68. Let's Go!

1.4K 128 46
                                    


Valerie terkekeh melihat Kresna yang melepaskan jas secara kasar lalu ia lemparkan ke atas sofa. Kresna juga membuka sepatu sembarangan membuat Valerie harus merapihkan ke tempat sepatu.

Sepanjang jalan ketika mereka pulang, Kresna tak menggubris ataupun membuka suara, begitu pula saat tiba di Apartemen.

Selagi menunggu Kresna membersihkan tubuhnya di Kamar mandi. Valerie menyiapkan celana pendek saja, karena selama ini ia sudah mengetahui kebiasaan Sang Kekasih. Kresna tak pernah menggunakan baju saat tidur. Pasti bertelanjang dada.

Valerie mendekat ke arah Kresna setelah keluar kamar mandi, menangkup kedua pipinya lalu ditekan sehingga bibir seksinya menjumbul. Valerie mengecupnya pelan, "Jangan marah-marah."

Kresna mencak-mencak sesaat Valerie sudah masuk kamar mandi, mengumpat karena ia tak tau apa yang terjadi antara Taksa, Auris, dan Valerie.

"Apa dia nggak sadar kalau gue butuh penjelasan?"

Kresna menatap sebal ke pintu kamar yang tertutup rapat, "Bisa-bisa mereka lakuin di hadapan gue. Di hadapan gue aja bisa senekat itu. Apalagi di belakang."

Wait! Di belakang?!

Kresna mengacak-acak rambutnya berantakan, bagaimana bisa Taksa sama Valerie bermain api dengan dirinya?! Astagaaa! Dia mengapa harus cemburu hanya karena seorang Taksa? Apa yang bisa menandinginya?!

Kresna menendang angin, ia sandarkan punggung pada dinding ranjang. Kresna tetap memasang wajah dingin saat Valerie keluar dari Kamar Mandi.

"Aku tau kamu marah soal Taksa tadi, Tiger." kata Valerie mengeringkan rambut menggunakan handuk, "Kamu juga nggak mestinya overthiking kayak gini."

Apa?! Apa yang dibilangnya?! Jelas Kresna naik pitam, "Nggak overthiking gimana? Kamu sama Taksa kayak gini nggak sekali dua kali, Kitten."

Valerie menyimpan handuk di gantungan, ia mendekat membuat Kresna menelan ludahnya. Meksipun ia menaruh rasa kesal, tapi melihat Valerie seperti ini membuatnya lemah tak berkutik. Mengapa Valerie harus memakai tanktop hitam dan celana dalam saja?

Kelemahan Kresna tentu saja Valerie.

Hingga Valerie duduk diatas pangkuannya, membuat Kresna menggeram. Valerie mengecup bahu tegap Kresna, memeluk leher Kresna. Mereka saling tatap, "Taksa punya alasan kenapa nggak cerita ke kamu ataupun Albar."

"Jadi, kamu tau segalanya tentang dia?"

"Tiger..." Valerie mengelus dada Kresna, "Taksa pergi ke rumah Tulip."

"APAAAA?!"

"Tuhkan.... Taksa nggak mau kamu bereaksi kayak gini. Aku sama Auris bahkan yang bujuk Taksa buat bawa dia ke lamaran tadi. Kita sepakat buat nggak cerita ke kalian semua, terlebih ke kamu."

"Lo gilaaa?!"

Valerie semakin mempererat pelukannya, "Aku udah tekankan bukan? Tulip nggak sepenuhnya salah. Kita juga salah."

"Tapi, Tulip hampir bunuh lo, Valerie!"

Kresna tak tinggal diam, ia marah. Dimana letak otak Valerie? Begitu mudah memaafkan orang yang hampir melayangkan nyawanya, Apa dia tidak waras?! Bahkan Tulip mengkhianati pertemanan mereka.

"Hampir, 'kan? Bukan udah." Valerie menyimpan kepalanya diceruk leher Kresna, "Aku tau kamu nggak akan pernah setuju soal ini. Itu sebabnya mengapa Taksa memilih cerita ke Aku dan Auris, Tiger."

"Udah jelas, gue nggak akan setuju."

"Tulip bebas tanpa syarat."

"Hahhh??!" Kresna melepaskan pelukan, matanya melotot tak percaya sekaligus tak terima, "Dia udah buat lo terluka! Dia nodongin pistol! Dia khianati lo, Valerie! Lo kenapa main bebas-bebasin dia aja?!"

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang