HAPPY READING❤
CMIIW~
••••
Vella menatap sekeliling dengan bingung. Dirinya merasa tengah terdampar di sebuah tempat yang hanya memiliki latar putih. Di mana ini?
"Assalamualaikum, Istriku."
Vella tersentak mendengar suara itu. Jantungnya merasakan debaran yang begitu cepat. Telinganya tak salah dengar 'kan? Itu adalah suara seseorang yang amat ia cintai dan ia rindukan selama ini.
Mata Vella menatap sekeliling. Kenapa tidak ada sosok yang ia cari? Suaranya jelas-jelas menembus di telinga Vella.
Terdengar kekehan merdu entah dari arah mana. "Jawab salamku dulu."
Lagi, suara itu berhasil membuat hati Vella berdesir. Bibirnya terbuka perlahan ingin mengucapkan sebuah kata tapi amat sulit. "Wa-waalaikumsalam ...," jawab Vella pada akhirnya.
"Kamu cantik sekali, Vell. Apalagi dengan balutan hijab syar'i-mu."
Vella hanya diam. Tak tahu harus bereaksi apa. Matanya masih sibuk melihat ke sana kemari. Tetapi dirinya hanya sendiri. Vella membuka mulutnya untuk meluncurkan kata-kata lagi, tetapi kali ini sama sekali tak keluar suara. Kenapa bisa?
"Kamu cari apa, hm?"
Vella hampir menangis karena tak bisa mengeluarkan suaranya. Juga ia sangat ingin bertemu dengan sosok itu. Mulutnya bergerak seolah berkata. Arion, kamu di mana?
"Aku di sini, Sayang. Kamu gak perlu tau wujud aku. Karena aku cuma mau ngomong, bukan untuk menunjukkan diri."
Tapi aku kangen sama kamu, batin Vella.
"Aku tau itu. Aku juga kangen kamu, kangen anak-anak kita, kangen semuanya. Tapi aku gak bisa kembali, tempat aku bukan bumi lagi."
Vella menunduk sedih. Rasanya ia ingin sekali memeluk Arion erat. Mendengar suaranya saja masih kurang untuk Vella.
"Jangan sedih. Kamu adalah wanita terhebat yang aku kenal. Kamu berhasil merawat anak kita, kamu berhasil merubah diri menjadi wanita yang lebih baik. Aku bangga sama kamu. Bidadari duniaku ini amat cantik, aku ingin sekali untuk memeluknya selamanya. Tapi gak bisa."
"Dua tahun kamu tanpa aku. Aku tau itu berat, tapi kamu berhasil lewatin masa-masa berat itu. Sayang, rasa cinta itu benar-benar nyata. Aku bersyukur karena kamu masih mencintai aku. Terimakasih untuk kesetiaannya. Tuhan memang pisahin kita, tapi aku diberi kesempatan buat lihat senyum kamu dari sana. Memantau keseharian kamu, aku seneng lihat kamu yang bahagia sama anak-anak. Rasanya selalu ingin ikut bahagia bareng kalian."
Vella tersenyum getir. Bahunya bergetar dengan kedua tangan yang menutup wajahnya. Ia menangis.
"Jangan tutupi wajahmu, aku mau lihat kecantikan istriku saat ini. Jangan menangis juga, aku gak mau lihat kamu seperti itu. Air matamu amat berharga, Vell."
"Vella, datanglah ke pemakaman aku ya. Aku kangen curhatan kamu, Sayang. Bawa anak-anak juga."
"Sekarang, kamu harus bangun. Waktunya sholat tahajud. Anakmu membangunkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...