HAPPY READING❤
CMIIW~
••••
Niat Vella malam ini ingin pergi ke kafe milik bundanya urung karena tadi tepat pukul 19.45 Arion pulang dengan menggeret kopernya. Vella sempat bingung, belum ada tiga hari kenapa cowok itu sudah pulang. Saat ia tanya, Arion hanya menjawab jika urusannya di sana sudah selesai.
Kini Vella tengah berusaha membujuk Arion untuk mandi. Ketika pulang tadi, Arion langsung masuk ke kamar Vella dan merebahkan badannya di sana. Koper yang cowok itu bawa dibiarkan di ambang pintu kamar. Vella menggeleng melihat suaminya itu.
"Arion, bangun dulu. Mandi sana." Vella melepaskan sepatu Arion yang masih melekat di kaki yang menjuntai di ujung kasur. Arion tidur dengan tengkurap, mungkin cowok itu kelelahan.
"Bangun dong. Abis itu tidur lagi." Kini Vella duduk di kasur. Mengguncang tubuh Arion karena sedari tadi cowok itu tak menunjukkan responnya.
"Gue capek, Vell."
"Iya, aku tau. Tapi mandi itu bikin kamu seger."
"Gue males jalan, gimana dong?"
Vella menghembuskan nafasnya pelan. "Yaudah kalo gitu. Aku mau ke dapur dulu." Vella bangkit meninggalkan Arion yang masih saja betah dengan posisinya.
"Di sini ajaaaa. Gue kangen." Arion berbalik posisi menjadi terlentang. Ia menatap Vella yang akan keluar dari pintu dengan bibir yang mencebik.
Vella menoleh. Ia menaikkan satu alisnya bersamaan kembalinya ia ke arah Arion.
"Kangen?"
Arion mengangguk. Kini ia bangkit untuk duduk. Menarik pinggang Vella ke arahnya hingga Vella kini jatuh ke pangkuan Arion dengan posisi Arion yang memeluk gadis itu.
"Lo gak kangen gue?" tanya Arion menduselkan wajahnya di ceruk leher Vella.
Vella merasakan geli. Lalu ia menggeleng. "Nggak. Ngapain kangen."
Arion langsung menatap wajah Vella. "Apa pergi gue kurang lama?"
Vella tampak berfikir. Lagi, ia mengangguk.
"Lo mau gue pergi sampek berapa hari?" tanya Arion dengan kesal. Meninggalkan Vella setengah hari saja sudah rindu. Kenapa Vella tidak merindukannya? Ah, mungkin belum ada rasa.
"Satu tahun mungkin?"
Kedua alis Arion terangkat. Hingga cowok itu pun munggut-munggut. "Oke. Gue bakal ninggalin lo nanti selama satu tahun. Tanpa kabar, tanpa telfon!"
Vella terkekeh. Ia mengunyel-unyel pipi Arion yang menatapnya kesal. "Kalo bisa yaudah. Aku gak akan nunggu kabar kamu. Bahkan kamu pulang aja aku gak peduli."
"Lo jahat banget siiiii." Arion memberengut. Ia membuang wajahnya dengan bersedekap dada melepaskan pelukannya pada pinggang Vella. Bibirnya pun mengerucut.
Vella hanya menatap Arion dengan senyum mengejek. Gadis itu melingkarkan tangannya pada leher Arion dan menatap suaminya itu dengan tatapan yang tak lagi seperti tadi. "Kalo aku kangen gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married for a will [END]
Teen FictionTentang kehidupan Vella, gadis SMA yang harus menikah dengan lelaki bernama Arion. Pernikahan yang diawali karena adanya sebuah pesan terakhir dari sang kekasih yang telah kembali kehadapan sang maha Kuasa. Juga sudah memang sebuah rencana dari ked...