Sidang

270 47 0
                                    

Vote dulu yuk !


Satu persatu orang-orang memasuki sebuah ruangan tempat dilaksanakan pembacaan suatu putusan.

Di pagi ini, Ziu dan Johnny akan ditentukan status selanjutnya. Apakah mereka bisa lepas dari tersangka atau justru berubah menjadi terdakwa.

The Dream juga telah hadir disini. Mereka akan memberikan kesaksian semampu mereka. Tak lupa, seorang pengacara telah mereka sewa untuk membantu mereka

"Gue penasaran siapa sih sebenarnya pelapornya" ujar Haechan

"Gue juga penasaran. Btw gue ga liat Zena ya " Jeno

"Ya ngapain juga dia dateng. Kecuali kalau dia ada keperluan di tempat ini " Jaemin

"Eh dateng tuh" Renjun

Atensi mereka kini di fokuskan ke arah pintu masuk. Seorang pengacara  terkenal terlihat memasuki ruang sidang yang kemudian diikuti oleh pihak pelapor

"Kalian kenal?" Mark

"Kalau pengacaranya kenal, tapi pihak korban gue ga tau" Renjun

"Jadi dia orangnya" ujar Chenle sembari mengepalkan tangannya erat

"Lo tau dia siapa Le?" Tanya Jeno

"Dia Daniel. Ayah kandung Zena " ujar Chenle sembari terus memandangi pria yang menjadi objek tatapan tajamnya

"See, tuduhan kita kini terbukti kan. Zena ga sepenuhnya tulus untuk membantu kita. Ada niat lain yang ia sembunyikan " Haechan

Jaemin hanya bungkam sedari tadi. Ia justru merasa tak yakin akan situasi ini

Suasana ruangan ini semakin ramai. Johnny dan Ziu juga telah terlihat hadir di ruangan sidang.

Mereka berdua sempat melihat ke arah pangeran pangerannya itu dan tersenyum dengan manis

Ke tujuh bersaudara itu membalas dengan senyuman penuh haru. Mereka rindu wajah ini, mereka ingin memeluk tubuh ringkih itu. Dan liahatlah pipi tirus mereka, membuat hati semakain teriris kala melihatnya.

Para hakim kini mulai memasuki ruang sidang. Serangkaian alur persidangan pun berlangsung. Argumen demi argumen terus beradu hingga suasana memanas. Beberapa bukti telah ditunjukan membuat Johnny maupun Ziu tak dapat membantah apapun. Belum lagi kehadiran korban utama membuat tuduhan pada sepasang suami istri itu semakin kuat, ya Yeri adalah orangnya

Kesaksian dari The Dream beserta argumen dari pengacara yang mereka sewa cukup membuahkan hasil

Hakim memberi putusan pidana kurungan 3 tahun kepada sepasang suami istri itu atas tuduhan percobaan pembunuhan berencana dan penculikan bayi yang dilakukan selama bertahun-tahun lalu .

Palu di ketuk tiga kali yang menyatakan bahwa sidang telah berakhir dan keputusan hakim telah mutlak

The Dream melihat kedua orang tuanya yang kini di bawa ke sel tahanan untuk menjalani hukumannya dengan air mata yang mulai menggenang.

Mereka tak ingin berpisah lagi. Mereka tak ingin sendirian lagi. Mereka rindu, serindu rindunya pada pelukan hangat dan kebersamaan keluarga mereka.  Tapi mau bagaimana lagi, semua ini haruslah terjadi.

"Ayo kita kembali. Sekali lagi terimakasih pak" ujar Mark sembari menjabat tangan pengacaranya itu

"Sama-sama. Hanya ini yang bisa saya bantu. Saya harap kalian dapat bersabar ya" ujar pengacara itu dengan tulus.

Setelah itu mereka mulai berpisah dan The Dream bersiap untuk kembali ke rumah

"Tunggu"

The Dream menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Kini tampaklah seorang gadis cantik dihadapan mereka

"Zena? mau apa lagi?" Mark

Zena menghela nafas ketika opening dari pembicaraan mereka pasti diawali dengan nada sinis terhadapnya

"Gue .. gue mau minta maaf "

Zena menjeda ucapannya. Ia menunduk dan tak berani menatap wajah dari ke tujuh pria itu. The Dream masih bungkam dan membiarkan Zena melanjutkan kalimatnya

"Maaf soal bokap gue. Gue bener-bener kaget dan ga tau apa-apa soal-"

"Udah Zen. Semuanya udah basi. Alasan lo juga udah ga guna lagi. Sekali lagi, mulai hari ini ga usah ikut campur urusan kelurga kami. Anggap aja, urusan kita sudah kelar dan semuanya impas saat ini " Jeno

"Maksud kalian? Kalian beneran mau jauhan dari gue? Kalian masih pikir gue ikutan?"

"Zen cukup bahas ini. Kita capek, lo pasti ngerti gimana perasaan kita saat ini. Jadi gue minta sama lo pergi sekarang dan jangan pernah balik lagi Zen. Lo udah bisa balas dendam dan orang tua gue udah mendapat hukuman berdasarkan hukum. So everything is enough right now. Go away , please " Renjun

"Dan satu lagi, mungkin ini adalah hari terakhir lo jadi manager The Dream. Tapi kita benar-benar bersyukur ketemu sama lo. The Dream ga akan pernah ada tanpa lo. Tapi untuk kedepannya mari melangkah di jalur masing-masing " Chenle

"Tapi-"

"Sorry zen, ini yang terbaik untuk semua. Gue kecewa sama lo. Tapi gue yakin lo juga sama kecewanya dengan kita " Mark

Setelah itu The Dream mulai masuk ke mobil mereka secara bergiliran

"Tapi kenapa harus begini? Kenapa kita harus pisah hah?"

Ucapan Zena sama sekali tak digubris oleh The Dream. Tanpa mengindahkan teriakan Zena, mobil itu kini telah melaju menembus jalanan ramai di saat matahari mulai meninggi

"Gue ga ngerti kenapa mereka bisa sebenci itu sama gue, kenapa mereka bisa semudah itu berspekulasi kalau gue yang laporin. Tapi kalaupun gue yang laporin mereka harusnya ga semarah ini kan? Karena memang tante Ziu dan om Johnny kan bersalah kan? " monolog Zena sembari menangis

"Kamu ga salah kok. Mereka yang terlalu bodoh"

Zena menoleh dan mendapati seorang pria tampan di sebelahnya. Umurnya terlihat tak lagi muda akan tetapi ia benar benar masih pantas bila bersanding dengan anak 20 tahunan

"Anda siapa?" Tanya Zena

"bukan siapa-siapa. Kebetulan sedang mencari sinyal tak jauh dari sini dan mendengar percakapan mu dengan anak anak tadi."

"Ohh" jawab Zena sekenannya

"Mereka terlalu bodoh dan mudah untuk ditipu. Kau harusnya tak usah perduli pada orang-orang seperti mereka. Anak-anak itu, terlalu payah dalam berfikir"

"Kenapa anda berbicara seolah memahami mereka? Anda mengenal anak-anak itu?" Tanya Zena

"Tidak. Hanya saja, aku bisa membaca karakter mereka dari raut wajah yang ditunjukan"

"Wah hebat sekali. Tapi mohon maaf, saya memiliki prinsip sendiri. Terimakasih atas nasihatnya" setelah itu Zena pergi meninggalkan pria itu

Tanpa disadari laki-laki itu tersenyum

"Wahh ternyata dia cukup pandai dan menyebalkan. Sama seperti ayahnya "
.
.
.
.
.

Janji deh kalau g ad halangan up nya bakalan tiap hari . Vote ya ... :v

Terimakasih

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang