Tersentuh

426 63 5
                                    

Vote dulu yuk :v
.
.
.
.


Johnny keluar dari kamar yang ia tempati itu. Ia berniat untuk membersihkan badan dan menyapa si pemilik rumah ini. Namun,  Ia begitu terkejut ketika hal pertama yang ia lihat adalah enam anak laki-laki yang sedang duduk di sofa sembari memakai sepatu butut di kakinya.

Apakah ia adalah pangeran tidur dengan 6 kurcaci? Oke lupakan. Johnny kebanyakan nonton disney kayaknya.

"Kalian bersaudara?" Tanya Johnny membuat atensi ke enam anak remaja itu beralih menatapnya

"Paman sudah merasa lebih baik?" Bukannya menjawab, Mark justru balik bertanya pada Johnny

"Sudah. Ini semua berkat kalian. Oh iya dimana orang tua kalian? Saya mau mengucapkan terimakasih karena telah menampung saya" ujar Johnny sembari melihat sekeliling

Hening. Suasana tiba-tiba menjadi hening ketika sebuah pertanyaan yang begitu memilukan lagi-lagi terlontar

"Apa saya salah bertanya?" Johnny merasa tak enak setelah melihat perubahan raut wajah anak-anak itu

"Engga paman. Hanya saja, kami sedikit sensitif dengan pertanyaan seperti itu. Sedari kecil kami dibuang oleh orang tua kami. Ah lebih tepatnya, dibuang oleh seorang ayah yang tak menginginkan kehadiran kami" Mark

"Kalian semua?" Johnny bertanya dengan heran

Mereka mengangguk serentak dan Johnny terkejut tak percaya

"Ah iya paman, kenalkan nama saya Mark, ini Jeno , yang diujung sana Jaemin. Yang kecil ini Jisung dan mereka berdua adalah Renjun dan Haechan. Mereka anak kembar " jelas Mark memperkenalkan satu persatu saudaranya itu

"Saya Johnny. Senang bisa berkenalan dengan kalian. Oh iya, kalian mau kemana? Tidak sekolah?"

"Sudah berhenti paman. Kami sekarang hendak berangkat bekerja untuk menyambung hidup kami" Renjun

"kerja?"

"Iya. Sudah biasa bagi kami bekerja keras sedari kecil untuk mencukupi kebutuhan sehari hari kami " Jeno

Johnny lagi-lagi dibuat speechless. Tiba-tiba ia teringat dengan anak-anak yang ia bunuh dahulu. Jika mereka masih ada pastilah mereka sudah sebesar anak-anak ini.

"Biar saya bantu"

"Tidak perlu paman. Beristirahatlah disini sampai kondisi paman membaik"

Johnny hanya terdiam dan dalam diam itu, ia merasa begitu tersentuh akan perlakuan anak anak ini padanya.




💕💕💕





Ziu menatap langit sore di pinggir pantai. Ia merasa lega setelah menyelesaikan tugasnya dan kini saatnya ia menyiapkan mental, sebelum nanti akan berpisah dengan anak kesayangannya.

Angin berhembus dengan pelan seakan menyibak rambut Ziu untuk memperlihatkan kecantikannya. Namun sayang, yang tampak kini justru wajah murung dengan mata yang sembab

"Sebentar lagi mama akan pergi nak. Kamu baik-baik ya, mama sayang kamu chenle. Maaf karena cara mama ternyata salah. Tapi satu hal yang harus kamu tau, everthying for you dear." ucap Ziu sambil memandangi foto anaknya melalui layar ponselnya.

"Tante"

Ziu segera menghapus air mata yang mengalir di pipinya, kemudian ia berbalik badan dan melihat Zena yang kini tengah berdiri di hadapannya

"Zena, ada apa?"

"Saya sudah punya bukti yang kuat tante" ujar Zena

Ziu menghela nafas. Itu artinya sebentar lagi, ia juga akan turut terlibat dalam kasus ini 

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang