Hutang?

244 41 0
                                    

Double up nih..

Vote dulu yuk !

The Dream sedang melangsungkan sarapan bersama di pagi hari ini

Dengan seragam sekolah yang telah dikenakan dengan rapi mereka mulai menikmati sebuah roti yang dilapisi selai coklat dan ditemani segelas susu itu

Tidak ada yang berbeda saat ini. Mereka selalu seperti ini setiap harinya

Tiba-tiba sebuah ketukan pintu yang mungkin lebih tepat bila dikatakan seperti sebuah gedoran pintu itu membuat mereka sedikit terganggu

"Siapa sih? Ga sopan banget bertamu kayak gitu. Jelas-jelas udah ada bel " Haechan

"Tau tuh. Jeno bukain sana "

"Lah gue nih?"

"Iya elu aja ya. Lo juga paling ujung duduknya " ucap Renjun

Jeno pun akhirnya bangkit dari tempat duduknya dan melangkah untuk membuka pintu

Baru saja ia membuka pintu kini tampaklah empat orang berbadan kekar disana

"Maaf cari siapa ya?" tanya Jeno

"Kami di perintah oleh bos kami untuk menyita rumah beserta isinya ini"

"Lho tapi kenapa?"

"Ibu Ziu memiliki hutang kepada bos kami dan sudah jatuh tempo "

Jeno tentulah tak percaya pada ucapan kedua pria ini

"Mana buktinya?" Tanya Jeno

Salah seorang pria berbadan kekar itu kemudian mengeluarkan sebuah surat perjanjian yang bahkan ditanda tangani oleh Ziu

"Ga mungkin, pasti itu surat palsu kan?"

"Silahkan tanyakan langsung pada ibu Ziu dan tolong kosongkan rumah ini segera sebelum kami yang akan bertindak "

"Ada apa jen?"

Mark kini mulai menghampiri Jeno

"Rumah ini disita. Mama ternyata punya hutang cukup besar dan rumah ini akan disita sebagai gantinya "

" hah? Coba saya lihat suratnya " ujar Mark

"Tolong cepat kemasi barang-barang kalian dan tinggalkan rumah ini hari ini juga"

Jeno menatap Mark seolah mengatalan mereka harus apa

"Ayo kemasi barang-barang kita dan tinggalkan rumah ini " jawab Mark




💕💕💕





Akhirnya tempat ini lagi. Tempat yang dulunya diisi oleh 2 anak remaja, kemudian bertambah menjadi 6 dan kini satu orang lagi mulai bergabung.

Ya, rumah Donghae ini kembali menjadi tempat mereka berlabuh dan memulai yang dinamakan perjuangan hidup lagi.

"Ayo masuk dan bereskan barang barang kalian di dalam" ujar Mark sembari membuka pintu rumah yang sudah usang itu

Hanya terdapat tiga kamar disini. Yang artinya akan ada satu kamar yang diisi oleh 3 orang

"Siapa yang mau tidur bertiga ?" Tanya Mark

Mereka semua nampak terdiam hingga Jisung mulai mengangkat tangan dan menggerakan tangannya yang bebas untuk berkomunikasi

"Kata jisung, dia bersedia tidur bersama siapapun yang mau menampungnya" jelas Jaemin

"Oke jadi gini, gue sama Jeno, Renjun sama Haechan, Chenle sama Jaemin . Nah sekarang tinggal Jisung yang mau sama siapa?" Tanya Mark

"Biar dia sama gue aja bang " ucap Jaemin

"Ya udah kalau gitu kita masuk ke kamar masing-masing dan mulai istirahat ya "

Mereka semua pun mulai memasuki kamar mereka masing-masing untuk beristirahat

Di kamar paling besar, ditempati oleh Jaemin, Jisung dan Chenle . Mereka nampak sibuk mengeluarkan barang-barang mereka dari dalam tas

"Ahhh hidup kita gini amat ya " ujar Chenle sembari merapikan tumpukan pakaiannya

"Ya mau bagaimana lagi." jawab jaemin singkat

"Lalu untuk hari selanjutnya kita gimana? Uang yang kita punya pasti lambat laun akan habis. Kita juga masih sekolah dan perlu banyak biaya untuk semua itu. Belum lagi soal keperluan sehari hari kan?" Ujar Chenle

"Ya itu benar. Karena itu kita harus kerja Chenle-ya. "

"Tapi apa kita bisa? Kita hanya tujuh remaja yang hidup tanpa orang tua."

"Kau harus bersyukur merasakan hal ini ketika dewasa. Sedangkan kami sudah melewati asamnya dunia sedari kami menghirup udara di muka bumi "

Jawaban Jaemin sungguh menusuk ke dalam relung hati Chenle. Ia merasa malu, bagaimana bisa ia mengeluh didepan orang yang sebenarnya jauh lebih menyedihkan dibanding dirinya.

Kini ia tau apa yang dirasakan saudaranya dulu. Kini ia menyadari betapa pentingnya kita mensyukuri apa yang kita miliki sebelum semua itu lenyap dan diambil kembali oleh yang maha kuasa. Sesungguhnya, tak ada yang kekal di dunia ini





💕💕💕




Sebuah paket telah tiba di kediaman keluarga Daniel. Jihyo yang mengetahui kalau paket tersebut berasal dari suaminya merasa sangat senang bahkan kini wajahnya berseri seri

"Mama kenapa? Kok senyum-senyum gitu?" Tanya Zena yang kebetulan lewat di ruang tengah dan hendak menuju dapur

"Papa kamu ngirim paket sayang " ujar Jihyo dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya

"Benarkah mana ma?" Tanya Zena

Jihyo segera menunjukan kotak yang baru saja ia terima kepada Zena

"Sini ma biar Zena buka"

"Etss ga bisa dong. Kan ini untuk mama, jadi ya mama dong yang buka "

"Iya-iya , ayo cepetan ma"

Jihyo pun segera mengambil cutter untuk membuka kotak tersebut dan kini tampaklah sebuah kemeja berwarna biru muda milik Daniel

"Papa kamu ga salah bungkus hadiah kan? Kenapa mama dikasih kemeja cowo ya ?" Tanya Jihyo pada putrinya

"Coba liat ma " Zena pun segera merebut kemeja tersebut dan mengambil sesuatu disana lalu menyerahkan kembali pada Jihyo

"Ihh kemejanya juga bau keringet lagi. Ini papa kamu minta dicuciin pakek cara romantis kali ya " tebak Jihyo yang entah kenapa membuat Zena tertawa .

Ibunya tak paham ternyata tentang hal ini

"Bukan ma, ini tuh sengaja di kasih buat mama biar nanti kalau mama kangen sama papa bisa meluk baju dia gitu. Ahh mama mah ga seru. Harusnya mah ini jadi momen haru tau " ucap Zena

" ya mama mana tau Zen. Lagi pula baju papamu banyak tuh dilemari. Mana wangi lagi. Udah ah ini mau mama cuci aja"

Jihyo pun akhirnya meninggalkan ruang tengah menuju ke kamar mandi untuk mencucikan kemeja milik suaminya itu

Disisi lain Zena terlihat bergegas menuju ke kamarnya untuk mendengarlan sebuah rekaman suara melalui alat yang tadi ia letakan di kerah kemeja sang ayah .

.
.
.
.
.

Vote yuk !

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang