I Can't Hear You

305 41 1
                                    

Terimakasih sudah bertahan sampai disini:)
.
.
.



Tangga terakhir terlihat di depan mata. Jaemin menghela nafas lega ketika dua benda kecil itu tergeletak tak jauh dari sana.

"Ah syukurlah " ujar Jaemin yang kini mulai melangkah santai untuk mengambil alat bantu dengar yang baru saja ia jatuhkan tanpa sengaja dari lantai 3.

Tinggal beberapa langkah lagi hingga ia mencapai benda itu.

Kriekk

Langkah Jaemin terhenti seketika.

Seorang pekerja yang sedang mendorong gerobak roda tiga dengan tiga buah semen diatasnya melaju santai melewati Jaemin.

Tanpa ia sadari, bahwa baru saja ia telah menghancurkan sebuah benda kecil yang begitu disayangi oleh pria yang kini berdiri tak jauh darinya

Jaemin menatap tak percaya pada apa yang baru saja terjadi saat ini. Dalam sekian detik semuanya terjadi secara tiba-tiba. Dan dalam sedetik suasana hatinya berubah drastis.

"Tidak mungkin" ujarnya sambil melangkah gontai mendekati benda itu.

Jantungnya kini berdegup sangat kencang dan air mata mulai terlihat menggenang di matanya. Hatinya seakan hancur berkeping-keping, bersamaan dengan dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa alat bantu yang sudah bertahun-tahun menemaninya itu telah terpecah belah menjadi serpihan.

Jaemin mengambil benda yang bahkan sudah tak dapat digunakan itu lagi. Dengan setetes demi tetes air mata ia kembali merasakan bahwa hidupnya selalu penuh akan duka.

...

Sebuah mobil terparkir rapi di pinggir jalan raya yang cukup stategis itu. Tak berselang lama , kaca mobil itu terbuka dan memperlihatkan si pengemudi yang menggunakam setelan jas dan kaca mata yang berwarna hitam.

Pria itu tersenyum dikala melihat keringat serta wajah lelah yang ditunjukan oleh anak remaja berseragam biru dan juga topi proyek itu.

"Kalian pantas mendapatkannya " ujarnya sembari tersenyum penuh kemenangan. Hingga tanpa pria itu sadari, seorang tukang ojek dan juga penumpangnya menatap di kejauhan dengan sebuah ponsel di tangan.





💕💕💕






Krieettt

Pintu tua sebuah rumah yang juga tua ini dibuka oleh si pemilik. Dan tak lama ketujuh penghuni rumah ini memasuki kediamannya.

Wajah lesu menjadi ekspresi yang masih setia terpatri. Penat, keringat, dan juga noda yang masih menempel di badan seolah menjadi pertanda bahwa mereka telah bekerja keras hari ini.

"Hari ini giliran siapa yang masak?" Tanya Mark yang kini sedang melepas sepatunya

"Gue, Chenle sama Jeno sih " jawab Renjun yang sudah bersiap ke dapur untuk memasak

"Mandi dulu napa. Gerah nih gue" ujar Chenle yang melihat Renjun mulai memakai celemek bermotif bunga itu.

"Iya abis siapin bahan-bahan gue mandi. Lo duluan aja mandinya. Nanti gantian" jawab Renjun yang masih sibuk menurunkan peralatan dapur milik Donghae .

Chenle hanya menurut dan segera menuju ke kamar mandi.

Pria yang tak terlalu tinggi itu kemudian membuka kulkas dan hendak mengambil beberapa sayuran. Namun yang ia jumpai hanya dua butir telur dengan seledri layu disana.

"Mau masak apa?" Tanya Jeno pada Renjun.

Renjun menoleh ke sumber suara dan mendapati Jeno yang sudah tampan ketika selesai mandi "Udah mandi aja lo. Lah Gue masih bau nih" keluh Renjun karena tubuhnya masih terasa lengket akibat berkeringat tadi.

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang