37. Overthinking

3.5K 132 2
                                    

Setelah Kresna mengantarkan pulang siang hari karena dirinya tak henti-henti digempor oleh kejantanan sang kekasih.

Valerie tak bisa menghapus bayangan dirinya di bawah tubuh Kresna. Benar-benar ya, Kresna mampu membuat dirinya terperosok jauh ke dalam kehidupan Gibson.

Hanya dengan memikirkan, dirinya merasa ingin melakukan lagi. Namun keinginan itu harus pupus tak kala mendengar teriakan Liam dari dapur rumahnya.

Valerie memutar bola matanya, mengapa abangnya mendadak seperti emak-emak penagih kost?! Astaga!

Liam menatap Valerie yang tengah menurunin anak tangga. Liam menggeleng kepalanya.

"Besok ujian semester akhir, Mica! Jangan keluyuran malam ini! Nggak ada dating dating with your boyfriend! Mica harus belajar!"

"Astaga, Mica baru turun sudah diomelin."

Liam berdecih, "Sewaktu kamu nggak pulang, King Payne nelpon nanyain kamu. Untung Abang punya alasan kuat buat kamu aman!"

"Aaaaa! Abang kesayangan Mica!"

"Cih... Xaverio nanti kesini buat belajar bareng sama kamu."

"Ada Kresna yang nemenin aku nanti."

"Kresna beda jurusan sama kamu! Jangan ngeles! Abang nggak mau, kamu nanti masuk remedial lagi! Abang bisa digantung sama Papa, Mica."

"Ih, abang gitu!'

"Demi kebaikan kamu, Sayang."

Velerie berdecih, "Yang ada buat kebaikan abang sendiri!"

"Nggak ada bantahan!"

"Dasar! Manusia purba!"

🍒🍒🍒🍒

Ujian Semester satu telah datang, mereka mempersiapkan akhir semester dengan sewajarnya. Tak ada belajar tekun, tak ada materi yang harus dibaca, mereka lurus aja seperti jalan tol.

Valerie dari sekolah memang slalu melakukan Sistem Kebut Semalam. Persetan dengan omelan Liam atau Xaverio. Valerie kekeh pada pendiriannya. Valerie mampu melabui Xaverio agar ia tak belajar Malam tadi.

"Ruangan berapa?"

Tanya Kresna saat mereka telah sampai di Parkiran sekolah. Murid Skyhigh memang sangat terkejut dengan berita akan hubungan Kresna dan Valerie tempo lalu.

Tak sedikir dari mereka yang  tak percaya sebelum bukti kuat jika mereka pacaran terpampang, terlebih mereka tidak pernah membeberkan kebersamaan di sosial media manapun.

Valerie tersenyum, "Gue lantai dua, kelas Sepuluh IPS 3."

"Dekat berarti, gue IPA 1."

Saat di lantai dua, mereka bertemu dengan Taksa dan Albar. Tatapan Valerie langsung berubah datar ketika menatap Albar. Entah sampai kapan Valerie akan memusuhi Albar.

"Masih pagi, mbak. Kenapa ketus banget mukanya?" Goda Albar terkekeh.

"Gue duluan." Valerie meninggalkan mereka. Taksa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Lo belum rasain digigit Singa Betina ya?"

"Emang lo pernah?"

"Ya..." Taksa menatap Albar, "Belum lah."

Kresna memutar bola matanya, tanpa sepatah kata dia meninggalakn dua curut yang berdebat akan Singa Betina. Kresna tak pernah berubah, tetap dingin dan ketus.

"Sa, Aneh ya, Kresna lebih kalem sama Pacarnya ketimbang sama kita."

Taksa menyeringat, bingung.

"Kita kenal Kresna lebih dari umur Sekolah ini! Dan sifat Kresna seperti Seekor Ayam! Nggak ada sapa sama sekali main pergi aja!"

Taksa menghela nafas.

"Sa..."

"Nggak usah lebay, Tapir!"

"Gue cuma menyuarakan apa yang gue rasa, bangsat!"

"Dramaking!"

"Astaghfirullah!"

🍒🍒🍒🍒

Waktu istirahat ketika Ujian memang lebih cepat dari biasanya. Karena itu Valerie dengan cepat berlari menuju kantin. Valerie siswa terakhir yang menyelesaikan ujiannya.

Sampai di kantin, Valerie duduk di meja seperti biasa.

Tulip terkekeh menatap Valerie, "Siomay paket komplit dan Jus Mangga." Ia memberikan makan siang kepada sahabatnya

Tak lupa ia mengucapkan terimakasih, karena Tulip selalu siaga. Auris berdecak, "Makannya belajar, bukan bucin mulu."

"Jangan mancing singa kelaparan, Aul."

"Emang benar ya, kalau sudah punya sayang tuh merasa dunia hanya milik berdua."

Valerie nyengir aja, menatap sekeliling seraya menguyah. "Kresna nggak ke Kantin. Dia seperti biasa di rooftop sama temen-temennya. Baru juga ketemu sudah kangen?" Tanya Tulip.

"Ooh..." Valerie mengangguk paham, "Nggak juga, biasanya mereka ada di meja itu. Eh, taunya kosong."

"Nggak dikasih kabar sebelumnya?"

"Yaiyalah, dia kayak gitu tuh nggak dikasih kabar, Li." Cerocos Auris, "Lu sebenarnya pacar dia atau bukan sih, Val? Lo nggak marah dapat info dari orang lain? Padahal lo sendiri pacar dia."

Valerie terdiam. Benar apa yang dikatakan Auris.

"Fix. Kresna emang titisan batu nisan!"

Valerie berdeham, "Mungkin lupa atau belum terbiasa aja. Gue ngerti kok, dan nggak pernah nuntut buat berkabar dua puluh empat jam."

"Ingat, Val. Prioritas nomor satu. Jangan sampai lo lengah, karena terlalu mabuk saat ini. Kita nggak tau kedepannya gimana. Lebih baik kita mengantisipasi kan?"

"Aduh, Auris Tegus nih."

Auris mendelik, "Nggak buat Valerie aja, tapi buat lo berdua. Gue sebagai jomblo disini, kesian liat kalian yang terabaikan oleh Kekasih."

"Gue berdoa semoga lo jomblo seumur hidup."

"Aamiin paling serius!"

"Bajingan emang!"

Diam-diam Valerie memikirkan apa yang dikatakan oleh Auris. Benar juga. Valerie mulai overthinking akan kemungkinan yang terjadi kedepannya.

Ah shit!!!

Saat ujian pun Valerie melamun tak jelas. Biasanya ia tak peduli akan kabar sang kekasih. Asalkan sang kekasih tau batasannya.

Mengapa ia sekarang ingin merasa spesial?! Apa ini tingkat bucin dirinya? Atau Karena Kresna telah merunggut keperawanan?

Jika pertanyaan ke tiga adalah hal yang ditakutkan, itu salah besar. Valerie tidak diambil pusing. Jika ia hamil dan Kresna tak mau tanggung jawab. Jangan mempersulit diri, Lahiran lalu besarkan dengan status singel parent.

Tapi mengapa ia merasa aneh?!

🍑🍑🍑🍑🍑

Hoyyyy hoyy hoyyy!
Valeri bucin bangett yaa😝😝😝

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang