C h a p t e r ~ 08 √

33.7K 2.6K 5
                                    

HAPPY READING

CMIIW~

••••

Kantin tengah ramai-ramainya akan murid yang lapar dan sekedar menongkrong. Vella dan Karisa sudah duduk tenang di salah satu bangku dengan semangkuk mie ayam dan segelas teh manis untuk mereka masing-masing.

Hanya berdua, tidak ada Galang. Cowok itu tengah menjalani masa skorsnya. Tiga hari tanpa Galang membuat Karisa mungkin merdeka.

"Vell, sambelnya siniin dong," rengek Karisa pada Vella. Gadis itu sedari tadi meminta Vella untuk memberikan sambel kepadanya tapi selalu dilarang oleh Vella karena Karisa sudah terlalu banyak memberikan sambel pada mie ayamnya.

Vella tambah menjauhkan letak sambel yang berada di dekatnya. Ia menggeleng. "No, no, no! Kata nyokap lo, kalo lo kebanyakan makan sambel nanti lo bisa bolak-balik ke toilet."

Karisa mencebik. "Kan gue yang bolak-balik toilet, bukan lo. Gak akan nyusahin lo kali, Vell!" gerutu Karisa berusaha meraih mangkuk sambal tadi.

"Kalo lo bolak-balik toilet, gue yang bakal malu karena terus nemenin lo nanti," ujar Vella dengan mendengkus. Ia sudah paham, Karisa adalah tipekal murid yang jika ke toilet harus ditemani.

Memberengut kesal, Karisa tetap berusaha meraih sambal itu, ia tak peduli dengan ucapan Vella.

Ketika Vella tambah meninggikan dan menjauhkan semangkuk kecil sambal tadi, seseorang yang lewat tak sengaja menabrak lengannya membuat sambal tadi tumpah tepat di baju bagian depan dan juga rok abunya. Vella melotot kaget dengan Karisa yang sontak memekik.

"Astaga!" Vella menatap nanar sambal yang sudah tumpah semua pada seragamnya.

"Eh, lo kalo jalan liat-liat dong. Ini temen gue jadi kena imbasnya kalo lo jalan aja ceroboh!" hardik Karisa menunduk sembari membersihkan biji cabai pada seragam Vella dengan menggunakan tisu.

"Sorry, gue gak sengaja. Sini gue bersihin."

Vella dan Karisa sontak mendongak saat suara itu berasal dari suara seorang lelaki. Karisa melotot kaget ketika ia mengenal cowok itu.

"Malvin?!"

Cowok bernama Malvin itu hanya menatap Karisa dengan alis yang terangkat satu. "Oh, elo?"

Karisa mengerjap. "Lo ngapain nyasar di sini?! Bukannya lo ada di Belanda, ya?" heboh Karisa. Ia terkejut melihat teman SMP sekaligus tetangganya dulu kini tiba-tiba sudah ada di depan mata. Ia juga berdecak kagum akibat melihat cowok itu telah berubah penampilan terlihat lebih cool dan tampan.

"Gue pindah," balas Malvin seadanya. Ia menunduk menatap gadis yang sedari tadi tengah membersihkan seragamnya.

"Sini gue bantu." Cowok itu mengambil tisu hendak membantu Vella. Namun, Vella dengan sigap menolak.

"Gak usah, gue bisa sendiri kok," ujar Vella tersenyum tipis menolak dengan halus.

"Sorry, gue gak liat tadi," ucap Malvin sekali lagi. Bagaimanapun ia harus meminta maaf pada orang yang belum ia kenal. Ia masih mempunyai sopan santun.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang