C h a p t e r ~ 02 √

44.9K 3.1K 26
                                    

HAPPY READING

CMIIW~

••••

Vella bangun dari tidur nyenyaknya saat alarm ponsel berbunyi cukup keras. Sengaja gadis itu memasang alarm satu bulan belakangan ini karena ia tidak boleh bangun telat dan melupakan kewajibannya sebagai umat muslim beserta seorang istri.

Gadis itu mematikan alarm yang masih senantiasa mengganggu gendang telinganya. Ia bangkit setelah duduk terdiam terlebih dahulu untuk mengumpulkan nyawa yang berserakan di alam mimpi tadi. Ia pun memakai sandal rumahnya, dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka, menggosok gigi dan mengambil air wudhu.

Selesai sholat, Vella keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Kegiatan seperti biasanya, yaitu memasak akan ia lakukan. Ia akan masak setiap selesai sholat agar tidak telat jika nanti akan sekolah. Rumah besar ini, tak ada satupun asisten yang dipekerjakan. Hanya Vella, gadis itu sepenuhnya yang membersihkan ruangan beserta halam rumah, memasak untuknya dan Arion, walapun sering tertolak, beserta mencuci pakaiannya dan pakaian Arion.

Walaupun awalnya saat tinggal beberapa Minggu di rumah ini Vella selalu mengeluh, karena biasanya saat dulu sebelum menikah, ia hanya mencuci pakaiannya sendiri, berberes pun hanya membereskan kamar. Selebihnya pasti asisten rumah tangga yang akan bekerja. Soal memasak, Vella cukup ahli karena ibunya dan bibi Ji--pembantu di rumah Vella selalu mengajari Vella memasak berbagai macam masakan, dan cara membuat kue. Walaupun Vella belum sepenuhnya bisa memasak semua, tapi Vella sudah bisa membuat masakan yang ia masak menjadi lezat.

Vella mencepol rambutnya sebelum memulai kegiatannya. Piyama hitam belum ia ganti karena ia akan mandi setelah masak. Vella membuka kulkas mencari bahan masakan yang akan ia olah. Hanya ada potongan daging ayam beserta sayuran lainnya.

Mungkin, Vella pikir ia akan membuat sop ayam. Walaupun sudah lama tak pernah membuat masakan itu, tapi Vella masih ingat apa saja yang diperlukan dalam mengolahnya. Gadis itu pun memulai kegiatan memasaknya dengan mensisik kulit wortel dan memotongnya menjadi potongan-potongan bulat.

Puluhan menit berlalu. Kini Vella sudah selesai dan menaruh sop yang ia masak ke dalam mangkuk berukuran lumayan besar di atas meja makan. Nasi beserta air minum sudah ia siapkan. Dirinya tinggal mandi dan membangunkan Arion yang tak mau dibangunkan terlalu pagi.

••••

"Arion, bangun. Udah siang ini, kamu harus sekolah." Vella menarik tirai jendela kamar Arion agar sang empu yang tengah tertidur pulas itu segera bangun.

Vella kira dengan pergerakan dari Arion menandakan bahwa cowok itu akan bangun. Tapi nyatanya salah, Arion malah hanya berbalik membelakangi jendela dan kembali mencari sisi kenyamanan.

Vella mendengkus geli. Ia berjalan mendekat walaupun ada keraguan. Tangannya terulur ke bahu cowok yang sudah menjadi suaminya itu, ia menepuk pelan bahu Arion dan memanggil nama cowok itu berulang.

"Arion ... Arion bangun. Udah hampir telat nih," ucap Vella.

Arion yang merasakan bahunya disentuh pun menggerakkan bahunya kencang agar tangan yang ia tahu siapa pemiliknya segera menjauh.

Vella tersentak kaget mendapati perlakuan itu. "Bangun, jangan tidur terus." Gadis itu menarik bed cover yang sudah menjuntai menyentuh lantai. Dilipatnya selimut tebal bewarna hitam itu, dan diletakkannya di atas kasur.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang