Vote dulu yuk :)
...
Zena berulang kali mengumpat di dalam hati dikala pikirannya tak dapat terfokus dengan baik
Ditatapnya laptop yang menyala di hadapannya. Lembar word tersebut masih berwarna putih polos
Laporan Hasil Penelitian
Hanya itu tidak ada kelanjutannya lagi
Zena menatap ke sumber keributan yang mengganggu konsentrasinya
7 remaja itu terus beradu mulut dan mengeluarkan pendapatnya. Ah lebih tepatnya 6 diantaranya banyak bicara dan satu lainnya sibuk memainkan berbagai alat musik secara random
"Sekarang hip hop tuh lagi hits , udah kita cari lagu genre hip hop aja" Ucap Jeno
"Ga bisa lah, gue maunya lagu RnB " Haechan
"Kok jadi kalian yang ngatur. Gue kan leader nya, biar gue aja yang milih." Chenle
"Ga bisa gitu dong. Kita harus menemui kata sepakat. Selain itu gue ga yakin selera musik lo bagus" ucap Renjun dengan wajah datarnya
"Lo ngeremehin gue hah? " Chenle berujar dengan sewot
Sebelum terjadi baku hantam Mark segera melerai mereka
"Udah-udah, kita voting aja deh " Mark
"Ga bisa lah, RnB udah paling bener deh" Haechan
"Ga bisa lah, rock juga oke tuh " Chenle
"Musik bikinan sendiri aja. Homemade " Jaemin
"Yakali, dikira keranjang sayur apa " Renjun
"Kalian mau sampai kapan adu bacot? Kalau gini terus ga usah mimpi deh mau ikutan kontes." Akhirnya Zena speak up setelah lelah dengan keributan tiada akhir itu
"Chenle, lo kan punya hp tuh, susah amat tinggal liat youtube. Ga ada kuota lu? Mau gue hotspotin hah?" Zena
Chenle nampak berfikir
"Kita coba cari bareng-bareng sambil melihat referensi di youtube" ujar Chenle yang pada akhirnya diangguki oleh yang lainnya
Entah mereka yang baru kepikiran atau ketakutan karena ucapan Zena. Bagi mereka Zena sudah seperti macan betina yang siap ngamuk kapan aja. Ah mungkin lebih tepatnya mirip seperti boom waktu yang bisa meledak kapanpun.
Zena akhirnya bisa merasakan keheningan. Ia melanjutkan mengetik tugas sekolah yang sialnya dateline nya besok pagi.
Salahkan Chenle yang terlalu banyak merepotkannya. Bahkan keberadaannya disini juga karena perintah mutlak dari Chenle
Namun,
Entah mengapa zena merasa tak keberatan. Entahlah.. mungkin ia terlalu terbiasa dengan kemutlakan Chenle itu
💕💕💕
Ziu tengah sibuk berkutat dengan berbagai bumbu dan bahan masakan di dapur
Ia ingin memasak makan malam untuk putra semata wayangnya dan juga untuk teman-teman barunya.
Entah mengapa, Ziu merasa hidupnya lebih berwarna setelah kedatangan anak-anak itu.
"Bu, biar saya saja yang memasak " ujar salah seorang pembantu rumah tangga yang bertugas memasak di rumah Ziu
"Tidak apa-apa bi, hari ini saya sedang mood memasak. Lagi pula jika saya tidak melatih bakat masak saya, sia-sia dong saya kursus memasak waktu remaja" ujar Ziu sambil terkekeh pelan
Bibi Na, begitu biasanya ia dipanggil hanya tersenyum melihat sang majikan yang tampak begitu bersemangat, seperti mendapat semangat hidupnya lagi setelah kepergian dari tuannya itu.
"Bi, ayo bantu saya menata makanan ini di ruang makan" ujar Ziu membuyarkan lamunan bibi Na
"ah baik nyonya " dengan segera bibi Na membantu membawakan hasil karya dan kerja keras majikannya itu ke meja makan
💕💕💕
Malam telah tiba , tak terasa sudah berjam-jam ketuju remaja itu berlatih.
Tubuh mereka banjir keringat dan rasa lapar mulai menjalar . Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti sebelum tenaga mereka terkuras habis
"Na, Zena bangun "
Zena segera tersadar ah lebih tepatnya tersentak saat mendengar suara deep itu menjalar melalui telinganya
Matanya sontak terbuka lebar melihat siapa yang ada di hadapannya
"Ja-Jaemin kamu ngapain?" Tanya Zena sembari mengumpulkan nyawanya
Jaemin hanya tersenyum kecil sebelum akhirnya membuka suara. Lagi-lagi dengan suara deep yang membuat jantung berdebar tak karuan
"Ini sudah malam, ayo makan. Ibu chenle memasak untuk makan malam kita semua " ujar Jaemin
Zena mengerjap lucu. Mata bulat dan bulu mata lentiknya bergerak naik turun, membuat siapapun yang melihatnya akan tersenyum gemas.
"Lah kalian ngapain disini dah? Ayo buruan makan" kata Chenle sambil menghampiri Zena dan Jaemin yang tengah berduaan di ruang latihan
Sebenarnya mereka semua telah keluar ruangan dan bersiap makan, tapi atensi Jaemin tertuju pada Zena yang tak kunjung bangun meski 7 bujang tadi membuat keributan yang luar biasa
Akhirnya ia berinisiatif membangunkan gadis yang nampak kelelahan itu.
"Udah malam ya? Gue tidur berapa lama dah?" Tanya Zena
Bukannya menjawab Chenle justru menangkup kedua pipi Zena, membuat gadis yang biasanya galak itu bersemu merah
"ini mereka ga sadar ada gue ya , malah uwu uwuan " batin Jaemin
"Che-chenle lo ngapain ?" Tanya Zena yang tidak terbiasa dengan perlakuan Chenle yang bisa dibilang emm manis ini
Jaemin hendak pergi sebelum Chenle membuka suara yang membuatnya menggeleng tak percaya
"lo ada ilernya, cuci muka gih "
"SIALAANNNN " teriak Zena
Chenle tertawa terbahak-bahak sambil berlari keluar, tak lupa ia menarik lengan Jaemin sebelum pria itu terkena amukan dari Zena
"Aaah harusnya gue ga ketipu sama lumba-lumba sialan itu " umpat Zena sambil menahan malu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.💕💕💕
Terimakasih sudah membaca dan vote cerita ini.
- Huang Renjun -
Foto legend pada masanya 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...