C h a p t e r ~ 16 √

33.4K 2.4K 15
                                    

HAPPY READING

CMIIW~

••••

Moni menaiki tangga untuk menuju kamar Vella dan Arion. Ia akan melihat anaknya yang tertidur dengan adik sepupunya itu. Dirinya bersama Adinata baru saja pulang pukul tiga dini hari. Adinata sendiri tengah duduk di sofa ruang televisi dengan keadaan yang lelah.

Soal tidur, memang Moni sudah mengatakan pada Arion bila ia akan menginap untuk sesaat. Ketika Arion dan Vella sekolah nanti, ia akan pulang.

Pelan agar tak membangunkan. Moni membuka pintu putih kamar Vella dan Arion dengan hati-hati. Ketika sudah terbuka, hal yang pertama ia lihat adalah punggung Arion yang tertidur membelakangi pintu tanpa menggunakan atasan.

Wanita itu menatap tiga orang yang tengah tertidur nyenyak di atas kasur. Moni menggeleng-geleng dengan tangan yang berkacak pinggang.

"Anak gue udah kaya anaknya sendiri," gumamnya menatap Cila yang berada di tengah-tengah Arion dan Vella, serta Vella dan Arion yang saling berhadapan.

Seperti sepasang suami istri yang sudah mempunyai anak. Begitulah gambaran yang Moni lihat. Ia tersenyum lebar, dan mengambil Cila dengan hati-hati takut anaknya itu akan terusik dan menangis.

"Sssttt ... Cila pindah sama Mamah dulu, ya? Bye Papi Iyon dan Mami Pella," bisik Moni sedikit terkikik yang berhasil menggendong Cila tapi tak sampai membangunkan anaknya itu.

Sebelum beranjak. Moni membenarkan selimut yang tersibak ke bawah, mungkin ulah Arion. Ia menariknya sampai menutupi tubuh Arion dan Vella. Ditariknya pelan tangan Arion agar bertenggar pada pinggang istrinya.

"Cepet-cepet dah lulus biar punya anak kaya gue," celetuk Moni. Ia menepuk-nepuk punggung Cila yang sedikit terusik dan segera keluar dari kamar pasangan suami istri itu.

••••

Vella terbangun saat alarm jam berbunyi. Tangannya bergerak menggapai nakas dan mematikan jam digital tersebut dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka lebar.

Ia menoleh ke samping, mencari bayi yang semalam tidur bersamanya. Matanya melotot ketika yang ia dapat bukannya Cila, tetapi malah Arion.

"Arion?!"

Dirinya refleks bangkit dari kasur karena terkejut. Vella menatap Arion yang belum juga terusik dari tidur. Matanya mengedar ke sepenjuru kamar, di mana Cila? Apa Arion membuangnya? Ah, tidak mungkin!

"Arion, bangun!" Gadis itu mengguncang kaki Arion yang memperlihatkan bulu tebalnya karena cowok itu hanya menggunakan boxer.

"Arion ih, bangun! Ngapain kamu tidur di sini?"

Merasa terusik, Arion perlahan membuka matanya sembari berdecak karena ia masih sangat mengantuk. Ia menatap gadis yang membangunkannya tengah berkacak pinggang.

"Apaan sih?! Ganggu aja lo," ketus Arion memilih kembali membenamkan wajahnya pada bantal yang terbalut kain putih.

"Kamu ngapain di sini? Ini 'kan kamar aku."

Mata Arion terbuka, ia fikir dirinya tengah berada di kamarnya sendiri, tapi setelah mengedarkan pandangan benar saja ini kamar Vella. Membuang nafas kasar, Arion memposisikan badannya menjadi duduk dan menatap Vella. Ia tersadar jika semalam tidur di kamar ini karena atas niatnya yang terpaksa.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang