C h a p t e r ~ 67 √

23.3K 1.7K 11
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~
••••

Acara syukuran kehamilan Vella pada hari Jum'at kini telah selesai dilaksanakan. Semua tamu yang tadi diundang sudah pamit untuk pulang dan hanya menyisakan keluarga Arion, Vella, serta Elang dan juga Chelsi.

Arin dan Marisa tengah membantu bi Arum mencuci piring serta membereskan semua barang-barang yang digunakan tadi. Para bapak-bapak pun memilih mengobrol di teras rumah, sedangkan sisanya kini berkumpul di ruang televisi.

"Gue gak nyangka lo bakal jadi ayah nanti," celetuk Elang pada Arion. Dirinya sedari tadi tak percaya bahwa sekarang Vella tengah hamil.

Elang memang baru diberi tahu oleh Arion mengenai Vella hamil beberapa jam yang lalu saat Arion mengundangnya untuk ikut acara syukuran.

"Lo bakal jadi uncle, ya, gak?" timpal Anara yang juga berada di ruang televisi. Gadis itu tengah fokus menonton acara siaran yang disetel.

"Yoi. Menurut lo, anak Arion laki atau perempuan, Kak?" tanya Elang pada Anara.

Anara tampak berfikir. "Menurut gue laki. Soalnya anak bang Alen udah perempuan."

"Menurut gue juga nanti laki sih. Bismillah dapet kembar!" seru Elang.

"Laki atau perempuan, kembar atau tunggal, doain semoga bisa lahir ke dunia dengan selamat," ujar Arion sembari menyuapi Vella makan. Akhir-akhir ini Vella selalu manja kepadanya, dan Arion pun tak keberatan untuk menghadapi istrinya yang tengah hamil muda ini.

"Aamiin," ucap Elang, Anara, Chelsi, dan Vella bersamaan.

Tak lama, datanglah Arin dari arah dapur dengan tangan yang membawa sebuah piring berisi bolu yang tadi sisa saat acara syukuran. Wanita paruh baya itu duduk di sebelah Chelsi, tepatnya di atas permadani, lalu meletakkan bolunya di atas meja.

"Elang sama Chelsi kalo lulus mau kuliah di mana?" tanya Arin menatap dua anak remaja yang ia sebutkan.

"Chelsi mau di Milan ikut kakek Regan."

Vella langsung menatap Chelsi horor. "Jauh banget, Chel. Di Indonesia aja udah. Gue bakal kangen nanti kalo lo tinggal jauh-jauh."

Chelsi hanya terkekeh pelan, sedangkan Anara malah mendelik.

Arin tersenyum tipis. Chelsi pasti ingin cari pengalaman dengan kuliah di Negara orang. Dan lagi, Chelsi tak akan betah jika terus-terusan berada di rumah orang tuanya. Chelsi lebih suka mengekos dan hidup damai tanpa harus dilarang sana sini.

"Kalo kamu, Elang?

"Elang sih gak tau, Mah. Tadinya Elang mau kuliah bareng Arion, kerja bareng, sukses bareng. Tapi Arion udah kerja duluan, udah mau punya anak juga, kemungkinan dia gak akan kuliah. Jadi, Elang masih pikir-pikir dulu," jawab Elang dengan mencomot bolu yang Arin bawa tadi.

Arion mendengkus geli. "Mending kerja bareng gue aja, gimana?"

Arin mengangguk setuju dengan omongan anaknya. "Ikut kerja Arion aja. Nanti Mamah bilang sama papah Leon."

Elang tampak berfikir keras. Ia ingin sekali kuliah walaupun tak suka terus-terusan belajar. Apalagi harus membuat skripsi.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang