#64; Peran Cadangan [4/5]

581 109 21
                                    

Kau sirnakan kabut kelabu dalam sabana pencarianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kau sirnakan kabut kelabu dalam sabana pencarianku..

Kau bagaikan deburan ombak yang pecahkan batu karangku..

Kau adalah jawaban dari setiap doaku..

Kau tempat hatiku bermuara..

*****

Rose hampir saja tersedak makanannya. Ia menatap Mingyu tak percaya. Pasalnya, hal yang baru saja ia dengar adalah suatu ketidakmungkinan. Ia melanjutkan makannya dengan canggung. Iya, Rose canggung. Tatapan Mingyu terlalu tajam dan serius menimbulkan gemuruh dalam dirinya.

"Rose, aku serius." Mingyu mengamit tangan Rose. "Aku ingin kita menikah besok atau lusa."

Rose terdiam. Lebih memilih merenungkan ajakan Mingyu tadi. Atau ia merasa bingung dengan situasi yang terjadi sekarang ini. "Tapi, apa alasanmu untuk menikah denganku?"

Mingyu tahu memang tidak mudah mengajak Rose untuk menikah. Apalagi dengan lika-liku kehidupan perempuan itu yang selama ini dijalani. Menikah mungkin tidak pernah terpikirkan olehnya. "Aku ingin melindungimu dan memberikanmu tempat teraman dari mereka." Sebab melihat Rose berada di sekitar para manusia jahat itu membuat Mingyu resah sendiri.

Rose tersenyum kecut. "Aku sudah terbiasa tinggal bersama mereka. Jadi, jangan khawatir, aku bisa mengatasinya sendiri."

"Tapi, Chanyeol? Dia bisa melakukan hal yang lebih gila daripada kemarin. Aku tidak bisa membayangkan kau tinggal dengan dia, Ros. Jadi, izinkan aku memberikan tempat ternyaman dan aman untukmu."

Rose menahan napas ketika melihat binar mata Mingyu yang menunjukkan kesungguhan. Namun, ada satu sisi dalam diri Rose yang masih belum menerima. Sebab, ia hanya takut jika suatu saat menjadi orang yang ditinggalkan kembali. Seseorang dulu juga pernah memberinya janji untuk kembali. Namun, hingga kini, ia tidak kunjung kembali.

Beberapa tahun silam, menjadi peristiwa mengerikan yang pernah dialaminya. Ketika langit sedang menghujani bumi, anak kecil yang berumur sekitar lima tahun itu terseok-seok. Tak ada alas yang menghalangi telapak kakinya dengan aspal jalanan. Jua tidak ada yang melindungi kepalanya dari rintik-rintik langit.

"Ibu, tolong berhenti sebentar," rintihnya. Sepasang kaki mungil itu tak sanggup lagi mengimbangi langkah sang ibu yang kian cepat.

Namun, sang ibu tak menghiraukan. Semakin erat menggandeng tangan mungil itu, semakin cepat langkahnya. Tidak peduli isakan tangis, tidak peduli rintihan yang berasal dari sang anak. Hingga sepasang kaki itu terluka, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah mewah.

Sang ibu mengetuk pintu dengan tak sabar. Beruntung di balik pintu itu orang yang ingin ia temui. Ia langsung mengarahkan sang anak pada orang tersebut.

"Sekarang Rose bersama ayah dulu, ya? Maaf Ibu tidak bisa jaga Rose untuk saat ini." Setelah genggaman itu terlepas, atensinya kini terarah pada seorang pria itu. "Sekarang Rose akan tinggal bersamamu. Nanti aku akan kembali untuk menjemput Rose."

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang