C h a p t e r ~ 64 √

23.1K 1.7K 18
                                    

HAPPY READING❤

CMIIW~

••••

"Lo yakin kalo itu Galang?" tanya Elang menatap Vella tak percaya.

Vella menggeleng pelan. "Gue gak yakin, sih. Sepatu kayak gitu banyak yang make, buktinya lo bilang Romeo juga punya, kan? Bisa aja orang lain. Lagian kenapa juga Galang ngelakuin itu? Gak mungkin banget," sanggah Vella.

Chelsi nampak berfikir. Ia yakin jika Galang adalah pelaku. Tak peduli statusnya yang menjadi sahabat Vella. Mungkin saja, dibalik status ada sesuatu tersembunyi yang ingin Galang perbuat. Meskipun ia belum terlalu yakin.

"Gak ada yang gak mungkin, Yang," sahut Arion dengan tatapan menerawang. Ia masih ingat asal mula dirinya yang adu jotos dengan Galang di mading. Dan itu masih menjadi rahasianya sampai saat ini. Bahkan dulu Vella bertanya pada Arion, tetapi Arion tak mau menjawab.

Vella menghela nafasnya panjang. Dalam hati ia berharap semoga bukan Galang si pelaku. Bila memang Galang, Vella benar-benar kecewa pada sahabatnya itu.

"Pak, coba liat CCTV kelas 12 IPA 3," usul Chelsi yang masih berusaha mencari kebenaran. Bila memang Galang, ia ingin lihat cowok itu melakukan apa saja di kelas saat kejadian kemarin belum terjadi.

Saat rekaman direplay, suasana kelas yang dihuni Vella, Chelsi dan Galang itu sepi. Hanya ada beberapa orang di dalam, dan semuanya adalah perempuan.

"Pas jam istirahat, Galang juga ikut keluar sama gue. Bedanya gue sama Karisa ke toilet cewek, tapi dia ke toilet cowok. Dan dia juga gak bawa apa-apa, kok. Galang juga pakek seragam biasa," kata Vella membuat kerutan bingung kembali muncul pada Chelsi.

"Toilet ada CCTV gak, sih?" tanya Elang. Bila toilet ada CCTV, maka mereka bisa melihat apa saja yang Galang lakukan di dalam sana. Pikirnya.

"Lo mau kencing direkam sama CCTV?" timpal Chelsi. Buat apa toilet diberi CCTV. Ada-ada saja.

Elang hanya cengengesan. Tak lama, bel masuk setelah istirahat berbunyi. Chelsi mendesah kecewa, ia ingin kembali melihat rekaman. Mungkin, lain waktu ia akan melihatnya sendiri.

"Kalian masuk ke kelas. Bapak akan bantu cari tau," ucap penjaga ruang CCTV.

"Bapak, yakin?"

Penjaga itu mengangguk yakin. Sebagian dari tugasnya, ia juga harus membantu masalah ini.

"Yaudah kalo gitu, makasih ya, Pak," ujar mereka serempak. Lalu mereka keluar dari ruangan CCTV untuk menuju kelas masing-masing.

••••

Vella celingukkan mencari seseorang di taman belakang sekolah. Istirahat kedua membuatnya mempunyai waktu untuk menemui seseorang.

Begitu matanya mendapati sebuah punggung seseorang yang berbalutkan almameter khas sekolah mereka, Vella berjalan menghampiri orang tersebut.

Tangannya menepuk pelan bahu cowok yang tengah melamun di kursi taman membuat orang itu tersentak.

"Hai, Vin," sapa Vella tersenyum tipis.

Married for a will [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang