Membunuh?

507 48 1
                                    

Vote yuk !
.
.
.

"Jadi tante adalah-"

"Tapi aku tak tega melakukan itu "

Zena bernafas lega. Ia pikir dirinya tengah berhadapan dengan seorang psikopat

"Aku terpaksa menuruti Johnny untuk menyingkirkan anak-anak itu. Karena, aku terlalu buta akan cinta."

"Maksud tante?"

"Anak pertama, aku berhasil menculiknya dan membuangnya di dekat sebuah pasar. Aku yakin, anak itu pasti akan ada yang menolong-

-Anak kedua, mereka kembar. Aku meletakannya di depan sebuah ruko di daerah pasar bahagia.-

-Anak ketiga, lagi-lagi aku membawanya ke pinggiran pasar. Kali ini, aku meletakannya di tong sampah. Aku tau ini kejam. Tapi setidaknya, ia tak akan kehujanan disaat itu-

-Anak keempat, aku membuangnya di desa pemulung. Entah mengapa, aku merasa tempat itu aman untuk misi ku-

-Dan benar saja. Setelah semua pengorbanan itu, aku berhasil mendapatkan Johnny. Namun, sialnya aku tak berbeda jauh dengan wanita-wanita itu. Dibuang dan ditinggalkan.

Aku ingin berpisah, tetapi ia mengancam akan menyakiti putraku.-

-Dan begitulah, aku akhirnya melakukan pembuangan anak ke enam. Aku meletakannya kembali di desa pemulung. Dengan harapan, mereka mau menampung anak tak berdosa itu"

"Tunggu, kenapa kisah ini mirip-"

"The Dream. Merekalah anak-anak itu. Anak tak berdosa yang aku pisahkan dari ibunya. Menjalani beratnya kehidupan dan kejamnya dunia. Aku, akulah yang menyebabkan semua ini terjadi pada mereka"

Ziu lagi-lagi menangis. Air matanya benar-benar tak dapat dihentikan saat ini. Rasa sakit dan penyesalan itu terus ia rasakan saat ini.  Itulah sebabnya ketika The Dream menceritakan kisahnya, Ziu menangis. Ia benar-benar merasa bersalah pada anak-anak itu.

Semenjak mengetahui fakta itu, ia benar-benar bertekad untuk menebus semuanya. Menebus semua kesalahannya di masa lalu pada anak-anak malang itu

"Jadi begitu kisahnya?"

Ziu dan Zena sontak menoleh dengan segera dan kini mereka mendapati the dream yang tengah menatap mereka dari pintu ruangan kamar tempat Chenle dirawat

"Se-sejak ka-kapan kalian di-disana?"

"Sejak awal kisah dimulai " Mark

"Nak, tante mohon maafkan tante hiks, tante ga bermaksud melakukan semua ini" Ziu berlari menghampiri The Dream dan kemudian bersujud

"Jujur kami kecewa tante "Jeno

"Mulai malam ini, kami angkat kaki dari rumah tante" Renjun

"Apa maksud kalian? " Zena

"Ayo kita pergi "Jaemin

"Jaemin, hey kalian mau kemana hah?" teriak Zena namun tak mendapat balasan dari lawan bicaranya

The Dream mulai melangkah pergi dan tak menghiraukan Zena yang berteriak memanggil mereka maupun Ziu yang masih bersimpuh dilantai

"Nak tunggu, dengarkan penjelasanku dulu. Kumohon tunggu " pinta Ziu dengan suara yang serak, sepertinya ia terlalu banyak menangis hari ini. Namun, semua itu sia-sia karena anak-anak remaja itu telah pergi dengan langkah yang cepat.

Mereka kini harus mengemasi barang-barangnya dan kembali pulang ke rumah lama. Tak apa hidup susah lagi, dari pada hidup dalam keluarga yang telah memisahkannya dari sang bunda.

"Ini semua salah ku hiks " raung Ziu sambil tetap bersimpuh di lantai

"Tante tenang ya, nanti biar Zena yang bujuk mereka " ujar Zena sambil membantu Ziu berdiri.

💕💕💕

Jihyo memandangi rumah mewah yang ternyata adalah milik suaminya itu. Ia bersyukur Daniel dan putrinya hidup dengan layak selama ini

"Dimana foto pernikahan kita?" Tanya Jihyo ketika Daniel keluar dari kamar mandi

"Semua foto aku simpan di gudang. Kau tau, sakit rasanya ketika mendengar kabar kematianmu. Aku benar-benar hancur Jihyo " ucap Daniel

"Pantas saja Zena tak mengenaliku. Tapi Daniel -"

"Hmm?"

"Aku, sudah lama tinggal bersama Johnny. Apa kau masih mau, menerima diriku?" Tanya Jihyo dengan ragu-ragu

Daniel kemudian tersenyum dengan manis.

"Jihyo, aku mencintai kamu dengan tulus. Apalagi setelah semua kejadian ini akulah yang harusnya disalahkan karena begitu bodoh. Tidak ada alasan untuk menolakmu. Kau istriku dan selamanya tetap begitu.  Semua ini terjadi bukan atas kehendak hatimu Jihyo"

Daniel segera memeluk istrinya itu. Ia bahagia wanita yang teramat ia cintai ini kembali dapat ia dekap.

"Aku akan membalas pria itu sayang. Aku akan melindungimu dengan seluruh jiwa dan ragaku. Tak akan aku biarkan, pria itu menyakiti dirimu lagi"

"Aku percaya padamu, suamiku"

💕💕💕

Sebuah mansion mewah itu terasa begitu hening malam ini. Sepi benar-benar sangat sepi. Johnny si pemilik tempat itu sengaja meliburkan seluruh karyawannya. Ia benar benar ingin menikmati hari ini seorang diri dan menenangkan pikirannya yang kacau

Drtt drtt

Ponselnya bergetar dan dengan segera ia menggeser ikon berwarna hijau itu

"lapor tuan, kami telah menemukan tempat persembunyian wanita itu "

"Bagus, kirimkan aku lokasinya dan secepatnya, culik wanita itu lagi"

"baik tuan"

Tutt

"Ahh benar-benar merepotkan. Jihyo, mengapa dirimu begitu mempersulitku " ujar Johnny dengan frustasi.

Tak berselang lama sebuah pesan telah diterima oleh Johnny melalui ponselnya. Dengan segera ia mengambil kunci mobil dan melenggang pergi dengan mobil mewahnya itu 

Tujuannya kali ini adalah memata-matai kediaman Jihyo. Dengan siapa ia tinggal dan kapan waktu yang tepat untuk kembali memboyong wanita itu.

Malam semakin larut, rasa kantuk mulai menyerang Johnny. Namun ia tetap memaksa untuk pergi.

Namun malang tak dapat di hindari. Johnny kehilangan fokus dan mobilnya melaju tak tentu arah

"Ah sialan, rem nya ga berfungsi "

Johnny semakin panik. Sudah kesekian kalinya ia menginjak pedal rem, tapi mobil tetap melaju dengan cepat

"Aaaaaaaaaa........ "

Bruakkk

Mobil mewahnya menabrak sebuah pohon besar dan disaat yang bersamaan Johnny pun kehilangan kesadaran dengan darah yang mengalir melalui kepalanya












"Eh ada yang kecelakaan tuh. Ayo kita bantu!"

"Lah iya ayo "
.
.
.
.

.

Vote nya :v

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang