"Roseanne?"
"Hey! Rosie!!!"
"Astaga Roseanne Park!!!" Gadis yang bernama Roseanne itu tetap tak bergeming.
"Rosie, ayolah sampai kapan lo ngurung diri di dalam kamar ini? Dan berhenti natap bunga matahari itu terus - terusan. Gue tau lo sedih, tapi lo juga gak bisa berlarut - larut dalam kesedihankan?" gadis itu menghembuskan nafas pelan, ia sedih melihat sahabatnya, Roseanne, sedang terpuruk. Dirinya dan para sahabat Rose yang lain sudah melakukan berbagai cara untuk membujuknya, namun nihil.
"Udahlah Jen, kita coba lain kali aja ya? Kita tau ini cukup berat buat Rosie."
"Tapi sampai kapan Jis?" Mata Jennie mulai berkaca - kaca.
Jisoo menggeleng pasrah, ia lalu menarik Jennie pelan untuk keluar. Setelah mendenger pintu tertutup dan suara langkah kaki menjauh, terdengar suara isakan pelan. Rose menangis pilu, masih dengan menatap bunga matahari yang terlihat hampir layu itu.
"Ayah? Ibu? Kenapa kalian harus ninggalin Rosie?"
Orangtua Rose terlibat kecelakaan yang mengakibatkan mereka meninggal. Kejadian terjadi seminggu yang lalu, saat Rose sedang berada di kampusnya, tiba tiba ia menerima telfon yang mengabarkan bahwa orang tuanya mengalami kecelakaan. Saat sampai dirumah sakit, ia hanya bisa menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah tak bisa terselamatkan lagi. Mengingat itu, Rose semakin menangis kencang.
Diluar, Lisa langsung menghampiri Jennie dan Jisoo. Raut sedih terpampang nyata dari keduanya. Sepertinya gagal seperti saat kemarin dirinya mencoba untuk membujuk Rose.
"Gimana Jen? Jis?" Lisa tetap bertanya dan hanya dijawab gelengan oleh Jennie dan Jisoo.
"Kalo kaya gini terpaksa gue bakal hubungin Mingyu."
"Tapi Lis, Rose bilang kan jangan sampe Mingyu tau, Mingyu lagi nyelesain skripsinya, dia gak mau ganggu Mingyu. Inget kan pas setelah kita dateng ke rumah sakit dan ortunya Rose dinyatakan meninggal? Kita inisiatif manggil Mingyu tapi Rose gak mau kan?"
"Bodo amat lah Jis, gue dah gak tahan sama Rose yang terpuruk, gue mau dia balik lagi kaya dulu."
"Gue juga setuju sama Lisa Jis, ayo dicoba."
"Yaudah, ayo! Kasian juga sama Mingyu dia nanyain Rose gara gara hapenya gak aktif."
🌹
"Ming? Lo dari beberapa hari yang lalu gelisah mulu kenapa sih?"
"Rose gak ngehubungin gue Ver, gak aktif juga hapenya. Temen - temennya juga kaya nyembunyiin sesuatu. Gue khawatir banget. Mana Rumahnya sepi gak ada siapa - siapa."
"Ya mungkin Rose liburan Ming, trus juga lo tau lah Rose kaya gimana, dia gak mau gangguin skripsi lo."
"Ya tapi skripsi gue dah selesai, gue udah chat dia juga tapi ya centang satu."
"Nah tuh, sohibnya cewek lo. Bukain noh pagernya." tanpa babibu lagi, Mingyu langsung lari kearah pagar rumahnya. Perasaannya benar - benar gelisah. Tidak ada Rose disana.
"Mana Rose? Kok gak sama kalian?"
"Kita bakal ceritain sesuatu Ming, Kita bicara didalem aja ya?" Jisoo nenangin Mingyu.
Mingyu langsung bukain pager dan nuntun 3 orang cewe yang berstatus sahabat kekasihnya ke dalam rumahnya beserta Vernon.
"Cewe gue dimana?" Mingyu langsung nanya lagi setelah para tamunya duduk. Mau gak mau ketiga cewek itu menghela nafas. Jisoo langsung menceritakan apa yang terjadi pada Rose. Dan seketika itu Mingyu langsung ngamuk dan mecahin barang - barang di sekitarnya. Vernon sebisa mungkin nenangin Mingyu. Jennie udah nangis aja liat Mingyu kalap. Lisa sama Jisoo cuma diem aja, takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Kisah Munroses ✓
FanfictionHanya berisi cerita pendek/random Mingyu dan Rose ❤️