40. Sweetest

2.1K 138 12
                                    


Albar pergi ke toilet, Butuh sepuluh kali menelpon Valerie. Meksipun dengan omelan karena mengganggu tidurnya. Akhirnya Valerie terbangun saat mengetahui kondisi belahan jiwanya.

"Gue sharelock sekarang, lo bisa kesini sendiri atau perlu gue yang jemput."

"Gue pake ojol biar cepat. Kalian disana aja temenin Kresna."

"Kalau udah di depan club kabarin gue."

Dengan kilat Valerie mengganti pakaiannya. Ia memilih pakaian tertutup, agar aman di club sana. Valerie mencari cara untuk keluar dari rumah ini.

Ide terlitas melihat bayangan scene movie yang mana Lara Jean melompat dari balkon dan jatuh di trampolin.

Mantap, Valerie! Di bawah balkon kamar terdapat Trampolin! Ia memberi tanda di pintu masuk kamarnya.

"Mica gamau diganggu,
Mica lagi istirahat."

Sedangkan di Club, Taksa tak pernah meninggalkan sejenakpun Kresna. Semua orang berfikir jika Keluarga Kresna sempurna. Namun nyatanya tidak seperti dibayangkan.

Setelah melontarkan kalimat anak haram, Kresna banyak diamnya. Lebih memilih minum dalam botol.

Albar berdiam diri di pintu masuk club, guna memastikan Valerie sudah sampai. Hanya menunggu dua puluh menit, akhirnya yang ditunggu pun datang.

"Dimana dia?" Tanya Valerie semakin Khawatir sesaat melihat wajah Albar yang tak pernah menampakkan raur seperti itu.

"Di dalam. Jangan tanya kenapa dia, cukup temenani. Dia bakal kalut."

"Gue paham."

Saat masuk club, Albar menjaga Valerie dari tatapan buas para lelaki. Sampai di meja vip, Valerie melihat Kresna duduk dengan memegang botol minuman keras.

Taksa menggeserkan duduknya memberi ruang untuk Valerie. Kresna menatap Valerie sayu, seolah ia mengingat siapa yang berdiri sekarang.

Senyumnya mengembang, "Queen Payne." Panggil Kresna seraya merentangkan kedua tangan ke arahnya seperti anak kecil minta digendong. Sungguh ajaib, Kresna bisa jinak seperti ini.

Valerie tersenyum, ia menyimpan botol minumannya lalu duduk disamping Kresna. Membawanya ke dalam pelukan yang nyaman serta aman.

"Tuhkan apa gue bilang, kalau sama pawangnya semua beres."

Taksa terkekeh, dia menepuk bahu Albar, "Emang cinta bisa mengalihkan semuanya."

Mereka berdiri di samping meja vip yang telah menjadi hak paten Gang Taquille.

Valerie mengecup rambut Kresna, membisikan kalimat lembut untuk berhenti minun. Kresna merasa nyaman di dalam pelukan Valerie.

"Pulang ya."

"Pulang kemana, gue nggak sudi pulang ke rumah!"

"Ke apartemen?"

Kresna menatap Valerie dari bawah, "Sama lo kan? Gue nggak suka sendiri."

"Iya, sama gue, Kresna."

Kresna tersenyum kecil, dia mengecup bahu Valerie berkali-kali membuat sang empu tertawa kegelian.

Kresna segara memberikan kunci mobil ke arahnya. Valerie sigap memanggil Taksa dan Albar untuk membantu Kresna jalan.

"Kalau mabok nggak usah ribetin orang! Nih orang kalau mabok kayak kerasukan setan, anjing."

"Hahaha... Lo setannya, Albar."

"Mulutnya, bangsat, halus bener." Keluh Albar.

Valerie membiarkan Albar dan Taksa memapahi Kresna. Dirinya berada di depan, untuk memberi akses jalan.

"Gue yang nyetir, lo temenin di belakang aja." Tukas Taksa yang langsung diangguki oleh Valerie.

"Terus gue gimana, bangsat?!'

Taksa menoleh ke arah Albar, "Beli susu beruang, kita ke apartemen dia."

"Nyusahin, Gibson!" Kesal Albar natap Kresna yang berada dalam rangkulannya. Albar itu peduli, dengan cara seperti ini.

"Gue bukan anak Gibson, Anjing!"

"Darah Gibson ngalir di tubuh lo, Bangsat!"

"Najis!"

Valerie menggelengkan kepalanya, "Ribut sama orang mabok. Sinting lo, Al." 

Dia membuka pintu jok belakang. Dirinya masuk terlebih dahulu, disusul oleh Kresna yang langsung masuk ke dalam pelukan Valerie. Seolah dirinya tak ingin ditinggalkan.

Di dalam perjalanan, Kresna bergumam tidak jelas. Mengumpat kembali seraya menendang jok depan.

Valerie semakin mempererat pelukannya, ia mengecup rambut Kresna. Tatapan minta penjelasan ke arah spion depan.

"Gue nggak bisa jelasin. Tanpa persetujuan Kresna, Val. Sorry." Ucapnya ngerasa Valerie menyudutkan.

"Setau gue dia nggak pernah mabok sampai ngeracau gini lho, Sa. Gue mikir ada hal yang ganggu pikirannya."

Taksa menghela nafas, "Iya, ada. Dia bakal kayak gini kalau bokapnya ada di rumah."

Valerie ingin menggali semakin dalam, namun bentakan Kresna menginstrupsikan untuk diam.

"NGGAK ADA YANG BAHAS ZWEN BANGSAT DISINI! GUE DENGER YA ANJING!"

"Maaf, maaf. Iya, nggak akan dibahas lagi." Valerie mengelus lengan Kresna. "Udah jangan banyak bicara, lo mending diam dan merem aja."

Kresna seperti anjing patuh pada majikan, dia semakin masuk ke ceruk Valerie. Tempat ternyaman yang pernah ia temui.

Sampai di Apartemen bersamaan dengan motor Albar datang. Mereka kembali memapah Kresna masuk lift menuju kamarnya. Tangan Valerie aktif merogoh dompet di saku jeans belakang Kresna mengambil card kamar.

"Langsung ke kamar aja. Biar gue yang urus." Ucap Valerie setelah berhasil membuka pintu apartemen. Dia jalan terlebih dahulu untuk membuka lagi pintu kamar Kresna.

Mereka membanting pelan tubuh Kresna ke atas ranjang. Albar menyimpan susu beruang di bawah ranjang. Taksa membuka sepatu, Valerie membuka jaketnya.

"Kita tidur di kamar satunya. Kalau ada apa-apa teriak aja. Kita nggak mungkin ninggalin lo dalam keadaan Kresna nggak stabil gini."

Valerie tersenyum mengangguk, "Thank's ya."

"Santai." Sambung Albar mengucak rambut Valerie, "Gue percaya Kresna aman sama lo. Kasih susu biar ternetralisir."

"Bangsat, sukanya mengacakin rambut gue."

"Kan balik lagi kayak singa!"

"Dah dah! Nggak akan bener kalau kalian ribut. Kita keluar, Val." Taksa dengan kasar menarik kaos belakang Albar.

Valerie melet ke arahnya, membuat Albar ingin tak ingin menarik lidahnya. Valerie mengunci pintu kamar setelah dua curut keluar dengan sempurna.

Tatapan sendu ke Kresna yang terbaring. Dia membuka jaketnya juga dan nampak tanktop maroon melekat.

"Dont leave me, Val." Pintanya memohon, meskipun kedua mata terpejam.

"Nggak akan."

Valerie duduk di samping Kresna membuka lockcup susu beruangnya, "Minum dulu biar enakan." Ia mencelupkan sedotan untuk mempermudah Kresna meminumnya.

Tak ada bantahan, Kresna patuh. Menyedot susu sampai habis. Valerie tersenyum, dia membuang kaleng susu ke tempat sampah.

Segara dia membaringkan tubuh disamping Kresna, tanpa komanda Kresna menyimpan kepalanya di lengan dalam Valerie.

🌱🌱🌱🌱

AYO DONG! KOMEN, KASIH BINTANG😭😭😭😭😭

ADA YANG BACA GA SI? HUHUHU

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang