HAPPY READING❤
•••••
"Lo udah sembuh?"
Vella berbalik saat suara sosok cowok yang ia kenal memasukki gendang telinga. Gadis itu menatap Arion yang berpenampilan sama dengannya, yaitu menggunakan seragam sekolah.
Vella mengangguk. Tangannya memegang tali ransel biru laut yang sudah bertenggar di punggung. "Aku berangkat dulu," pamit Vella setelah dirasa hanya itu yang Arion pertanyakan.
"Diem! Jangan bergerak."
Sontak Vella yang menuruni tangga teras rumah berhenti. Masih belum berbalik, gadis itu menunggu apa yang ingin Arion lakukan. Ia merasa seperti ditahan oleh polisi.
"Lo bareng gue."
Vella mengerutkan kening. "Aku?"
Arion dengan wajah datarnya itu mengangguk. Ia berjalan ke arah garasi, mengeluarkan mobil sport hitam miliknya, dan memanasi mesin mobil itu sebentar.
"Ayo!" intrupsi Arion membuat Vella tersentak dari lamunan yang gadis itu sempat bangun. Vella melamun akibat memikirkan apa yang telah merasuki Arion. Kenapa cowok itu mau mengajaknya berangkat bersama ke sekolah? Ah, Vella tak tahu. Atau mungkin, Arion masih tahap berubah? Jika benar, Vella akan senang, hanya senang bukan sangat.
"Iya." Vella membuka pintu depan mobil. Ia duduk di sebelah Arion yang sudah siap mengendarai.
Vella memangku ransel birunya di paha setelah selesai mengaitkan sabuk pengaman. Perlahan, mobil Arion melaju meninggalkan pekarangan rumah.
Di perjalanan hanya ada keheningan. Vella yang sibuk memikirkan segala pertanyaan. Dan Arion yang hanya diam menatap lurus ke depan jalanan.
Vella melirik Arion sebentar, lalu menghembuskan nafasnya pelan. "Arion?"
"...."
"Kenapa tumben?" tanya Vella memilih to the point.
"Apa?"
"Kenap---"
"Gak papa," sela Arion yang sudah tahu arah pembicaraan gadis itu.
Vella kembali membuang nafasnya. Ia lebih baik diam sembari menatap jalanan. Awan tampak gelap, padahal ini masih pagi. Sepertinya hujan akan turun. Cuaca juga lumayan dingin. Vella menaikkan kaca mobil agar angin tak masuk menembus kulitnya.
Tak terasa, sudah lima belas menit mereka berada di dalam mobil menempuh perjalanan ke sekolah. Mobil Arion kini berhenti tepat pada halte yang lumayan jauh dari area sekolahan. Arion memang sengaja, karena ia tak mau jika orang lain tau hubungannya dengan Vella.
"Makasih," ucap Vella sembari tersenyum simpul. Tangannya hendak meraih pembuka pintu, tetapi Arion menghentikkan pergerakannya.
Cowok itu tampak mengambil sesuatu di kursi belakang. Setelah dapat, Arion mengulurkan Vella sebuah hoodie hitam kesayangannya. Hoodie yang selalu Arion gunakan jika ia tengah bermain.
Vella menatap hoodie itu bingung. "Buat apa?"
"Pake," suruh Arion. Namun, Vella tampaknya masih tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...