#33; I don't Know [2/2]

744 123 34
                                    

[ Jangan lupa vote dan komen ;) ]

###

Rose keluar dari lift bersama Eunha dan beberapa teman kerjanya yang lain. Saat memasuki area lobi, Rose dan Eunha terkejut saat melihat sosok lelaki yang sedang duduk di bangku panjang lobi. Lelaki itu memberikan senyuman termanisnya dan membuat beberapa wanita di sana mabuk kepayang.

"Rosie!" panggilnya.

"Hyunjae? Ngapain di sini?"

Teman-teman kerja Rose langsung bergumam. Selain kagum dengan sosok laki-laki itu, mereka juga heran kenapa wanita berambut gelombang itu masih menyandang status single. Padahal jika dilihat dari beberapa lelaki yang dekat dengannya, seharusnya Rose bisa menggaet salah satunya. Mereka bisa melihat dari mata para lelaki itu kalau ada ketertarikan khusus saat berinteraksi dengan Rose.

Ya, itu yang orang lain pikirkan. Nyatanya semua itu tidak semudah yang mereka pikirkan. Memilih pasangan tidak sama seperti memilih celana kolor di pasar. Tidak asal melangkah maju karena mereka tampan. Tidak asal bilang iya, karena mereka punya uang banyak. Mencari pasangan untuk menikah bukan hanya sekedar tampan dan mapan.

Tidak munafik jika wanita ingin memiliki suami yang tampan dan mapan. Tapi, semua itu tidak ada gunanya jika tidak memiliki kecocokan atau ketertarikan pada satu sama lain. Jenjang ini bukan hanya menerima hal baik dari pasangan kita, tapi juga keburukan mereka.

"Kenapa? Nggak boleh, ya?" tanya Hyunjae.

"Ya, nggak juga sih," jawab Rose kikuk.

Sebelum Hyunjae menimpali jawaban dari Rose, Eunha dan teman kerja Rose yang lain pamit pulang duluan. 

"Lo ada waktu, kan? Mau makan malam sama gue nggak?"

.

.

.

Rose dan Hyunjae sampai di Pujasera yang tidak jauh dari kantor Rose. Mereka berdua memilih makan sate padang. Kebetulan Rose ingin sekali makan itu. Sembari menunggu pesanan, keduanya pun mengobrol.

Saat Rose tertawa mendengar candaan Hyunjae, tiba-tiba atensinya teralihkan ke sosok laki-laki jangkung yang berdiri di depan stan nasi goreng, bersama perempuan yang memakai jaket hitam.

Rose tak mampu menyembunyikan raut kecewanya. Selain karena kedekatan keduanya yang terlihat intens, hal yang membuat Rose sedikit kecewa karena si perempuan yang memakai jaket si laki-laki. Ya, jaket itu adalah hadiah ulang tahun dari Rose untuk si laki-laki yang bernama Kim Mingyu itu.

Seharusnya Rose tak merasa kecewa terlalu dalam, karena dia sendiri juga sedang makan dan mengobrol bersama laki-laki lain. Seberapa keras Rose berpikir seperti itu, hatinya terasa sesak saat melihat Mingyu yang selalu memberikan senyumnya kepada Eunseo. Katakan Rose adalah wanita yang egois, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

Rose cemburu.

•••

Rose merasa Mingyu berubah. Ya, sejak perempuan yang bernama Eunseo itu datang ke kehidupan Mingyu. Rose pikir Mingyu mulai melupakan dirinya. Mingyu tak seintens dulu saat mengobrol di chatroom. Rose mulai jarang mendapatkan telepon dadakan dari Mingyu yang biasanya ingin mengajak Rose bertemu, walau sekedar minum jus atau mengobrol di kafe. Intinya, satu minggu terakhir ini Mingyu seperti menjaga jarak dengan dirinya.

"Salah nggak kalo misal gue nggak suka sama Eunseo?" tanya Rose tiba-tiba.

Eunha yang sedang mengigit stik keju seperti cara makan kelinci itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang