#7; Heaven

1.9K 257 30
                                    

"Hey! Kim Mingyu!"

Mingyu menoleh ke belakang sambil mengangkat kedua alisnya. Sontak Rose tertawa terbahak-bahak saat melihat bibir Mingyu yang belepotan dengan es krim. Untung saja Rose sedang dalam keadaan mengambil video dengan ponselnya. Kebetulan sekali, karena momen seperti ini jarang terjadi. Dan, Rose bisa punya alat untuk menggoda kekasihnya itu.

"Berhenti merekamku, Roseanne Park!" Protes Mingyu sambil berusaha menutupi kamera ponsel Rose.

"Tidak akan. Aku harus mengabadikan momen langka ini," ucap Rose.

"Kau ingin aku cium, eoh?"

"Yak! Dasar mesum!"

Kali ini ganti Mingyu yang tertawa. Rose mengerucutkan bibirnya. Kesal, karena Mingyu selalu mengancamnya seperti itu. Apalagi di tempat umum seperti ini. Dasar, Kim Mingyu tak tahu malu!

Pernah sekali Rose menganggap itu hanya gertakan saja. Tapi, Rose salah. Dengan sigap Mingyu memegang kedua tangan Rose agar tidak memberontak, lalu menciumnya selama tiga detik. Kejadian itu terjadi saat mereka sedang mengantri untuk membeli tiket di sebuah taman hiburan. Gila, bukan?

Tiba-tiba Mingyu tersenyum jahil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Rose. Rose pun reflek berlari menjauhi Mingyu. Layar ponselnya yang tadi merekam wajah Mingyu pun berubah menjadi jalan setapak dan hanya terdengar teriakan Rose dan tawa mereka bersama.

.
.
.

"Ah, dasar Kim Mingyu," kata Rose sambil terkekeh.

"Aku? Wae?"

Rose mengulum senyumnya. Mendongakkan kepalanya sambil menggeleng pelan. Dia baru saja menonton video kekasihnya yang ia ambil sebulan yang lalu. Cukup lama memang. Namun, video itu adalah salah satu video favoritnya. Rose tak pernah bosan melihatnya, karena pada saat itu Mingyu terlihat sangat menggemaskan.

Sekaligus menyebalkan.

"Dasar pria yang menyebalkan," gumam Rose, sambil mematikan laptopnya.

"Aish! Meskipun menyebalkan tapi kau selalu merindukanku, kan?"

Rose menguap sambil merenggangkan tubuhnya. Ia pun berdiri dari sofa ruang tengah apartmentnya, lalu pergi ke dapur.

"Aish! Dasar!" gerutu Mingyu.

Rose mengulum senyumnya. Wanita berumur 24 tahun itu mengambil panci kecil yang ada di rak cucian. Ia mengisi panci tersebut dengan air, lalu merebusnya. Rose membuka kabinet atas yang terbuat dari kayu, dan mengambil sebungkus ramen instan.

"Jangan makan ramen sebelum tidur, Sayang. Kau tidak lihat jika pipimu itu semakin mengembang?" omel Mingyu.

"Hmmm... Rasanya seperti ada yang mengomeli diriku," gumam Rose.

"Ck! Dia sama sekali tidak berubah," gerutu Mingyu.

Rose pun terkekeh. Setelah ramennya matang, Rose meletakkan panci kecil itu di atas tatakan yang ada di meja makannya. Mingyu duduk manis di hadapan Rose. Memperhatikan cara wanitanya makan, sungguh sangat menggemaskan.

"Hmmm, biasanya kalau aku masak ramen, pasti ada yang merengek minta disuapi," kata Rose sambil mengunyah.

"Jika aku meminta ramen itu, pasti kau akan membuatnya lagi karena merasa kurang. Lebih baik aku mengalah saja dari pada kau menginvestasikan ramen itu untuk pipimu," cerocos Mingyu.

"Hahaha... Ya, kau pasti akan berkata seperti itu, Kim Mingyu."

Selesai makan dan mencuci perkakas makannya yang kotor, Rose pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan membersihkan wajahnya. Kemudian wanita berambut gelombang itu pergi ke kamarnya untuk tidur.

Tak lama Mingyu masuk dan duduk di samping ranjang Rose. Menunggu wanitanya sampai benar-benar terlelap. Pria jangkung itu tidak ada niatan untuk mengalihkan atensinya dari wajah seorang Roseanne Park. Setiap lekuk itu begitu sempurna bagi dirinya. Tak ada mawar yang lebih indah dari pada Roseanne-nya.

"Selamat malam, Sayang. Teruslah tersenyum dan bermimpi indah," ucap Mingyu, lalu ia mengecup kening Rose.

•••

Siang ini Rose sudah berpakaian rapi. Seperti hendak pergi ke suatu tempat. Mingyu memperhatikan gerak-gerik kekasihnya itu dari ruang tengah tanpa bertanya. Rose mendudukkan dirinya di samping Mingyu. Mengambil sebuah album foto yang berada di atas meja, lalu membukanya. Keduanya tertawa saat melihat foto culun di masa sekolah dulu. Lalu, foto-foto mereka saat berkencan dan liburan bersama keluarga mereka.

"Yak, bukankah ini foto diambil setelah kau muntah karena naik wahana halilintar?" Mingyu menunjuk sebuah foto Rose yang berfoto dengan maskot di taman hiburan yang mereka datangi.

"Aish! Memalukan," kata Rose.

Tiba-tiba bel apartemen Rose berbunyi. Sontak gadis menoleh ke arah pintu dan melihat jam tangannya. Ia pun berdiri dan berjalan ke arah pintu. Mingyu mengikuti Rose dari belakang. Saat Rose membuka pintu apartemennya, seorang pria dengan kemeja biru lautnya tersenyum sambil memberikan sebuket mawar merah untuk Rose. Rose melebarkan senyumnya dan mengambilnya.

"Maaf, aku sedikit terlambat," ucap pria itu.

"Ah, aniyo. Terimakasih bunganya, aku senang sekali."

Pria itu membalas ucapan Rose dengan tersenyum.

"Ah, sebentar! Aku ambil tasku dulu," kata Rose, lalu berjalan melewati Mingyu.

Mingyu masih berdiri di tempatnya. Tak menyangka jika ada pria lain yang berani datang ke apartemen kekasihnya. Namun, sejurus kemudian seulas senyum tergambar di wajahnya. Merasa lega karena Rose telah menemukan penggantinya. Merasa senang karena Rose bisa tersenyum lagi, meski bukan karena dia.

Ya. Hal yang sebenarnya adalah Mingyu sudah meninggal satu bulan yang lalu. Setelah video terakhir tentang dirinya direkam oleh Rose, ia dan kekasihnya itu memilih makan malam di sebuah restoran Italia. Mingyu yang berniat memberi kejutan untuk Rose, malah mengalami kecelakaan.

Selama ini Mingyu selalu berada di sisi Rose. Mingyu masih ingin menjaga kekasihnya itu. Mingyu ingin memastikan Rose tidak akan terpuruk karena kepergiannya yang naas itu. Meskipun diawal kepergian Mingyu, Rose berakhir masuk ke rumah sakit karena kesehatannya menurun drastis.

Dari situlah awal pertemuan Rose dengan Cha Eunwoo. Seorang dokter yang dengan telaten merawat Rose dan memotivasinya agar bersemangat lagi. Seseorang yang akhirnya jatuh hati setelah pertemuan-pertemuan itu.

Seandainya kecelakaan itu tidak pernah terjadi. Seandainya Mingyu tidak berniat mencari bunga mawar dan melamar Rose malam itu. Seandainya pengemudi mobil itu tidak mabuk, mungkin dia masih berada di sisi Rose dan tidak merelakan wanitanya dijaga oleh orang lain.

Namun, dia bisa apa?

Garis hidupnya sudah ditentukan sejak dia lahir ke dunia ini. Kapan dan bagaimana dia meninggalkan dunia ini, Tuhan sudah menuliskan semuanya. Tak ada keajaiban untuk seorang Kim Mingyu. Dan sekarang, yang hanya bisa dia lakukan adalah melihat Rose dari jauh dan menjaganya dari surga.

•••

Aku tidak akan pernah melupakanmu, Kim Mingyu. Aku akan selamanya mencintaimu, meskipun sekarang kau berada di surga. Jaga juga cintaku di sana.

Aku harap kau tenang dan bahagia di surga.

•••••

Fin

30 Oktober 2018

Heaven by Ailee itu salah satu lagu favoritku. Berkali-kali liat MV-nya pun rasanya pengen nangis mulu aku tuh :")

Maap kalo songfict-nya gak segreget MV-nya :")

Good night ❤️

- Saturn -

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang