8. Dance With You ✓

2.9K 168 3
                                    


Setelah penampilan tim Cheersleader, Auris mendekat ke Valerie yang sedang menunggunya di kursi kayu panjang.

Valerie tersenyum, dia memberikan air putih sekaligus handuk kecil.

"Gue nggak yakin pas lo chat gue kalau lo bakal nyusul kesini." Ia menerimanya seraya duduk, "Benar-benar manusia nggak patuh aturan.'

"Terimakasih, Valerie." Celetuknya tanpa natap Auris,"Sama sama, Aul." Lanjutnya.

Auris tertawa, dia mengecup pipi Valerie. Kebiasaan yang paling Valerie benci. "Ckck! Dah gue bilang, jangan cium gue!" Ia ngelap kasar pipinya.

Auris tidak memperdulikan protes dari Valerie. Dia meneguk air hingga setengah botol, "Your prince nggak marah lo kesini?"

"Nggak."

"Kok bisa?"

"Ya, karena dia sayang adik sematawayangnya."

Auris langsung mual mendengar ucapan Valerie, "Brother complex!"

Valerie terkekeh, dia membawa Auris untuk ikut ke arahnya. Bukan Valerie jika tidak menikmati Pensi. Tiap tahun pasti Valerie akan berdiri di barisan depan.

Musik yang dibawakan Hivi membuat badannya bergoyang saat band mereka  meng-cover lagu Kopi Dangdung.

Valerie lepas kontrol, tubuhnya bergerak hingga membuat sebuah lingkaran kecil untuk mengelilingi Valerie.

Valerie selalu menjadi center di Pensi tahunan sekolah.

"Tarik! Mang!" Teriak Valerie, bahkan Auris saja mengikuti gerakan badan Valerie. Banyak pria yang membondong-bondong untuk dekat dengan Valerie.

Cewek kegantelan, si Danish dan antek-antek slalu mencari perhatian agar ia terlihat seperti Valerie.

Albar menatap Valerie dari tempat mereka berdiri, "Gue ada ide."

"Ide lo nggak akan berguna." Ketus Kresna tak peduli. mereka hanya berdiri di atas kursi sambil memakan popcorn, tatapannya menatap Valerie yang sedang joget.

"Selagi nunggu Taksa prepare buat perfomnya nanti. Gue tantang lo."

Kresna mengerutkan jidatnya, menatap penuh selidik.

Kenapa Taksa pakai ikut berpartisipasi di acara Pensi? Kenapa dirinya harus terjebak dengan manusia otak udang! Ah anjing!

"Disana Valerie." Albar nunjuk ke kerumunan. "Samperin, lalu ajak dance."

"GILA!'

Albar terkekeh, "Yang katanya nggak takut siapa-siapa, ternyata lo takut ke cewek modelan Valerie." Dia menatap remeh, "Cemen lo.'

"Apa lo bilang?!" Sentak dia melepas almamater sekolahnya, membuang popcorn sembarangan, "Gue terima tantangan lo!" Dia melemparkan almamater tepat ke wajah Albar.

Albar memekik, tapi dia senyum kemenangan. Menggantungkannya di bahu kiri. Ia melihat Kresna sudah mulai mendekati kerumunan, seketika kerumunan memberi jalan untuknya.

Hivi selesai membawakan Kopi Dangdut, semua mendesah kecewa. Namun Kresna berjalan ke arah panggung, berbincang dengan panitianya.

"Karena ada permintaan dari salah satu Murid tertampan di Skyhigh dan para guestar sedang beristirahat sejenak." Pembawa Acara mengintruksikan, "Mari kita nikmati musik bersama DJ ALBAR!"

Sontak para Murid berteriak meriah, suara ricuh dari tepuk tangan membuat Albar terbatuk-batuk, "Bajingan emang! Gue mau hidup tenang!'

Semua berpusat ke Albar dengan teriakan untuk maju ke atas Panggung. Dengan berat hati, tatapan nggak bersahabat menusuk ke Kresna, ia jalan.

"Bajingan! Ngentot!" Albar memukul kepala belakang Kresna di pinggir Panggung

Kresna ketawa, "Seperti biasa."

"Males, anjing!"

"Bodo amat!"

Kresna meninggalkan Albar, sedangkan Albar mengambil alih panggung. Tatapannya ke arah Kresna yang mendekat ke belakang tubuh Valerie.

Albar mulai memainkan alat elektrik dengan lihai. Mereka berteriak senang.

"Teruntuk kalian! Have too much fun!" Teriak Albar.

Alunan musik Remix dipadupadankan dengan lagu Lost in The Wind.

Kresna tanpa aba-aba mengangkat tubuh Valerie dari belakang, dibawa ke tengah kerumunan.

Valerie memekik, Kresna membalikan tubuh Valerie. Tetap memegang pinggangnya. Valerie mengedipkan mata dua kali. Seraya meyakinkan diri jika di hadapannya sekarang adalah Kresna Nelka.

Mereka hanya saling tatap, memberikan anggukan singkat. Seolah mereka tau apa yang mereka kirimkan lewat tatapan itu. Dan benar saja, gerakan kaki menjadi bukti kuat jika mereka terikat batin.

Mundur, memutar, dan maju. Mereka nyaman melakukannya, senyuman mereka saling terpancar. Kresna sering memeluk pinggang Valerie, bahkan menjatuhkan kepalanya di bahu Valerie.

"Whoaaa! Pasangan fenomenal!" Teriak Albar semakin semangat.

Mereka bersorak melihat Valerie dan Kresna, sampai akhirnya ikut gabung untuk mengikuti gerakan.

Auris saja tidak percaya apa yang dilakukan oleh sahabatnya. Saling bersentuhan, tatapan mereka, serta gerak tubuh mereka.

Dance di tutup dengan Kresna menahan tubuh Valerie, mereka membungkuk. Valerie memeluk leher Kresna. Tatapan mereka jatuh ke bibir. Bayangan tadi sebelum dance, masuk tanpa permisi. Lidah mereka membelit, kecupan, desahan, serta geraman mereka di belakang Sekolah. Shit!

"Wah wah wah!" Danish ingin memisahkan mereka namun ditahan oleh murid Skyhigh.

"Anjing! Valerie!"

Valerie berdehem, lalu ia sadar alunan musik telah berhenti. Dengan cepat ia melepaskan pelukan Kresna.

Danish pun berontak, ingin menghajar wajah cantiknya. Valerie menatap Danish, menyeringai, "Kalah Start!" Lalu ia meninggalkan kerumunan.

Kresna hanya diam, melihat kepergian Valerie.

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang