HAPPY READING❤
CMIIW
••••Kepergian Vella bukanlah untuk ke toilet. Ia hanya beralibi saja terhadap kedua sahabatnya. Dan sekarang, gadis itu hanya melangkahkan kakinya tak tentu arah dengan pandangan yang menunduk. Tangannya ia lipat ke belakang, dengan rambut yang ia gerai menjadi sedikit menutupi wajahnya.
Hufft. Kenapa dengannya? Rasanya hampa padahal susana koridor ramai. Ia berangkat lumayan pagi, membuatnya masih memiliki waktu untuk berkeliling.
Langkahnya terhenti saat sepasang sepatu berada tepat menempel di ujung sepatunya. Gadis itu perlahan mendongak dan mendapati cowok tinggi yang tubuhnya terbaluti jaket denim dan di kepala yang tertutupi topi hitam.
"Malvin?"
Malvin, cowok itu menatap Vella. "Kalo jalan jangan nunduk, kalo sampek lo nabrak orang gimana? Koridor rame," tegur Malvin.
Vella melihat sekeliling, memang ramai. Bahkan di jam sekolah yang hampir masuk. "Iya. Sorry kalo gue hampir nabrak lo."
"Gak papa. Lo mau ke mana?" tanya Malvin.
Vella menghela nafasnya. Dirinya juga tak tahu hendak ke mana. Gadis itu menggeleng seraya mengangkat bahu.
"Gak punya tujuan? Apa hidup lo juga?"
"Ya punya lah." Vella menatap Malvin. Tapi atensinya teralihkan pada sesuatu yang tengah digendong cowok itu tepat di belakang punggung.
"Lo bawa apa?"
Alis Malvin mengerut. Ia mengangkat telapak tangannya. "Gue gak bawa apa-apa."
"Ck, itu di punggung lo." Vella menunjuk ke arah punggung Malvin membuat Malvin pun mengerti.
"Oh, ini. Gue bawa tas gitar."
"Gitar? Lo suka main gitar?"
"Lebih tepatnya gue hobi main alat musik."
"Semua alat musik lo bisa?"
"Nggak semua," ujar Malvin. Vella mengangguk.
"Gue juga suka. Tapi suka dengerin aja."
Malvin tersenyum tipis. "Lo mau denger gue main musik gak?" tawar Malvin. "Biar lo gak galau."
Vella mendengkus. "Gue gak galau," sangkalnya. "Tapi, boleh deh. Emang lo mau main musik di mana?"
"Gue ikut ekskul musik. Mungkin lo bisa temuin gue di ruang musik kalo pulang sekolah. Gue selalu di sana."
Vella baru tahu jika Malvin mengikuti ekskul musik.
"Boleh. Gue juga udah lama gak liat ruang musik."
Malvin mengangguk. "Gue duluan." Cowok itu berjalan meninggalkan Vella. Namun, ia berhenti ketika merasa Vella juga berjalan mengikutinya.
"Lo ngapain ngikutin gue?"
Alis Vella mengerut. "Kan kelas gue sebelahan sama kelas lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...