C h a p t e r ~ 26 √

30.3K 2.1K 13
                                    

Hai!

Semoga harimu menyenangkan ya!

Selalu semangat buat jalani hari, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur.

HAPPY READING

CMIIW~

••••

Arion duduk di kursi penumpang dengan wajah tenangnya. Hari ini dirinya dan Frans akan pulang menuju Jakarta setelah landing dari bandara Soekarno-Hatta.

"Tuan, apa Anda ingin mampir sebentar?" Frans bertanya pada Arion.

"Ke mana?"

"Mungkin, restoran? Anda tidak lapar, Tuan?"


"Tidak. Apakah kau lupa saat di pesawat tadi kita berdua sudah makan, Frans."

Frans tampak terkekeh. "Saya lupa. Ah, tapi makanan itu sangat sedikit."


"Apa porsi makanmu banyak?"

Pria paruh baya yang tengah menyetir itu mengangguk. "Makan sedikit itu sangat menyiksa perut."

Arion mendengkus. "Jika kau ingin mampir untuk makan, maka mampirlah sebentar. Aku tidak ingin kau kelaparan dan membuat kita celaka karena kau tidak fokus menyetir," kata Arion.

"Saya sudah ahli menyetir dalam keadaan apapun, Tuan. Anda tidak perlu khawatir."

"Aku justru khawatir setelah kau mengatakan itu, Frans."

Keadaan pun hening. Frans fokus pada apa yang dilakukannya dengan stir dan gas mobil, sedangkan Arion menyandarkan punggungnya ke jok mobil dengan bibir yang sedikit terangkat. Ah, ia sungguh tak sabar ingin pulang ke rumahnya, dan ingin tahu bagaimana keadaan Vella di sana setelah ditinggal beberapa hari.

Entahlah, perasaan yang tak sabar itu kenapa bisa tertuju pada Vella.

Saat tengah termenung, Frans kembali berbicara dengan nada suara yang sedikit berbeda.

"Tuan, mobil yang kita tumpangi apakah milikmu?"

Arion merubah posisi menjadi duduk tegak. "Bukan. Ayahku yang mengirimkan mobilnya. Mobilku masih di rumah."

Saat hendak pulang tadi, Arion sempat menelfon ayahnya agar mengirimkan mobil ke bandara untuk dikendarainya sendiri ke rumah. Namun, mengingat ada Frans, Arion pun menyuruh Frans untuk ikut bersamanya, tetapi Frans mengusulkan agar dirinya lah yang menyetir karena tak enak dengan anak atasannya itu.

"Tapi, Tuan ...."

Cowok dengan stelan jas formal itu mengeriyitkan kening. "Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi pias begitu?"

"Rem mobilnya tidak berfungsi."

Arion tampak terkekeh. Frans tengah bercanda disusana hatinya yang tengah ceria karena tak sabar ingin pulang. "Kau tak pandai bercanda, Frans."

"Tuan, tolong. Saya tidak sedang bercanda. Rem mobilnya sama sekali tidak bisa menjaga kelambatan jika saya injak."

"Konyol." Arion menyandarkan kembali punggungnya. Merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Frans.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang