The Dream is Back

444 58 3
                                    

Vote dulu ya ! :)

.
.
.



Mereka kembali lagi ke tempat ini. Tempat dimana awal pertemuan mereka yang membuat segalanya berubah.

Tempat ini, begitu teramat sangat berharga bagi mereka. Karena disinilah mereka mulai  mengenal arti berjuang bersama dan merasakan canda tawa bersama.

Dari yang awalnya teman lalu menjadi sahabat, hingga kini mereka telah menjadi saudara.

Dalam nama The Dream, mereka berjanji untuk tak akan terpisahkan dan terus bersama hingga meraih mimpi sama-sama.

Tempat ini, adalah rumah mereka

"Ah sudah lama tidak memegang alat musik" ujar Renjun saat merasakan keyboard Chenle yang begitu dingin

"Jujur gue seneng banget karena kita bisa kumpul lagi" ucap Chenle yang mendapat anggukan dari yang lainnya.

"Sudah seharusnya kalian bersama. Kan kalian saudaraan " ujar Zena yang kini melangkah masuk ke ruangan itu

"Zen, lo jadi ke kantor polisi?" Tanya Jaemin

"Eoh? Engga. Gue tadi pulang ke rumah beli rujak. Emak gue lagi pengen rujak katanya "

"Ya Tuhan Zen, gue pikir lu beneran ke kantor polisi. Mana udah ngegas banget lagi omongan lu " Jeno

"hehe meski gue benci banget sama om Johnny, gue tetep mikirin kalian kok. Lagi pula, denger-denger om Johnny udah bangkrut " jelas Zena

"Kasian sih, tapi kalau flashback lagi malah jadi kesel. " Haechan

"Dahlah itu karma buat ayah. Kita berdoa aja semoga beliau cepat sadar dan ga mengulangi kesalahan yang sudah dia perbuat . " Mark

"Oh iya, besok kalian sekolah lagi ya. Gila alpha kalian udah bejibun. Siapin juga alasan terbaik biar ga dapat SP " ujar Zena

"Ngomong-ngomong soal sekolah. Jadi inget ruang musik " ucap Jeno dengan senyum menggoda

Zena merasa pipinya memanas sedangkan Jaemin sedang berusaha melupakan kejadian itu. Meski tetep ga bisa

"Udah sih ah, ga capek apa bahas itu mulu" omel Zena

Namun yang lainnya malah cekikikan melihat Zena yang tampak sangat malu.

Sedangkan Chenle, anak itu terlihat hanya tersenyum simpul dengan tatapan sendu.





💕💕💕




Malam telah tiba, ruang makan besar ini kembali terasa ramai semenjak kedatangan 6 anak itu.

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring menjadi satu-satunya suara yang terdengar 

Mereka menikmati makan malam ini dengan khidmat. Hingga beberapa menit kemudian mereka akhirnya selesai.

"Jadi, kapan tante akan mempertemukan kami dengan ibu kami? " tanya Mark yang baru saja selesai meneguk segelas air putih

Ziu kaget dengan pertanyaan tiba tiba dari Mark

"Sesegera mungkin nak. Mereka masih terlalu sulit untuk kuhubungi. Tapi kalian tenang saja, tak lama lagi, kalian bisa berjumpa dengan mereka " ujar Ziu yang membuat senyum anak-anak itu muncul tanpa diminta

Rasa penasaran memenuhi hati mereka. Bagaimana rupa sang bunda? Apakah ia wanita yang lembut dan penuh kasih sayang atau dia adalah seorang pekerja keras yang terlihat seperti seorang pahlawan.

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang