HAPPY READING❤
CMIIW~
••••Hari sudah malam dan Vella baru saja pulang ke rumah miliknya dan Arion. Wanita itu habis pulang dari rumah sakit diantarkan oleh Chelsi. Selain mengantarkan Vella ke rumah sakit, Chelsi juga menunggu wanita itu hingga sadar. Vella tak menyangka, Chelsi sama sekali tidak membencinya seperti kebanyakan siswi lainnya. Gadis itu menjadi gadis pertama yang mengatakan bahwa dirinya tak salah, Chelsi percaya jika Vella dijebak.
Chelsi juga mengatakan pada Vella bahwa jangan khawatir masalah peristiwa tadi menyebar sampai keluar sekolah. Chelsi akan bertemu dengan kakek Arion, dan membicarakannya baik-baik. Membujuk agar kakek Arion tidak mengeluarkan Vella dari sekolah. Dan membungkam semua murid sekolahan agar tak lagi membesar-besarkan masalah tadi.
Vella amat bersyukur begitu Chelsi sangat baik padanya. Setidaknya masih ada satu orang yang peduli.
Wanita itu sedikit terkejut begitu masuk ke dalam rumahnya. Di sana ia mendapati Arion yang tengah menghadap laptop. Cowok itu menggunakan baju santai. Vella kira ia akan di rumah ini sendiri karena Vella tidak ingin kembali ke rumah ayahnya sebab takut akan dimarahi dan Vella masih membutuhkan waktu.
Tubuhnya penat, dan kepalanya cepat pusing. Ia menatap Arion yang sama sekali tak menoleh ataupun sekedar melirik. Vella tahu, Arion pasti sadar akan kehadirannya di rumah.
Vella menghela nafasnya pelan. Ia akan masuk ke kamarnya. Dia tak ingin mengganggu Arion yang mungkin sedang mengerjakan urusan kantor.
••••
Setelah berendam di dalam bath up beberapa menit serta merilekskan pikirannya. Kini Vella sudah siap dengan piyama tidur. Vella tidak ingin menangis lagi dan menambah beban pikiran.
Wanita itu merogoh ransel birunya, mengambil sebuah benda kecil dan note. Ia duduk dan mulai menulis sesuatu di note tersebut, sedikit tersenyum karena membayangkan raut bahagia Arion ketika tahu Vella memberikannya sebuah hadiah meskipun tengah dilanda masalah saat ini.
Kata demi kata sudah tertulis rapih. Vella bangkit seraya berfikir di mana ia akan meletakkan hadiah tersebut. Ketika muncul sebuah ide, ia menghampiri meja nakas. Meletakkan hadiahnya dan note tadi yang tak ia lipat. Lalu ia mengambil peci Arion untuk meletakkannya di samping note tersebut. Ia yakin, Arion akan membutuhkan peci itu karena mungkin akan sholat isya. Dan Vella akan menebak jika nanti Arion pasti melirik note yang ia tulis.
Vella bergegas turun untuk menemui Arion. Tetapi sebelumnya ia berbelok ke dapur terlebih dahulu untuk mengisi perutnya yang sedari tadi pagi meronta-ronta tak ia isi nasi. Karena itulah Vella jatuh pingsan.
Sembari menunggu nasi matang, Vella membuatkan Arion segelas kopi hitam. Arion pasti butuh kopi agar menyegarkan mata dan pikiran cowok itu.
Setelah kopi siap, wanita itu mengantarkan kopi tersebut ke ruang tamu. Vella tak lupa memasang senyumnya, menutupi kesedihan yang belum juga hilang karena Arion belum memaafkannya.
"Arion, aku bikinin kopi buat---"
Dug.
Mata Vella membulat begitu kakinya tersandung kaki sofa dan membuatnya limbung ke depan. Kopi yang ia bawa tumpah membasahi berkas terbaluti map milik Arion yang tengah fokus menatap laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...