C h a p t e r ~ 24 √

30.3K 2.1K 27
                                    

HAPPY READING

CMIIW~
••••

Arion meletakkan koper miliknya di samping kasur hotel yang ia sewa. Penerbangan dari Jakarta menuju New York hampir memakan waktu 21 jam. Badannya yang lelah karena terus berada di pesawat ingin ia istirahatkan, tetapi ia memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Berendam di dalam bath up dengan air hangat sedikit merilekskan sendi-sendi tubuhnya. Matanya ia biarkan terpejam dengan keadaan yang tenang.


Sebelum berangkat, ia memang bersama Frans. Frans adalah salah satu orang suruhan ayahnya yang akan mendampingi Arion untuk melangkah ke perusahaan. Frans juga yang telah mengajari Arion apa saja yang perlu dilakukan jika berada di perusahaan dan menjabat sebagai penerus Grandatama Champions. Arion tak habis fikir, ia hanya ingin mempunyai banyak waktu di rumah, bukan banyak waktu untuk bersusah payah memikirkan perusahaan. Konyol memang dirinya yang tidak berusaha apapun sudah menjadi pemegang saham dan penerus. Tapi perintah dari Leon membuatnya harus tunduk.

Frans sendiri menginap di kamar hotel sebelah kamar Arion. Pria paruh baya itu tak banyak bicara jika tengah bersama dengannya. Bahasanya yang formal membuat Arion pusing sendiri. Apalagi Frans begitu kaku.

Usai merendam diri dan menyegarkan pikiran. Arion keluar dengan handuk yang melilit di pinggang. Rambutnya yang basah membuat tetesan air mengalir di hidung dan berakhir di lantai. Ia mengambil satu handuk lagi untuk mengusap rambutnya, lalu berjalan menuju koper.

Setelah menggunakan stelan baju santai, Arion pun mulai menyandarkan punggungnya di sandaran kasur. Mengambil ponsel dan mulai mengetikkan pesan kepada Elang.

Arion tak tahu, di Jakarta sana masih pagi atau malam.

Arion

Gue udah nyampe di New York.

Elang

Apa hubungannya sama gue?

Aturan lo bilang ke bini lo, bukan gue goblok.

Arion

Gimana? Lo udah ngelakuin apa yang gue suruh?

Elang

Lo tenang aja. Gue anter jemput dengan selamat sentosa mengantarkan Vella ke depan pintu rumah dan gerbang sekolah.

Arion

Bagus.

Elang

Apaan bagus bagus. Gak guna buat gue. Aturan lo tuh kasih gue duit.

Arion mematikan ponselnya. Ia tak habis fikir dengan Elang. Sahabatnya itu selalu memikirkan uang padahal dia sendiri terlahir dari keluarga yang sangat berada. Hanya saja, Elang terlalu irit menggunakan barang miliknya sendiri dan lebih baik meminjam pada orang lain. Dasar sahabat laknat.

Arion menghela nafas berat. Kakinya ia selonjorkan dengan tangan yang memijat kening.

Ia akan berada di New York kurang lebih tiga hari. Jika memang Arion bisa bekerja dengan baik dan lancar diusahanya yang pertama, maka penerbangan ke Indonesia akan dilaksanakan secepatnya.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang