C h a p t e r ~ 36 √

31.2K 2.3K 27
                                    

HAPPY READING

CMIIW~

••••

Saat ini, Vella serta kedua sahabatnya tengah berada di kantin sembari menikmati makanan yang mereka pesan. Banyak bangku yang penuh membuat mereka hanya bisa duduk di satu kursi panjang yang muat empat orang.

"Lo hari Jum'at mau ikut nggak, Vell?" tanya Galang membuat Vella yang tengah memakan baksonya menoleh.

"Ikut ke mana?"

"Sekolah kita mau tanding basket di sekolah tetangga. Ya walaupun bukan cuma basket sih, ada lomba lainnya."

"Loh, emang ada hari sepesial?"

"Hari ulang tahun SMA LIONTIN yang ke 61 tahun," sahut Karisa.

Vella munggut-munggut. Ia lupa, dulu memang SMA LIONTIN selalu mengundang sekolah mereka jika tengah memperingati hari ulang tahun sekolah. Dan tak ayal, SMA itu pun menggelar berbagai lomba serta bazar yang akan dilakukan di sekolah tersebut.

"Gue kurang tau. Mungkin gue ngikut kalian aja," kata Vella.

"Nanti lo berangkat bareng gue aja," usul Galang. Karisa sontak tak terima.

"Vella bareng gue lah! Enak aja gue mau ditinggalin sendiri gitu?" sungutnya kesal.

"Gue bawa motor, dan otomatis gue bisa gonceng Vella. Lah lo bawa apa? Lo aja berangkat dianterin bokap lo."

Vella yang berada di tengah-tengah kedua sahabatnya itu hanya menghela nafas. Ia tak mau hanya masalah kecil saja membuat perdebatan menjadi-jadi.

"Gue bakal bawa mobil lah! Biar kita berdua gak kepanasan, yakan, Vell?" Karisa menaik turunkan alisnya.

"Dih, emang lo bisa bawa mobil? Pertama lo bawa aja nabrak gerbang sekolah. Malu-maluin."

Karisa memukul lengan Galang dari belakang punggung Vella. Tak hanya memukul, ia juga memberikan cubitan bertubi-tubi pada lengan cowok ngeselin itu.

"Gue heran. Lo sahabat gue bukan sih? Perasaan gak ada bagus-bagusnya gue di mata lo. Selalu aja ngerusak mood gue. Heran deh," ujar Karisa.

Galang hanya mendengkus. "Gue memang bukan sahabat lo, gue cuma sahabatnya Vella," ucap Galang sembari mengacak rambut Vella yang berada di sebelahnya.

Vella hanya diam. Ia tak mau menanggapi. Lebih baik ia segera menghabiskan bakso yang ia pesan daripada larut dalam mendengarkan debatan sahabatnya.

"Jadi, gimana? Lo mau kan bareng gue?" Galang maju menatap Vella yang tengah fokus mengunyah.

Vella terdiam. Ia bingung harus pilih Karisa atau Galang. Ia tak mau jika memilih satu di antara mereka pasti satu yang lainnya merasa tak terima.

"Gue bakal bareng---"

"Vella bareng gue."

Tiga manusia yang berada di meja kantin itu sontak mendongak menatap gadis berambut coklat terang yang baru saja datang dengan menyela.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang