HAPPY READING❤
CMIIW~
••••
Pagi ini Vella berangkat sekolah disusul oleh Galang. Galang datang ke rumahnya hanya untuk menawari tumpangan. Sebenarnya Vella sempat menolak, mengingat Arion dan Chelsi yang mengatakan bahwa ia harus menjauhi Galang. Tetapi melihat Galang yang bersikukuh, Vella pun akhirnya pasrah.
"Vell. Lo mau gak pulang nanti temenin gue?" tanya Galang yang masih menyetir motor.
"Temenin ke mana, Lang?"
"Ke toko kue. Gue mau beli kue buat mama."
Kedua alis Vella terangkat. "Tante Sinta ulang tahun?"
Galang mengangguk. "Yap, lo bener. Gimana, mau nemenin 'kan? Gue gak tau kue yang enak itu kayak gimana. Dan mama sukanya rasa matcha."
Vella tampak menimang. Akhirnya dia pun mengangguk. Tak salah dirinya menemai Galang, daripada cowok itu asal beli kue dan berakibat mamanya yang tak suka. "Oke. Gue temenin."
Galang tersenyum lebar. Ia senang Vella mau menemaninya.
Lalu motor yang dikendarai Galang berbelok ke arah gerbang sekolah yang untungnya masih terbuka. Galang pun memarkirkan motornya pada parkiran yang kosong. Disusul Vella yang turun dari motor sahabatnya itu.
Vella mengembalikan helm Galang yang ia gunakan, Galang menerima dan mengaitkannya pada kaitan jok belakang.
"Masuk, yuk!" ajak Galang. Vella mengangguk. Mereka berdua pun berjalan beriringan.
Suasana koridor tampak ramai. Pasalnya bel masuk akan berbunyi sebentar lagi. Galang merangkul pundak Vella dan mengusap pucuk kepala gadis itu disertai dengan senyumannya.
••••
Arion tengah duduk di sebuah kursi kerja yang berada di ruang kerja Wiratama company milik Adinata.
Setelah bertemu dengan beberapa rekan dari berbagai perusahaan, lalu sedikit berbincang tentang pembangunan sebuah hotel yang akan ditepatkan di kota Bandung. Memang tujuannya ke sini adalah dikirim oleh ayahnya untuk membahas masalah pemasaran serta pembangunan hotel.
Ia menatap laptop dengan satu tangan yang menompang di atas meja. Bosan. Ia rasanya ingin pulang. Masih satu hari saja, ia merasa sangat suntuk. Jika disuruh memilih, Arion memilih menjahili Vella di rumah. Dan membuat anak. Eh?!
Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
Pintu terbuka menampakki Frans dengan stelan jas formalnya. Pria paruh baya itu masuk tak lupa kembali menutup pintu.
"Maaf mengganggu, Tuan."
Arion menengadah. Ia menatap Frans dengan tatapan bertanya.
"Ada apa?"
"Seorang presiden direktur dari perusahaan Maldev ingin bertemu dengan Anda saat ini."
Alis Arion mengerut. Ia bingung, siapa presiden direktur itu? Walaupun tadi sempat berkenalan dengan beberapa rekan, tetapi Arion sama sekali tak berniat untuk menghafalkan namanya.
"Biarkan dia masuk, Frans."
Frans mengangguk. Pria paruh baya itu pun melenggang pergi untuk menuju keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...