#82; Kita; Aku, Kamu, dan Sihir [3/3]

438 52 7
                                    

Keadaan tidak selalu terjadi seperti yang kita inginkan..

Tapi, keadaan selalu terjadi dengan cara yang seharusnya..

*****

Biasanya aku dan Jiho pergi ke kantin. Namun, kali ini ada bazar di lapangan utama. Tidak hanya makanan dan minuman, tetapi kosmetik dan juga baju-baju terpajang di sana. Panggung berdiri menjadi pusat perhatian. Stand makanan dan minuman berdiri di sisi kanan panggung.

Aku hanya membeli minuman pop ice dan makroni kering pedas. Sembari menunggu Jiho, aku melihat Mingyu sudah berdiri di tengah panggung. Ah, aku baru sadar bazar ini yang mengadakan jurusan Mingyu. Pantas saja aku melihat Mingyu dan teman-temannya di sini.

Mingyu dan teman-temannya sedang bersiap-siap. Mingyu pun mengalungkan gitar di tubuhnya. Sepertinya mereka akan membawakan akustik karena tidak ada yang duduk di drum. Tiba-tiba ada yang menyenggol bahuku. Siapa lagi jika bukan Jiho.

"Ciyelah, diliatin mulu," ejeknya. Namun, aku mengabaikannya.

Terakhir kutatap mata indahmu di bawah bintang-bintang

Terbelah hatiku antara cinta dan rahasia

Kucinta padamu, namun kau milik sahabatku

Dilema hatiku, andai kubisa berkata sejujurnya

Sosok itu muncul bersamaan suaranya yang mengalun. Mataku membulat ketika menyadari siapa sosok yang kini berdiri di sebelah Mingyu. Tatapan mereka saling bertemu. Saling melemparkan senyum.

Hampir tiga hari berlalu saat mengungkapkan rasa padanya. Hingga sekarang Mingyu tidak memberikanku sebuah jawaban juga. Semenjak itu pula, aku tidak pernah bertemu dengannya. Mungkin Mingyu memang sibuk karena jurusannya sedang mengadakan salah satu proker. Kita hanya bertegur sapa melalui chat saja. Aku tidak membahasnya dan juga tidak ingin menuntutnya.

"Kenapa mereka milih lagunya bisa pas gini, ya Ros?"

Apa mungkin Mingyu masih menyukai Eunha? Lagu ini, Cinta dan Rahasia yang dibawakan oleh mereka sungguh menggambarkan situasi mereka saat ini. Aku sudah tidak berselera lagi makan makroni pedas ini.

Jangan kau pilih dia

Pilihlah aku yang mampu mencintamu lebih dari dia

Bukan kuingin merebutmu dari sahabatku

Namun, kau tahu cinta tak bisa, tak bisa kau salahkan

Kali ini suara Mingyu yang terdengar. Bukankah lagu ini sangat menggambarkan perasaannya? Apa Mingyu masih menyukai Eunha? Apa Mingyu masih berusaha berjuang untuk hubungannya dengan Eunha? Apa ini jawaban yang Mingyu berikan?

Aku tidak bisa mengenyahkan suara-suara itu dalam benakku. Aku tidak tahu cara meredamnya. Aku hanya ingin pergi dari sini secepatnya. Karena sungguh aku tidak bisa menahannya lagi. Dadaku sesak, mataku sudah mulai berair. Aku tidak ingin menangis, tapi aku tidak bisa menahannya.

"Aku mau ke kamar mandi sebentar."

Setelah mengatakannya aku langsung pergi menuju kamar mandi. Di dalam aku menahan isakan karena aku tidak mungkin mencuri perhatian dengan isak tangis atau justru menakuti-nakuti yang datang karena mengira suara tangisku sebagai hantu. Entahlah.

Satu-satunya tempat yang aku pikirkan adalah kamar mandi karena tidak ingin Jiho melihat aku menangis. Pasti cewek itu akan banyak bertanya nantinya. Air mataku tidak berhenti turun. Aku membekap mulutku dengan tangan. Sebenarnya, aku belum menceritakan pada Jiho tentang pengakuanku. Setelah aku mendapatkan jawaban dari Mingyu, aku akan menceritakannya pada Jiho.

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang