HAPPY READING❤
CMIIW~
••••
Menghembuskan nafas berkali-kali seraya menyandarkan punggungnya pada jok mobil. Vella menatap pintu rumah mertuanya itu dengan bosan. Dirinya hampir satu jam menunggu Arion untuk pulang tetapi urung karena cowok itu mendadak disuruh ke ruang kerja ayahnya. Leon mengatakan ingin berbicara penting dengan Arion, dan Vella yang penasaran hanya bisa diam di dalam sini.
Gadis itu mengambil chiki yang berada di jok belakang. Membukanya dengan malas dan menyumpal mulutnya dengan jajanan tersebut. Dihidupkannya radio agar tak bosan, mengabaikan ponsel yang lebih canggih untuk menemaninya.
Dirinya dan Arion sudah berpamitan dengan mama Arin. Mertuanya sendiri pun kini pergi ke acara arisan. Walaupun sempat memaksa Vella agar menginap lebih lama lagi, tetapi Arion menolak.
Tak lama matanya menangkap tubuh cowok yang ia tunggu baru saja keluar dari pintu rumah. Tatapan cowok itu datar dengan aura dinginnya. Ditambah alis hitamnya yang menukik dan pancaran mata yang tajam.
Cowok itu menuju ke arah mobil. Membuka pintu dan menutupnya dengan kasar membuat Vella terjengkit.
Vella menatap Arion heran. Ingin bertanya, tapi ia urungkan dan memilih untuk diam terlebih dahulu.
Arion menatap Vella sekilas, lalu menghidupkan mesin mobil dan melajukannya hingga keluar dari pekarangan rumah mewah orang.
"Seharusnya nyawa kamu yang hilang, bukan Reyland. Untuk apa dunia ini masih pertahanin orang gak berguna sepertimu, eh?"
Arion mencengkram stir mobil kuat-kuat membuat buku-buku jarinya memutih. Giginya menggeletuk bersamaan dengan rahang yang mengeras.
"Arrgh!"
BUGH!
"Aww ...." Vella meringis saat keningnya membentur dashboard mobil. Mobil sport yang mereka tumpangi kini berhenti di tengah jalan akibat Arion yang baru saja memukul stir mobil dan mengerem mendadak.
Gadis itu menoleh. Ia menatap Arion heran sekaligus takut. Arion nampak menyeramkan dari biasanya. Urat leher cowok itu mengetat dengan wajahnya yang memerah.
"Ke-kenapa?" Kali ini Vella berani bertanya karena tak biasa menatap Arion yang terlihat marah sepeti sekarang.
Dengan dada yang naik turun mengandung emosi. Arion berusaha tenang, tetapi tatapannya berubah menjadi lebih dingin.
"Lo keluar dari sini."
Vella tercengang. Kenapa dirinya disuruh keluar? "Gak, gak mau. Kita mau pulang ke rumah, Arion, kenapa kamu turunin aku di sini? Rumah kita masih jauh," tolak Vella.
"Gue gak suka dibantah. Lo bisa naik angkot."
Lagi, Vella menggeleng keras. Ia mencengkram sabuk pengaman yang membungkusnya berupaya untuk mempertahankan posisi.
"Gue bilang keluar, Vella!"
Gadis itu terkejut. Arion menggertaknya. Memang bukan hal asing lagi. Vella sering mendengar gertakan cowok itu, tapi untuk kali ini berbeda. Ekspresi Arion nampak tak bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...