#76; Kenalan

398 80 10
                                    

Suasana kafe di sore Senin ini cukup sepi. Maklum, bukan weekend. Orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing di hari kerja ini. Rose aja yang lagi nggak ada kerjaan. Eh, bukannya nggak ada kerjaan, sih, tapi lagi mode males. Mau ngerjain tugas desain, tapi nggak mood.  Ngerjain tugas makalah juga udah eneg. Otak buntu dan Rose butuh hiburan. Mirisnya, sahabat-sahabat Rose juga lagi sibuk sendiri-sendiri. Akhirnya dia memilih untuk nongkrong sendiri di kafe dekat kampusnya. Biarin aja kayak orang hilang atau kesepian, yang penting bisa refreshing tipis-tipis.

Selesai memesan roti lapis tuna dan segelas es milo, Rose menunggu pesanan sambil bermain permainan cacing di ponselnya. Belum ada 5 menit, Rose udah bosan. Dia pun beralih ke aplikasi wattpad. Membuka draft cerita satu minggu yang lalu, namun otaknya nggak mau diajak berpikir. Mana draft ceritanya masih bertahan di 150 kata lagi.

"Hey!"

Rose mendongakkan kepalanya saat suara berat seorang cowok menyapanya. Dahinya mengernyit tatkala cowok jangkung yang berdiri di depannya itu tersenyum ramah kepadanya. Ganteng, pikir Rose detik itu juga.

"Siapa, ya?" tanya Rose hati-hati.

Meskipun ganteng, Rose nggak boleh terlena. Siapa tahu ini orang jahat yang ingin menipunya.

"Loh? Masa lo lupa sama gue, sih? Ini gue Mingyu," jawab cowok itu.

Rose semakin nggak ngerti sama tingkah orang asing yang mengaku sebagai Mingyu ini. Mingyu? Siapa dia? Yang Rose tahu hanyalah hari Minggu.

"Salah orang kali ya masnya?" ujar Rose.

"Salah orang? Masa sih gue salah orang?"

Cowok itu berlagak kebingungan. Rose mengembuskan napas sebelum berkata, "Lah, gimana sih? Orang saya aja nggak kenal sama situ. Jelas-jelas salah orang, Mas."

"Masalahnya hari ini saya sedang janjian sama seseorang, katanya dia pakai baju merah. Rambutnya panjang, warnanya hitam kecokelatan gitu. Nggak mungkin salah orang Mbak. Di sini cuma Mbak yang pakai baju merah dan punya rambut seperti itu," jelas Mingyu.

Rose menoleh ke kanan dan ke kiri. Benar aja. Di kafe ini cuma Rose yang memiliki ciri-ciri seperti itu. Tapi masalahnya Rose tuh nggak lagi janjian sama cowok ini. Boro-boro janjian, kenal aja nggak.

"Emang Masnya janjian sama siapa, sih? Belum dateng kali orangnya," ujar Rose sedikit jengkel.

"Nggak mungkin kan saya salah orang. Orang saya janjian sama jodohku, kok."

Seketika Rose bengong. Syok digombalin sama cogan asing. Di sisi lain, Mingyu tersenyum geli saat melihat wajah terkejut Rose. Lucu banget, sumpah!

"Hahaha.... Maaf ya, Mbak. Saya bukan orang jahat atau genit. Cuma kena dare dari temen. Tuh, mereka lagi duduk di pojokan. Lagi ngawasin saya biar nggak kabur. Kalo mau marah, marah aja sama yang pakai kaos hitam itu. Dia yang kasih saya dare buat gombalin mbaknya," jelas Mingyu

Rose masih berada di planet lain. Yups! Nyawanya masih melayang-layang. Untung aja bumi punya gaya gravitasi. Kalo nggak mah, tubuh Rose sekarang pasti ikut melayang.

"Sekali lagi maaf ya. Sebagai gantinya, bilang aja ke kasir kalo makanan lo dibayar sama Mingyu. Yang punya kafe ini kakak gue, jadi kasirnya nggak bakalan bingung buat nyariin gue."

"Eh! Nggak usah, Mas Mingyu. Nggak apa-apa, kok. Serius. Cuma agak kaget aja tadi," kata Rose cepat.

Nyawanya udah kembali, gengs.

Iya, kaget tiba-tiba disamperin sama cogan, batin Rose.

"Kalo gitu gue balik lagi ke sana, ya. Thanks Mbak ... mmm, Mbak siapa, ya?"

Mingyu menaikkan sebelah alisnya karena nggak tahu nama Rose.

"Rose. Roseanne," jawab Rose begitu aja.

Mingyu tersenyum lebar. "Oke! Thanks Roseanne," kata Mingyu, kemudian ia pergi meninggalkan Rose.

Diam-diam Rose tersenyum. Oke, dia nggak akan nongkrong ke kafe lain. Besok atau besoknya lagi dia akan nongkrong di kafe ini. Siapa tahu ketemu sama Mingyu lagi. Eh?

[]

Biar gak sepi-sepi amat nih buku, aku update lagi meskipun dikit 😭 Ayo dong ramaikan ❤️

-Saturn

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang