#75; Pelangi

400 66 14
                                    

Pelangi-pelangi, alangkah indahmu...

Merah, kuning, hijau, di langit yang biru...

Pelukismu agung, siapa gerangan?

Pelangi-pelangi, ciptaan Tuhan...

###

"Gyu, liat deh! Ada pelangi! Ya Tuhan! Senang banget bisa liat pelangi di langit!" seru Rose heboh.

Dua orang yang ikut berteduh di depan sebuah toko kelontong itu menatap Rose dengan geli. Kelakuan anak SMA ini tidak jauh beda dengan anak SD. Untung hujan sudah mulai reda. Mereka yang sedang berteduh, bersiap-siap untuk meninggalkan tempat ini. Kecuali Mingyu dan Rose tentunya.

Mingyu yang berdiri di samping Rose pun mendongakkan kepalanya. Kedua sudut bibirnya terangkat tatkala melihat indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Mingyu tahu kalau Rose sangat menyukai pelangi. Kebanyakan barang yang dimilikinya selalu ada pelanginya. Bukan penyuka yang fanatik. Hanya saja pelangi memiliki arti tersendiri bagi Rose.

"Indah juga ya, Rose," kata Mingyu.

"Kamu tahu nggak asalnya pelangi dari mana?" tanya Rose tiba-tiba.

Mingyu menoleh sekilas. Belum sempat ia menjawab pertanyaan Rose, gadis itu lantas menjawabnya sendiri, "Pelangi itu adalah warna-warna yang sedang bertengkar, Gyu. Soalnya mereka menganggap diri mereka yang paling penting. Akhirnya dikutuk deh jadi pelangi."

Mingyu tertawa kecil mendengar perkataan polos Rose. "Kamu kebanyakan nonton Upin-Ipin sama Jisung, Rose. Otak kamu jadi nggak beres gini," ujarnya.

Rose tidak marah mendengar ledekan dari Mingyu. Memang benar jika dirinya suka menemani Jisung menonton Upin-Ipin. Kim Jisung adalah adik bungsu Mingyu. Dia masih kelas 2 SD. Jisung lebih dekat dengan Rose daripada Mingyu yang statusnya adalah kakak kandung. Maklum, Mingyu yang sudah kelas 2 SMA ini tidak mau mengikuti skenario anak SD. Mingyu lebih suka mengurung diri di kamar. Bermain game online atau mengedit gambar. Dan, belajar adalah agenda Kim Mingyu ketika akan menghadapi ujian saja.

"Oh, iya! Aku denger dari Sowon, kamu pacaran ya sama adik kelas itu, Gyu," kata Rose tiba-tiba.

"Hah? Si Tawon bilang gitu? Duh, emang rese ya tuh anak," kata Mingyu dengan wajah juteknya.

Rose terkekeh mendengar Mingyu menyebut Sowon dengan Tawon. Bukan tanpa alasan Mingyu mengganti nama panggilan Sowon. Cewek berambut panjang itu memang suka menganggu teman-temannya. Terkadang, ucapan Sowon bisa memelukai hati teman-temannya. Baginya sih hanya bercanda, tapi tidak semua orang bisa menerima candaan Sowon. Terutama bagi orang yang baru mengenalnya. Bercanda saja seperti itu, apalagi jika cewek itu lagi kesal. Benar-benar mengerikan seperti tawon.

"Makanya aku nanya sama kamu, Gyu. Kan, Sowon suka asal kalo ngomong," jelas Rose.

Mingyu mengalihkan atensinya ke langit. Warna indah pelangi mulai memudar bersamaan dengan senyum yang tergambar di wajah Mingyu.

"Kalo iya, kenapa? Dan, kalo enggak, kenapa juga?" tanya Mingyu.

"Ya nggak apa-apa. Emangnya aku nggak boleh nanya?"

Mingyu tersenyum tipis, lalu mengacak poni gadis itu pelan. "Yuk, pulang. Hujannya udah reda," kata Mingyu mengalihkan pembicaraan.

Rose memicingkan matanya dan menggembungkan pipinya. Sebal karena Mingyu tidak menjawab pertanyaannya. Mingyu yang gemas melihat ekspresi Rose pun lantas mencubit pipi cewek itu.

1001 Kisah Munroses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang