C h a p t e r ~ 63 √

23.9K 1.9K 104
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~

••••

Pagi ini Vella memberanikan diri untuk berangkat ke sekolah. Dirinya siap tak siap harus menerima semua ucapan-ucapan menyakitkan dari semua orang yang berada di sekolah. Tak apa, Vella kuat hati. Hanya saja kemarin dirinya masih syok dengan kejadian. Vella meyakinkan diri jika nanti ada hujatan dia tidak akan menangis dan memilih menulikan telinga, berpura-pura tak peduli hingga orang-orang lelah sendiri.


Arion yang berada di dapur kini membuatkan Vella segelas susu ibu hamil rasa cokelat. Ia sudah siap dengan seragamnya, dan Vella pun tengah menunggu di meja makan.

"Biar Bibi aja yang buat susunya, Mas." Bi Arum datang setelah menyiapkan sarapan untuk Arion dan Vella.

Arion menggeleng dengan tersenyum tipis. "Arion aja, Bi. Sebagai suami yang baik harus bisa ngasih istri yang terbaik."

Bi Arum terkekeh mendengarnya. Baguslah, sebuah hubungan rumah tangga akan menjadi harmonis bila pasangan sama-sama saling memberi perhatian dan melempar cinta.

"Arion ke meja makan dulu," pamit Arion setelah selesai membuat susu. Bi Arum sontak mengangguk.

Arion menghampiri Vella yang kini duduk dengan mulut yang mengunyah sarapan. Ia meletakkan susu buatannya di samping piring makan Vella dan mengacak rambut istrinya itu gemas. "Kalo makan pelan-pelan, Yang."

"Laper," celetuk Vella membuat Arion terkekeh. Cowok itu mulai memakan sarapannya agar tidak telat berangkat ke sekolah.

"Yang, nanti aku telpon mama buat ngasih tau kalo kamu hamil ya? Mama pasti seneng dengernya. Dia kan yang selalu nagih minta cucu, dan sekarang udah kesampaian walaupun belum mbrojol," ucap Arion disela-sela kunyahannya.

Vella tampak mengangguk. Tak ada salahnya memberi tahu keluarga Arion. Pasti mereka akan senang. "Kamu nelpon mama, aku nelpon bunda."

"Iya. Sekalian aku mau ngadain syukuran kecil-kecilan di rumah."

Vella berbinar mendengarnya. "Makasih ya kamu udah mikirin yang terbaik atas kehamilan aku."

"Itu karena aku seneng mau jadi ayah. Apapun bakal aku lakuin buat kalian." Arion tersenyum, badannya membungkuk mengelus perut Vella yang masih rata.

Vella balas tersenyum lebar. Ia senang Arion yang begini.

••••

Selama perjalan di koridor menuju kelas, banyak siswa-siswi yang menatap Vella sinis. Tetapi anehnya mereka tidak mengucapkan kata-kata menyakitkan seperti kemarin. Mungkin karena sekarang ada Arion di sebelahnya. Cowok itu sedari tadi memasang wajah dingin tetapi tatapannya menusuk.

"Kalo ada yang nyakitin hati kamu, aduin ke aku. Aku bakal ngasih pelajaran ke orang itu. Gak peduli cewek ataupun cowok," bisik Arion di telinga Vella.

Vella mendongak menatap suaminya yang lebih tinggi. Lalu ia terkekeh. "Aku bukan anak kecil yang ngadu gitu aja. Lagian aku bakal kuatin hati."

"Bagus. Aku suka kamu yang kayak gini. Pacar halalku 'kan kuat mental luar dalem!"

Vella tergelak mendengar itu, ada-ada saja Arion ini.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang