#79; Undangan

494 83 7
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mingyu menatap sahabat perempuannya dengan perasaan tidak enak. Bukan karena rasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Hanya saja dirinya seakan memanfaatkan cinta sang sahabat untuknya sekedar menutupi rahasia yang dimilikinya selama ini.

Mingyu tidak bodoh. Sejak memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA), ia paham dengan gelagat sahabatnya melalui pandangan perempuan itu. Bagaimana mata itu menatapnya penuh binar, dan bagaimana sorot mata itu yang berubah menjadi sedih ketika Mingyu menceritakan mengenai rahasia yang selama ini ditutup rapat-rapat olehnya.

Sahabat itu adalah tempat untuk saling percaya. Itu adalah pikiran Mingyu. Dengan pola pikir itu, Mingyu mengatakan bahwa dirinya berbeda dari laki-laki lain. Ya, dirinya menyukai sesama. Dan itu terjadi ketika pandangannya jatuh kepada sosok kakak kelas yang tengah tertawa bersama perempuan lain.

Dari kejujurannya, ada rasa takut akan ditinggalkan oleh sang sahabat. Namun, siapa sangka perempuan itu memeluknya dan akan terus bersamanya sampai kapanpun. Hingga saat ini sampai pada akhirnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Mingyu menunduk. "Maaf. Maafkan aku. Kau harus rela seperti ini. Padahal kau bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari pada aku. Laki-laki yang bisa mencintaimu dan memandangmu sebagai perempuannya. Bukan seperti aku yang seakan memanfaatkanmu, Rose."

Rose, nama perempuan itu. "Kau sudah tahu, kalau sejak awal namamu memang sudah terukir di hatiku, Mingyu. Aku tidak apa-apa, bila harus menutupi semua rahasiamu. Cinta itu harus saling menerima."

Tangan Rose menangkup kedua pipi Mingyu. "Ingat yang aku katakan saat kau memutusakn untuk melamarku?" tanyanya yang mendapat jawaban sebuah anggukan dari Mingyu. "Setiap kali kita bertemu, kau harus mengatakan 'Aku mencintaimu Rose'. Karena dengan hal biasa yang sering kau lakukan, itu akan menjadi sebuah kebiasaan."

"Kak Wonwoo sudah bahagia dengan Kak Jennie. Dan keluarga mereka sudah lebih bahagia dengan kehadiran Mark yang baru saja lahir. Sekarang, sudah waktunya untukmu berubah, Gyu." Rose tersenyum. "Aku siap membantumu berubah."

Senyum laki-laki itu mengembang. "Terima kasih. Terima kasih, Rose. Aku mohon bantu aku. Bantu aku untuk mencintaimu sebesar rasa cintamu kepadaku."

"Tentu. Aku akan selalu membantumu. Ingat janji kita, bukan? Selalu bersama sampai kapanpun."

Mingyu mengangguk.

"Sekarang. Sudah waktunya memilih undangan. Kita harus segera memilih undangan yang harus kita cetak. Apalagi ..." Rose menyenggol lengan Mingyu. "Kita harus memilih undangan yang terbaik untuk cinta pertamamu, 'kan?"

"ROSE! Sudah hentikan. Dia sudah bahagia. Jangan diungkit lagi. Sekarang, adalah tentang kita."

Senyum jahil terlihaat jelas di wajah Rose. "Tentang kita? Jadi, kau sudah mulai mencintaiku?"

"YA! AKU MENICINTAIMU ROSE!" teriak Mingyu. "Kau yang mengatakan, kalau aku harus mengatakan itu, 'kan?"

"Mingyu-ku lucu sekali. Aku juga mencintaimu," balas Rose yang mencubit gemas hidung Mingyu.

***

Dear Diary,

Begini kah rasanya sakit dalam mencintai? Saat kau tahu, bila laki-laki yang kau cintai mencintai orang lain. Terlebih lagi, ini lebih menyakitkan ketika kau tahu orang yang selama ini kau cinta itu berbeda dengan laki-laki lain. Dia lebih memilih mencintai sesamanya.

Apakah aku harus menjauh? Menjauhi orang yang aku cintai, terlebih lagi dia adalah sahabatku sendiri?

Kurasa aku tidak bisa. Aku ingin selalu ada di sisinya sampai kapanpun. Karena aku tahu, bila orang lain tahu mengenai rahasianya, dia akan diasingkan dan dikucilkan begitu saja. Aku tidak ingin dia mendapatkan perlakuan seperti itu.

Karena cinta tidak hanya menerima kesempurnaa, tetapi melengkapi kekurangan yang ada.

23 Oktober 2015

To Rose:

Terima kasih karena telah mencintaiku. Kau adalah perempuan terbaik, Rose.

Kau mengajarkan aku untuk mencintaimu seorang. Dan kini, kau adalah perempuan pertama yang aku cintai. Terima kasih aku ucapkan sekali lagi istriku, Roseanne Kim.

Mari kita hidup bahagia dengan calon putri kita yang akan lahir dua bulan lagi. Kita hidup bahagia bersama untuk selamanya.

From your husband, Kim Mingyu

23 Oktober 2025

FIN

25 Oktober 2020

by Admin Aries

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang