C h a p t e r ~ 43 √

27.6K 2.1K 41
                                    

HAPPY READING

CMIIW~
••••

25 panggilan suara tak terjawab dari Arion.

Vella menghela nafasnya gusar. Ada apa dengan Arion? Apakah cowok itu ingin membicarakan suatu hal yang penting sehingga menelfonnya berkali-kali.

Kini Vella sudah berada di rumah. Ia menyuruh Galang mengantarkannya sampai di komplek. Dan saat masuk ke rumah tadi, ia langsung disuguhi tatapan datar Chelsi yang tengah duduk di ruang televisi.

Setelah berbincang sedikit dengan Chelsi, Vella pun segera masuk ke dalam kamarnya. Berniat membersihkan diri. Setelah itu, ia akan mengatur masalah Arion. Vella sedikit merasa bersalah. Ia sudah berbohong. Dan lagi, ia mengabaikan telfon dari suaminya itu.

Usai mandi dan memakai kimononya. Vella duduk di atas kasur. Rambutnya yang habis ia keramasi kini dibalut dengan handuk. Jarinya mengetik kode lookscreen, dan menuju room chatnya dengan Arion di WhatsApp.

Vella

Arion? Kenapa telfon aku?

Baru saja terkirim, pesan langsung dibaca oleh Arion. Lalu tak lama, bukannya menerima sebuah balasan pesan, tetapi malah sebuah panggilan video masuk.

Vella menggigit bibir bawahnya. Ia masih menggunakan kimono. Tetapi tak apa, semua tertutup. Hanya leher dan wajah saja yang ketara.

Arion tumben sekali mengajaknya video call. Daripada berlama-lama menimbang, Vella akhirnya mengangkat. Tak lama, terpampanglah wajah suaminya yang tampan itu kini terlihat semrawut dengan rambut yang acak-acakan.

"Lo ke mana aja, sih?!" semprot Arion di seberang sana.

"Astaga. Baru juga diangkat. Aturan salam dulu."

"Udah terlanjur emosi!"

Vella terkekeh. "Emosi kenapa? Maaf ya tadi gak angkat telfonnya."

Terlihat Arion di seberang sana tengah mencibir. Cowok itu pun menatap Vella datar.

"Asik banget ya berduaan sama orang lain sampe telfon gue aja diabain."

"Kamu ngomong apa sih, Arion? Siapa juga yang berduaan."

"Lo bohong, kan?"

Vella mengerutkan keningnya. "Bohong? Bohong masalah apa?"

"Lo bohong pasal lo yang pergi ke toko buku."

Deg.

Vella langsung bungkam dengan mata yang menatap objek lain di dalam kamarnya.

"Nggak lah. Aku beneran ke toko buku," sangkal gadis itu.

"Iya toko. Tapi toko kue." Jawaban Arion membuat Vella tersentak. Bagaimana Arion bisa tahu? Padahal Arion tengah berada di Padang.

Arion yang melihat Vella diam pun membuang nafasnya. Ia menatap Vella intens dari seberang sana.

"Gue sengaja tanya lo di mana tadi. Buat mastiin, apa lo bakalan bohong atau jujur. Tapi nyatanya lo pilih sesi pertama. Apa susahnya jujur? Gue gak akan marahin lo."

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang