C h a p t e r ~ 50 √

32K 2K 9
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~

••••

Arion menunggu Vella di parkiran motor. Mereka akan pulang bersama. Ia jadi tak perlu menutupi kedekatannya dengan Vella sekarang. Karena rumor dirinya dan Vella menjalin hubungan berpacaran sudah menyebar. Walaupun sebenarnya rumor itu salah.

Dari kejauhan, cowok itu dapat melihat Vella yang berjalan dengan pandangan menunduk lesu. Gadis itu menghampirinya karena Arion sudah mengabari tadi.

"Lesu banget sih." Cowok itu mencubit gemas pipi istrinya. Vella hanya mencebik.

"Ayo pulang."

Tanpa menunggu lama-lama. Arion mengangguk. Ia mengambil helm milik Vella dan memakaikannya dengan benar. Lalu ia pun memakai helmnya sendiri.

Vella menaiki motor sport suaminya dengan hati-hati. Setelah merasa istrinya duduk dengan benar, Arion menarik tangan Vella agar memeluk perutnya.

"Pegangan. Lesu gitu nanti kamu terbang kebawa angin gimana?"

Vella hanya terkekeh pelan. Jujur, ia tengah malas saat ini. Ini semua karena masalah tadi saat ia menemukan secarik kalimat misterius.

Tak lama, motor Arion keluar dari pekarangan sekolah meninggalkan tatapan iri serta bisik-bisik siswi lainnya. Apalagi, tak jauh dari area parkiran, seseorang tengah mengepalkan tangannya kuat. Ia tersenyum smirk merasa bahwa misinya harus ia luncurkan kembali.

"Arion," panggil Vella saat mereka sudah berada di perjalanan.

"Hm?"

"Apa perlu kita nginep di rumah bunda aja? Aku rasa kita gak aman kalo di rumah kita." Vella menumpukan dagunya pada bahu Arion. Memeluk perut suaminya itu erat.

Arion tampak berfikir. Ia juga membenarkan ucapan Vella. Mungkin, terror akan datang lagi ke rumahnya. Dan lagi, sosok yang menerror itu tidak akan tahu jika mereka akan menginap di rumah Dirgantara.

"Kamu yakin?" Arion memastikan.

Vella mengangguk yakin.

"Yaudah. Habis ini kita beresin baju-baju yang mau dibawa. Kamu mau berapa hari di sana?"

"Kalo bisa lama, gimana?"

"Gak bisa dong, Sayang. Nanti kita ngerepotin bunda sama ayah."

Terlihat Vella mencebik dari pantulan spion. "Sampek aku yakin mau pulang ke rumah, ya?"

Terdiam sesaat, lalu Arion mengangguk. "Jangan sampek berbulan-bulan," peringat Arion.

"Nggak. Kasihan nanti rumah kita dihuni hantu."

Arion tersenyum. Ia mengelus punggung tangan Vella yang bertaut memeluk perutnya. Baru kali ini mereka berada di atas motor berdua dengan posisi Vella yang memeluknya. Arion dulu pernah berharap menginginkan adegan ini, dan sekarang keinginannya terwujud walaupun dengan kondisi Vella tampak tak mood.

"Kamu mau mampir dulu buat cari makan, nggak?"

"Gak mau."

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang