C h a p t e r ~ 44 √

28.8K 2.1K 57
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~
••••

Vella masuk ke dalam kamarnya setelah menonton televisi bersama Chelsi. Ia akan bersiap untuk tidur. Besok ia akan kembali beraktifitas.

Chelsi tidur di kamar Arion. Sepertinya, hanya Chelsi anggota keluarga Arion yang tahu bahwa dulu Vella dan Arion menjalankan rumah tangga tak seperti suami istri yang saling menyayangi. Mungkin, Arion sudah bercerita pada gadis itu.

Usai gosok gigi, mencuci tangan serta kaki. Vella naik ke atas kasur. Menarik selimut dan menatap langit-langit agar segera tidur. Tetapi, nyatanya tak bisa.

Vella menghembuskan nafasnya pelan. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi Arion. Meminta maaf pada cowok itu. Vella tak bisa tidur jika dalam dirinya masih ada rasa bersalah.

Lama tak ada sahutan dari sana. Vella tetap berusaha. Ia yakin, Arion belum tidur. Atau mungkin, Arion tengah sibuk.

Tiga kali telfon tak terjawab, dan kini Vella berusaha untuk mencoba yang ke empat kalinya. Panggilan video berdering, tapi Arion sama sekali tak mengangkat. Hingga, kamera yang semula memperlihatkan wajah Vella, kini berubah menjadi suasana ruang gelap disertai munculnya Arion yang hanya menampakkan setengah wajah.

Keduanya saling tatap. Vella melihat Arion yang tengah menidurkan kepalanya di bantal. Sepertinya Arion juga mau tidur.

"Arion. Belum tidur?" Vella bertanya basa-basi.

Arion tak menjawab. Ia hanya menatap Vella dalam diam.

"Aku minta maaf karena udah bohong sama kamu. Aku bingung tadi mau bales apa. Takut kamu marah pas aku bilang kalo aku lagi sama Galang."

Tetapi sama saja. Arion masih saja tak membuka suara. Vella merasa bersalah. Ia ingin Arion mengatakan sesuatu padanya.

"Arion. Kamu gak mau maafin aku?"

"Kenapa diem aja?" tanya Vella lagi.

"Kamu udah ngantuk, ya? Kalo gitu, aku minta maaf juga udah ganggu waktu tidur kamu."

"Aku matiin telfonnya. Selamat malam."

"Don't turn off the phone."

Vella mengurungkan niatnya untuk mematikan telfon. Ia tersenyum melihat Arion yang akhirnya bersuara.

Terdengar helaan nafas di seberang sana. Lalu Arion nampak mengusap wajah serta menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangannya.

"Gue gak mau berharap banyak. Cukup lo jadi istri gue. Terima cinta gue, dan nurut sama gue itu udah cukup. Tapi nyatanya, buat nurut aja lo susah. Gue gak akan maksa, karena gue tau. Apapun tindakan yang bakal dilakukan dengan paksa bakal berujung gak menyenangkan. Mau lo deket sama Galang, sekarang terserah lo. Gue sebagai suami udah berusaha buat ngingetin. Dan sekarang, gue serahin semua sama lo. Lo mau ambil tindakan apapun, gue gak akan bantah itu."

Vella terdiam mendengarkan kalimat panjang yang diucapkan Arion. Ia merasa Arion kecewa padanya saat ini.

"Arion ... apa kamu kecewa sama aku?" tanya Vella dengan tatapan melemahnya. Ia bisa mendengarkan nada bicara Arion yang berbeda.

"Buat saat ini. Gue masih bisa tahan rasa kecewa gue. Tapi buat selanjutnya, gue gak tau."

"Maaf." Hanya itu yang bisa Vella katakan sekarang.

"Simpen kata maaf lo. Lo terlalu boros gunain kata itu."

Vella menatap Arion dengan sendu. Apakah itu artinya Arion tak mau memaafkannya?

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang