C h a p t e r ~ 73 √

24.6K 1.6K 42
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~

•••

Vella terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ayam berkokok dari luar. Wanita itu malah menarik selimut lebih tinggi merasa kedinginan akibat semalam hujan turun begitu lebat.

Ia menoleh ke kiri, suaminya masih tidur dengan pulas. Bahkan Arion yang tak menggunakan atasan baju itu nampak tak kedinginan sama sekali. Wajahnya tenang, hidung mancung dan rahang tegasnya membuat suaminya itu bertambah tampan jika dalam keadaan tidur.

Vella beringsut mendekat. Menelusupkan wajahnya di dada bidang Arion, lalu tangannya mengusap-usap perut sixpack cowok itu.

"Kamu kedinginan, hm?"

Vella tersentak mendengar suara serak itu. Ia mendongak menatap Arion yang kini membuka matanya walaupun masih terlihat berat. Vella rasa perlakuannya tadi membuat Arion terbangun.

Vella mengangguk kecil. Arion pun memeluk Vella berusaha memberi kehangatan. Nafas yang keluar dari hidungnya menyapu kening Vella, bibirnya mengecup lembut semua area wajah wanita itu.

"Arion, kamu gak kerja? Udah jam sembilan."

"Nanti, mau sama kamu dulu."

Vella tersenyum. Dirinya juga ingin berlama-lama dengan Arion. Arion yang selalu memperlakukannya lembut, selalu menuruti keinginannya, dan berhasil membuat Vella nyaman tak mau jauh-jauh dari suaminya itu.

"Ini kenapa empat bulan udah gede banget perutnya?" tanya Arion sembari mengusap perut buncit istrinya yang membesar di balik piyama daster.

"Jangan-jangan isinya ada lima?" sambungnya ngawur. Vella hanya mendengkus geli.

Arion menatap Vella dengan senyum lebarnya. Pipi wanita itu terlihat chubby sekarang. Badan Vella pun sudah ikut lebih terisi akibat kehamilannya. Istrinya terlihat lucu, dan Arion tambah menyukai itu. Apalagi saat Arion pulang dari kerja, Vella selalu menunggu di depan pintu dengan piyama daster yang selalu wanita itu gunakan. Arion terkadang gemas sendiri.

"Sayang, kita gak usah pergi ke London ya?" pinta Arion berhasil membuat kening Vella mengerut.

"Kenapa?"

"Aku khawatir sama kondisi kamu nanti. Naik pesawat dari sini ke sana itu butuh empat belas jam lebih. Kamu bakal kecapekan."

Vella terdiam tampak berfikir. Ia ingin liburan, tapi juga sadar saat ini masih mengandung.

"Nanti kalo udah lahiran, kita jalan-jalan keliling dunia sama baby. Gimana?" tawar Arion agar istrinya tak kecewa.

Vella pun mengangguk pelan. Tak apa, masih ada lain waktu. Hanya saja, Vella kasihan dengan Anara yang sudah niat membelikannya tiket.

"Tiketknya gimana dong?"

"Nanti aku ganti biar kak Anara gak rugi."

Vella mengangguk. Tangannya menuntun tangan Arion agar terus mengusap perut buncitnya. "Hari ini aku ada jadwal check up, aku sendiri aja ke rumah sakitnya ya?"

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang