#29; Memeluk Bulan

816 122 22
                                    

By Rossa - Memeluk Bulan

Kau bukanlah untukku
Meski kutahu 'ku menyayangimu
Cinta tak mungkin terjadi
Di antara kita berdua
Dirimu kini telah bersamanya
Begitu pula aku telah memilikinya

Dua tahun setelah pernikahannya dan satu tahun lamanya ia selalu memperhatikan mantan kekasihnya, Rosé. Satu tahun lalu ia mendapatkan undangan pernikahan dari sang mantan kekasihnya itu. Jam dihari yang sama dan tempat yang sama, Mingyu tidak pernah letih selama satu jam memperhatikan Rosé yang berselisih tiga meja darinya.

Selama satu tahun bertarung dengan perasaannya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi hingga dirinya harus memutuskan Rosé dan menikahi Chaeyeon. Mingyu hanya ingin tidak ada masalah dalam hubungannya dengan Rosé dan ia hanya ingin terus berhubungan baik serta selalu mendapatkan kabar dari dia. Karena Mingyu, masih mencintai seorang Rosé.

Kafe ini adalah kafe kenangan mereka berdua. Setelah pernikahannya berlangsung, Mingyu setiap hari dan jam yang sama akan selalu berkunjung. Hingga, Rosé datang dan berkunjung ke kafe ini setelah pernikahannya. Bukankah suatu kebetulan mereka bertemu disaat dalam situasi yang sama?

Mingyu memberanikan diri untuk mendekati Rosé. Ia meninggalkan mejanya. Melangkah dengan pelan dan penuh keyakinan.

"Bolehkah aku untuk duduk di sini?" Tanyanya yang masih memperhatikan wajah Rosé.

"Bukankah masih ada meja yang kosong?" Rosé menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya. Tapi ia tahu bahwa itu adalah Mingyu, sang mantan kekasih.

"Ada yang ingin kukatakan padamu, Rosé."

Tanpa menjawab perkataan Mingyu. Rosé mempersilahkan Mingyu untuk duduk dengan menggunakan tangannya. Ia melihat ke arah jam tangan yang melingkar pada tangan kirinya.

"Lima belas menit ku rasa cukup untukmu."

Mingyu mengangguk mendengar perkataan dari Rosé. Setidaknya Rosé mau mendengarkan apa yang ingin dikatakannya walau hanya lima belas menit. Ia ingin menjelaskan semuanya secara jelas.

"Tapi tolong jangan potong perkataan ku." Pinta Mingyu yang langsung mendapatkan jawaban sebuah anggukan kepala dari Rosé dan ia langsung tersenyum.

"Dua tahun lalu. Aku ingin meminta maaf atas kejadian itu. Tapi, ada satu hal yang tidak dapat aku katakan pada waktu itu," Mingyu mulai bercerita dengan apa yang terjadi.

"Perusahaan ayahku saat itu mengalami penurunan yang sangat drastis. Selama tiga bulan lamanya, ayah selalu mencari dana tambahan namun hutang selalu bertambah. Hingga keluarga Chaeyeon sebagai pemegang saham memberikan bantuan namun tidak lah gratis. Mereka ingin aku menikahi Chaeyeon."

Mendengar apa yang diceritakan oleh Mingyu. Membuat Rose akhirnya memfokuskan atensinya kepada Mingyu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa hal tersebut terjadi kepada keluarga mantan kekasihnya.

"Saat itu ayah yang tidak bisa berbuat apa-apa akhirnya mengabulkan permintaan orang tua Chaeyeon. Aku sebagai anak hanya dapat menuruti perkataan ayah ku. Karena ini demi kebaikan mereka dan selama dua tahun aku selalu hidup dengan rasa bersalah kepadamu," Mingyu menggenggam tangan Rosé dengan sangat lembut.

"Rasa bersalah itu membuatku selalu berkunjung ke kafe ini. Kafe dimana kita berdua bertemu dengan ketidak sengaja. Sekali lagi aku mau meminta maaf kepadamu, tidak apa bila kamu tidak memaafkan ku."

Setelah mengatakan itu. Mingyu melepas genggaman tangannya dan menarik tangannya menjauh.

"Maaf aku tidak bermaksud," ucapnya meminta maaf kepada Rosé.

Tidak ada satu reaksi apapun yang dikeluarkan oleh Rosé dan membuat Mingyu mengerti bahwa Rosé tidak akan memaafkannya. Ia sudah siap bila Rosé memang tidak akan memaafkannya begitu saja.

"Jaehyun sudah menjemput. Aku harus pergi," Rosé berkata setelah mendapatkan pesan dari Jaehyun, suaminya.

Melihat pergerakan dari Rosé yang hendak berdiri dengan cepat Mingyu menahannya. Ada satu hal yang masih ingin ia sampaikan kepada Rosé.

"Aku masih mencintaimu hingga sekarang. Mungkin tidak akan pernah cinta ini hilang atau tergantikan olehnya. Hanya kamu, Rosé." Mingyu berkata dengan lantang namun hanya dapat didengarkan oleh dirinya dan Rosé seorang.

Rosé tersenyum. Ia tersenyum mendengar jawaban dari Mingyu. Mengeluarkan sebuah buku dan mencari halaman yang dicarinya dan menyobek halaman yang telah ia temukan. Meremas hingga berbentuk sebuah bola tidak beraturan.

"Bacalah nanti dan aku ingin menyampaikan satu hal kepada mu. Belajar lah mencintainya dan sekarang kita hidup dengan takdir kita masing-masing." Rosé pergi. Pergi setelah mengatakan itu dan membuat Mingyu terus menatap ke arahnya.

Memeluk Bulan

"Apa yang terjadi?"

Pertanyaan Jaehyun membuat lamunan Rosé buyar. "Tidak ada apa-apa."

"Kamu yakin? Kenapa tersenyum sebahagia itu? Apakah terjadi sesuatu di kafe itu?"

Rosé tersenyum. Tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa mantan kekasihnya masih mencintai dirinya.

"Hanya sebuah kejadian lucu melihat seorang anak kecil yang tersenyum hanya karena mendapatkan es krim yang sangat besar," bohong Rosé.

"Enam bulan lagi kita akan merasakan itu bukan? Jadi tunggulah," Jaehyun berucap dengan mengelus perut Rosé.

"Terus sehat ya dan jangan buat Ibu mu ini sakit. Kalau minta apapun biar Ayah saja yang ngidam jangan lagi Ibumu," pinta Jaehyun yang berkata kepada calon bayinya.

Rosé menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Jaehyun. "Jadi kapan kita akan jalan Tuan Jaehyun?"

Setelah mengatakan perkataan itu. Ia merasakan Jaehyun mengangkat tangannya dari perut miliknya dan tersenyum. Rosé tersenyum membalasnya dan mengalihkan atensinya pada jalan raya.

"Semua perasaan ku padamu ada di kertas itu. Sampai kapan pun," batin Rosé.

Memeluk Bulan


Sepeninggalan Rosé. Mingyu hanya menatap kertas yang di remas oleh Rosé. Rasa takut menyelimutinya. Ia sama sekali tidak berani membuka ataupun membacanya.

"Apa aku harus membacanya? Aku takut bila Rosé sangat membenciku."

Dengan perasaan bercampur aduk. Mingyu akhirnya membuka kertas tersebut dan membacanya.

Tidak terasa setelah kehadiran malaikat kecil ku. Aku masih menyimpan perasaan ini. Perasaan mencintaimu hingga sekarang. Dulu aku memang membencimu, menangisimu bahkan merobek foto-foto kita berdua.

Tapi ku sadar bahwa kita tidak akan bisa bersama. Karena untuk memilikimu, seperti aku harus memeluk bulan yang berada di langit. Tidak bisa dijangkau oleh ku.

Bila Tuhan mengizinkan. Aku ingin memberikan kertas ini kepadamu. Kertas yang berisi tulisan ku terakhir kepadamu. Karena aku tidak mungkin menulis tentang mu lagi, tentang perasaan kita dan lainnya.

Terakhir dan selamanya bahkan sampai kapan pun. Kamu. Seorang Kim Mingyu yang akan selalu berada di hati Roseanne Park.

Tertanda
Roseanne Park

Mingyu tersenyum. Akhirnya ia mengetahui bahwa Rosé masih mencintai dan menyayangi dirinya hingga saat ini, sama sepertinya.

"Walau di dunia nyata kita tidak dapat bersatu. Tapi, biarlah perasaan kita yang tetap bersatu. Meskipun kita telah memiliki kehidupan masing-masing."

"Tuhan memang tidak menyatukan kita di dunia ini. Tetapi, biarkan hati kita yang menjaga perasaan ini untuk selalu bersatu."

Fin

Published April 25th, 2019

By Aries

Ada yang bisa tebak ini lanjutan yang mana?;

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang