!"

Ucapan terakhir sebelum ia memotret mereka, lalu pergi dengan amarah.

🍒🍒🍒🍒🍒

Hayolohhhh!
Tim Kresna atau Tim Xaverio?!
Siapa nih yang ngintip pasangan muda mudi yang sedang dimabuk asmara?!

Semakin ke sini semakin muncul masalaaaah!

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang