Playlist: Minhyuk (Btob) ft. Cheeze - Purple Rain
*****
Kini hujan tak kunjung berhenti..
Ia masih betah menemani..
Aku yang terluka sendiri..
*****
Selama sebulan sebelum acara puncak, kegiatan di sekolahnya diisi oleh lomba-lomba antarkelas untuk turut meramaikan. Lomba-lomba yang diadakan pun dalam berbagai bidang, meskipun lebih banyak dalam bidang olahraga. Lomba-lomba itu diadakan setelah kegiatan belajar sekolah usai. Pulang lebih sore adalah hal yang biasa bagi Rose. Selain persiapan untuk acara puncak harus lebih matang, Rose pun berkesampatan menyaksikan kelasnya Mingyu bertanding. Sudah pasti kekasihnya itu akan turut serta dalam perlombaan, seperti futsal dan basket. Seperti sekarang, tim futsal cowok itu berhasil masuk semi final dan akan tanding sore ini untuk menentukan siapa yang akan masuk final nanti.
Tentu Rose sudah bersiap dengan kamera di tangannya untuk mengabadikan momen saat cowok itu sedang tanding. Pertandingan akan dimulai kurang lebih sepuluh menit lagi. Di lapangan pun belum terisi kedua tim yang akan bertanding. Itu artinya Mingyu masih berada di kelas. Rose berjalan menuju kelas Mingyu dengan membawa dua kaleng susu beruang. Pikirnya, untuk menjaga stamina cowok itu. Karena Rose tahu hari ini akan ada dua pertandingan yang akan cowok itu jalani, futsal sekaligus basket.
Beberapa hari belakangan ini, sepasang kekasih itu pulang bersama. Bedanya, mereka menggunakan sepeda masing-masing. Padahal Rose sudah meminta Mingyu untuk pulang terlebih dahulu jika cowok itu tidak ada kegiatan. Namun, Mingyu tetap mau menemani Rose dengan alasan tidak baik Rose pulang sendirian saat malam. Mingyu tidak akan tenang, katanya begitu. Tentu saja, perlakuan manis Mingyu menumbuhkan bunga-bunga pada hati Rose. Beberapa hari ini, Rose pun sengaja menghindar dari Mina untuk menenangkan hatinya. Karena Rose tidak mau merusak suasana hatinya.
Langkahnya yang ringan semakin terasa berat ketika matanya menemukan hal yang tidak ingin dilihatnya. Langkah pastinya semakin melambat seiring dengan ketidakyakinannnya untuk menghampiri Mingyu. Lalu sepasang kakinya berhenti ketika mendengar suara cewek yang memunggunginya berkata, "Kalau kamu bisa menang di futsal nanti, kamu boleh minta apapun sama aku."
Kenapa Rose selalu kalah start dari cewek itu? Kenapa ia selalu berada di belakang cewek itu? Kenapa ia selalu didahului oleh Mina? Selalu ada Mina di antara Rose dan Mingyu. Selalu. Dan itu cukup menyakiti hatinya.
"Janji?" tanya cowok di hadapan Mina. Siapa lagi kalau bukan Mingyu.
"Yap, kalau kamu kalah, kamu harus nurutin keinginan aku."
Mingyu tertawa kemudian membalas, "Oke."
Tawa yang begitu ringan didengar.
Tidak ada obrolan yang mesra di antara mereka. Seharusnya itu tidak melukai hatinya. Namun, tetap saja ada bagian dirinya yang teriris ketika menyadari kedekatan mereka semakin hari semakin intens. Selama mencuri dengar pun, pandangannya menunduk. Ia tidak berani menatap kedua anak manusia itu. Sebenarnya, ia tidak siap dengan ekspresi keduanya yang menurut Rose tidak wajar disebut sebagai sepasang sahabat.
"Ros?"
Sebelum niatnya yang ingin pergi dari sini terlaksana, panggilan itu cukup mengejutkannya. "Eh?" Ia melangkah mendekati Mingyu dan berusaha memasang senyum manis dan berkata, "Hai."
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Kisah Munroses ✓
FanfictionHanya berisi cerita pendek/random Mingyu dan Rose ❤️