EXTRA PART I √

31.9K 1.7K 45
                                    

Hai!

Sebelumnya, aku minta maaf kalo banyak yang kecewa pasal ending kemarin. Mau gimana lagi? Semua memang udah sesuai rencana awal.

Aku bener-bener harus konsisten sama rencana aku. Jadi, aku gak bisa hidupin lagi Arion ataupun jadiin kemarin hanya mimpi. Mohon diterima dengan lapang dada ya. Luvv! (♡˙︶˙♡)

Sebenernya aku juga uring-uringan liat kalian komen kalo kalian kecewa. Tapi ... ah, sudahlah.

HAPPY READING❤

CMIIW~
•••

"Kak Anala jelek kayak onyet, wlee!"

Anara menatap anak kecil yang tak jauh dari jangkauannya itu dengan mata yang melotot. Ia berkacak pinggang, lalu tangannya mengacung menuding bocah kecil berumur dua tahun lebih yang menyebalkan itu.

"Heh, Bocil. Gue aduin ke Mysha lo ntar. Biar dia gak mau lagi main sama lo!" ancamnya dengan sengit.

Ares, anak Vella yang paling bungsu itu terbelalak. "Apaan! Jangan macem-macem. Belaninya main adu. Dasal cemen!"

Ares memeletkan lidahnya dengan tangan yang terlipat di depan dada. Musuhnya dari lahir hingga sekarang adalah Anara. Bagi Ares, Anara adalah tante yang sangat menyebalkan. Bila bersamanya, Anara selalu mencari gara-gara, memanggilnya bocil ataupun tuyul. Dan lagi, andalan Anara adalah mengadu pada Mysha. Kelemahan Ares ada pada Mysha. Sepupunya sendiri.

"Bodoamat. Gue gak peduli, pokoknya gue bakal aduin ke Mysha kalo lo tadi makan donat yang udah jatoh ke tanah. Dia bakal jijik sama lo."

Ares mengambil bola yang ada di sekitarnya. Lalu ia berlari mengejar Anara untuk melemparkan bola tadi agar mengenai sasaran.

Anara sendiri berlari masuk ke dalam rumah. Menghampiri Vella yang tengah masak di dapur, lalu bersembunyi di balik punggung adiknya itu.

"Lo apa-apaan sih, Kak?" Vella merasa terganggu dengan kedatangan Anara.

"Bundaa! Silam Kak Ana pakek minyak goleng cepet! Bial melepuh mukanya!"

"Enak aja lo, Bocil. Muka gue udah glowing mau disiram minyak," sungut Anara kesal. Ia mengambil sutil, menudingnya ke Ares ketika Ares hendak melemparkan bola yang dibawanya tadi.

Ares menatap Anara sengit. Bocah dua tahun itu menjatuhkan bolanya, lalu mendekat ke Vella dan menarik-narik baju bundanya itu.

Vella menunduk. Dua alisnya terangkat. "Kenapa?"

"Ales gak mau lagi liat Kak Anala. Usil dia, Bun!"

"Emang lo siape berani ngusir gue, ha?" Anara menyahut ketika mendengar ucapan Ares.

"Ales yang punya lumah!" sungut Ares.

"Yang punya rumah ini emak bapak lo, bukan lo."

Vella menghela nafasnya pelan. Ia mematikan kompor dan mencuci tangan di wastafel, lalu mengelap tangannya dengan lap bersih.

"Ares mandi dulu, yuk. Udah sore ini," ajak Vella berjongkok menyamai tinggi anaknya.

"Gak mau. Bunda halus usil dulu Kakak Onyet."

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang