#16; The Last Hope In The Winter

1.5K 170 22
                                    


"Mah, biarkan aku sendiri yang ke sana."

Mendengar permintaan anak semata wayangnya, membuat Crystal Soo Jung mengelus pelan rambut anaknya. Ia melepaskan pegangan kursi roda yang ia gunakan untuk mendorong kursi roda anaknya. Air mata yang tidak bisa terbendung lagi kini hanya bisa turun membasahi kedua pipinya, melihat anak laki-lakinya yang berusaha memutar roda pada kursi roda miliknya pada tanah merah yang berbatu.

Kim Mingyu, pria berusia dua puluh tahun ini menggerakkan kursi roda miliknya dengan kedua tangannya yang memegang besi yang melingkar pada bagian luar bannya ke arah depan. Tanah merah dan bebatuan kecil tidak menghalanginya untuk pergi ke tempat dimana sang istri berada, tidak lupa ia membawa sebuket bunga mawar merah dan sekotak cokelat untuk istrinya. Senyum cerah dan memperlihatkan deretan gigi putih beserta dua gigi taringnya menandakan tidak ada kebahagiaan yang selalu ia nantikan selama enam bulan.

Enam bulan lamanya, Mingyu tidak bisa bertemu dengan sang istri karena harus menjalankan perawatan di luar negeri. Ia mengentikan langkahnya pada gundukkan tanah merah yang sudah di tumbuhi oleh rumput yang selalu di rapihkan oleh pelayan keluarganya setiap tahun. Gundukkan tanah ini merupakan tempat peristirahatan terakhir sang istri, Roseanne Park atau sekarang bernama Roseanne Kim.

"Selamat siang, sayang," sapa Mingyu yang mengusap pelan batu nisan bertuliskan nama istrinya.

"Maaf aku baru bisa mengunjungimu, kamu tahu sembilan bulan lalu kondisiku semakin memburuk. Enam bulan lalu sebelum aku pergi ke Amerika untuk pengobatan ku, maaf aku tidak mengatakannya kepada mu."

Mingyu meletakan sebuket mawar merah yang ia bawa tepat di bawah batu nisan tersebut. Ia membuka kotak cokelat yang ia bawa, tidak lupa ia mengeluarkan sebuah bola kristal yang di dalamnya terdapat pohon natal dan butiran putih yang menyerupai salju.

"Malam nanti adalah malam natal dan aku ingin merayakannya bersama dengan mu. Mangkanya aku membawa ini," ucap Mingyu menunjukkan bola kristal yang berada di tangan kirinya.

"Apa kamu ingat hari pertama kali kita bertemu ? Dua hari sebelum malam natal bukan ? Hari dimana aku pindah rumah yang tepat berada di sebelah rumah mu."

Mingyu tersenyum tipis mengingat hari dimana ia pertama kali bertemu dengan Rose.

THE LAST HOPE IN THE WINTER

Rose melangkah keluar rumah setelah melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumah yang berada di sebelah rumahnya. Awalnya ia hanya memandang sebuah mobil jasa pindahan rumah milik tetangga baru nya itu. Namun niat awal yang hanya memperhatikan itu kini menjadi rasa penasaran pada sosok pria tinggi yang ia kira seumuran dengannya.

Memiliki tubuh mungil bagi dirinya tapi tidak bagi setiap wanita yang melihat tubuhnya membuat Rose harus meletakan kedua kakinya pada pembatas pagar rumahnya. Ia tersenyum cerah melihat pria tinggi itu yang saat ini sedang duduk di ayunan.

"Hai! Kamu tetangga baru?" sapa Rose yang ternyata dihiraukan oleh pria itu.

"Kamu tahu enggak artinya kacang? Kacang di diemin kayak gini tuh enggak enak tahu enggak. Huh!" kesal Rose yang sama sekali tidak dianggap keberadaannya.

"Kamu tuh ya, kalau ada orang menyapa di balas jangan di diamkan seperti ini. Sakitnya tuh di sini tahu sakit banget tahu enggak," lanjut Rose yang menunjuk dada kanan bagian bawah dikit.

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang