63. Sebelum Paradise Club

1.4K 120 12
                                    

(note: flashback)

Drrrttt.... Drrrrrtt... Drrrttt....

Mata Kresna menatap ke arah nakas dekat ranjang. Ponsel Valerie bergetar, ia mencoba meraihnya. Cukup dengan notifikasi dilayar ponsel membuatnya ingin membunuh orang saat ini.

5 Panggilan tak terjawab
1 Pesan

Zeroun:
Valerie, I'm begging to you. So, please. Tell me the truth to him.

Take Care. xx

Kresna mengumpat kasar, dia langsung menatap Valerie. Ada apa ini?! Mengapa Kresna tidak tau jika Zeroun mendapatkan kontak pribadi sang Kekasih.

Tanpa sadar, Kresna mempererat pelukannya. Ia sangat takut sekali jika Zeroun melakukan sesuatu di luar pikirannya. Zeroun lihai dan licik.

Valerie bergumam, ia lalu bersembunyi di dada Kresna. Sebelum bicara Valerie berdeham, "Zeroun ngasih aku sesuatu sewaktu kamu latihan basket."

Kresna diam. Ia melonggarkan pelukannya.

Valerie membuka mata, ia menatap Kresna. Valerie tau, jika Kresna telah membuka ponselnya. Dilihat dari raut wajah Kresna, ia menyimpulkan jika Kresna ingin penjelasan yang lebih akurat.

Valerie harus menceritakan semuanya pada Kresna.

Karena tidak cukup mendengar penjelasannya dari Valerie, Ia putuskan untuk menemuinya secara langsung. Sejak mengenal Zeroun, ia tidak menaruh kepercayaan kepada Zeroun sama sekali. Semua yang dilakukan oleh Zeroun di mata Kresna salah dan bohong.

Saat Valerie di Sekolah, ia bergegas mengendarai motor menuju Black Dragon. Di sana ia kalut melihat Zeroun sedang meminum kaleng bir. Tanpa memperdulikan dimana ia berada, ia memukul Zeroun habis-habisan.

Para anggota Black Dragon sempat ingin membalas hantaman Kresna. Namun dihadang oleh Zeroun. Zeroun sepertinya paham mengapa Kresna membabi buta. Instingnya kuat, Valerie telah memberi tahu kebenarannya.

Kresna berontak saat kedua tangannya dipegang erat oleh anggota Black Dragon. Hanya satu pukulan yang dilayangkan Zeroun. Lalu Zeroun memberi isyarat untuk ke ruangan yang lebih privasi.

Dan di sinilah Zeroun serta Kresna berada. Di sebuah ruang yang dimodifikasi layaknya sebuah kamar pribadi.

"Lo tau sendiri, gue punya prinsip yang dipegang erat sendari dulu." Zeroun duduk di sofa lusuh, "Uang dan attitude."

Kresna diam, mengambil rokok di jas Sekolahnya.

"Tulip dalang semua ini." jelas Zeroun menatap tegas mata Kresna. Ia mengatakan dengan jujur. "Dia menjadi pemasok kedua sumber daya kekayaan gue selama ini, Kresna. Dia yang memberi gue perintah. Dia juga memberi gue jaminan yang cukup membuat gue tergiur. Dia yang buta akan siapa dirinya. Dan dia lupa, kalau gue bisa aja bilang kebusukannya ke Valerie."

"Tulip?" Kresna tetep kekeh sama pendiriannya. "Nggak percaya. Dia nggak sebejat lo."

Zeroun tertawa, "Harusnya lo sadar kenapa gue nyari masalah sama lo terus, Kresna. Gue nggak akan datang kehadapan lo kalau nggak ada yang mancing. Bukannya lo tau sendiri, gue akan datang kalau lo buat masalah sama gue atau hal lain."

Kresna mencerna setiap kata yang diucapkan Zeroun. Benar, Zeroun tak pernah datang jika tak diundang.

"Semenjak di Perkemahan, gue tau siapa Valerie. Tulip bantutin kalian. Dan gue ada di sana. Sisi jahat Tulip baru ketemu saat itu. Dan dari situ juga, gue kerja sama. Dia mau kalian hancur, sedangkan gue butuh uang tambahan."

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang