HAPPY READING❤
CMIIW~
•••••Hoek ....
Hoek ....
Arion yang baru saja memasukki rumah langsung melangkah ke arah dapur saat suara itu terarah dari sana. Setelah bolos dari sekolah, cowok itu langsung mengendarai motornya menuju rumah.
Suara orang yang tengah mual-mual menyambut kedatangannya. Dan kini, ia mendapati tubuh seorang gadis yang tengah membungkuk di depan wastafel dapur sembari berusaha mengeluarkan gejolak di perut gadis itu.
"Lo gak papa?" tanya Arion, tangannya tanpa sadar terulur untuk memijit tengkuk Vella.
Vella menoleh dengan ekspresi sedikit kaget. Ia menggeleng menjawab pertanyaan Arion.
"Keluarin aja," intrupsi Arion.
Vella tak menjawab. Lagi, dirinya memuntahkan sisa makanan yang ada di dalam perutnya. Makanan itu adalah makanan terakhir Vella sebelum sakit. Tepatnya saat ia pulang dari joging hari Minggu.
Vella membersihkan mulutnya dengan air dari kran wastafel. Badanya lemas dan panas, kepalanya pening, apalagi sendawa dan mual terus saja menghampiri. Vella akui, ia memang tidak suka hujan. Ia juga mengakui, bahwa mentalnya terlalu lemah jika hujan-hujan.
Vella memilih beranjak dari wastafel, dengan sigap Arion membantunya. Tangan cowok itu sudah berada di kedua sisi bahu Vella, gadis itu tersenyum lemah dengan bibir yang pucat.
"Lo mau ke mana?" tanya Arion.
"Aku mau ke kamar aja," jawab Vella mengambil selimut yang ia letakkan di kursi meja makan dan memakainya. Rupanya, sedari tadi pagi gadis itu belum beranjak dari dapur. Bajunya pun belum berganti, itu artinya Vella belum mandi.
Arion yang melihat Vella mulai berjalan menaiki anak tangga pun mencegah, membuat Vella bingung.
Vella memekik kaget saat tubuhnya kini berada di gendongan Arion. Cowok itu tiba-tiba menggendongnya ala bridal style.
"A-aku bisa sendiri," cicit Vella tak nyaman karena takut bila Arion merasa tubuhnya berat. Ia juga masih merasa syok karena perlakukan tak terduga cowok itu.
"Gue takut lo gelinding terus mati." Vella melotot lemah. Ia memukul dada bidang Arion, tetapi cowok itu tak merasakan dampak apapun.
Arion mulai membawa tubuh Vella menaiki tangga menuju kamar gadis itu. Vella sendiri menyandarkan kepalanya pada dada bidang Arion dan tangannya memeluk leher cowok itu. Tidak apa 'kan? Lagian, Arion tak melarang.
"Kenapa bolos?" tanya Vella yang masih heran dengan pulangnya Arion sebelum jam pulang sekolah seperti biasa.
"Gak papa."
Vella menghela nafasnya. "Lain kali jangan bolos lagi," tegur Vella tanpa sadar menghembuskan nafasnya tepat di ceruk leher Arion membuat cowok itu mati-matian menahan rasa gelinya.
"Iya, kalo lo udah sembuh," balas Arion seraya mendorong pintu kamar Vella agar terbuka.
Vella tersenyum. Apakah Arion membolos karenanya? Vella merasa hari ini Arion banyak bersikap baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...