Penyelamat

303 48 0
                                    

Vote dulu yuk !
.
.
.

"selamat anda kena prank , kameranya saya taruh disitu !"

Jaehyun menatap nyalang pada seorang gadis yang kini turut berada disini . Ia tersenyum konyol seolah situasi saat ini hanyalah main-main.

"Apa-apaan ini hah?" Jaehyun bertanya mengenai situasi yang tiba-tiba ini

"Saudara Jaehyun, anda kami tangkap atas tuduhan penggelapan uang perusahaan dan kasus penganiayaan " seorang polisi yang menodongkan senjata pada Jaehyun kini berujar kembali.

Pria itu mendengus kesal. Jika sedekat ini jarak antara pistol dan kepalanya, maka ia tak dapat berkutik lagi.

Yeri yang tadinya terkejut, kini secara alami memundurkan tubuhnya dan kembali melangkah masuk untuk menghampiri Chenle yang masih tergeletak lemas di lantai.

"Pak ini bukti rekamannya" Zena menyerahkan sebuah kamera yang tadi ia letakan di jendela kaca yang tidak tertutupi gorden itu.

Polisi yang sepertinya adalah pemimpin dari kelompok ini menerimannya dan segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa Jaehyun ke kantor polisi.

"Terimakasih atas laporan anda nona Zena "

"Sama-sama pak. Tolong beri hukuman yang sesuai dengan perbuatannya"

"Tentu saja. Kalau begitu kami permisi dulu. Sekali lagi terimakasih "

Jaehyun terlihat pasrah ketika kedua tangannya di borgol. Ia kini dibawa masuk ke dalam mobil milik polisi tersebut yang lagi-lagi tanpa perlawanan.

"Aku telah salah karena meremehkanmu" ucap Jaehyun pada Zena ketika ia melewati gadis tersebut

Zena tersenyum penuh kemenangan dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

"Seharusnya, kau tidak perlu melakukan hal seperti ini. "

Jaehyun mendengus dan menatap tajam ke arah Zena  Sebelum akhirnya mobil polisi itu melaju pergi membawanya

Zena memandangnya dengan perasaan lega. Ia bersyukur ayahnya tidak terlibat dalam penggelapan perusahaan namun hanya ikut dalam menguak kasus kejahatan Johnny.

"Nak, tolong anak saya, dia tidak sadarkan diri "

Zena menoleh dan mendapati wajah panik Yeri. Ah bagaimana Zena bisa lupa soal Chenle yang ada di dalam.

Dengan segera Zena melangkah masuk dan menelphone dokter pribadinya.

....

Chenle membuka mata secara perlahan. Ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Dan kini dilihatnya kedua wanita yang turut menatapnya dengan raut khawatir.

"Syukurlah kamu sudah sadar Chenle " Yeri berujar dengan perasaan lega. Ia sedari tadi begitu khawatir pada anak tirinya ini.

Zena turut bernafas lega ketika Chenle sudah lebih baik. Jujur , Zena merasa marah ketika melihat rekaman video penganiayaan Jaehyun pada Chenle.

Untung saja Chenle tidak mengalami luka yang serius.

"Lo mau makan sesuatu ga? Biar gue beliin " tawar Zena

"Engga usah. Makasih ya , lagi-lagi lo nyelametin keluarga gue. Sumpah gue ga tau harus berapa kali bilang makasih. Tapi lo bener- bener kayak malaikat yang dikirim Tuhan untuk keluarga gue. "

"Dih lebay banget deh. Kan gue udah pernah bilang sama lo dan yang lainnya, kita ini saudara. Gue udah anggap kalian sebagai keluarga kedua gue. Jadi, ya udah seharusnya gue begini" ujar Zena dengan tidak selow

"Iya-iya jangan ngomel juga dong . Lembut dikit napa, btw haus nih "

Yeri membantu Chenle untuk mengambil posisi duduk di atas kasur dan bersandar pada bantal. "Biar mama yang ambilkan minum"

"Makasih ma "

"Iya sama-sama. Zena mau minum apa?" tanya Yeri penuh kelembutan

"Air putih aja deh tante"

Yeri pun mengangguk dan segera melangkah menuju ke dapur.

"Lo abis ini banyak-banyak istirahat. Terus juga mendingan lo tinggal sama gue aja deh , dari pada sendirian disini?"

"Cie khawatir lo sama gue?"

"Ya iyalah. Liat noh muka lo bonyok gitu, gimana ga khawatir gue hah"

Chenle tersenyum senang dan tanpa sadar ia mengusak rambut Zena "gemesin"

"Heh ini maksudnya apaan? Gue lebih tua setahun ya dari lo" protes Zena

Pria itu hanya terkekeh pelan "Iya tau, ada hati yang harus lo jaga kan?"

Zena terdiam dan menghembuskan nafas kasar.

"kisah cinta gue gini amat " ucapnya dalam hati

🔅🔅🔅

Riuh mulai tercipta ketika satu persatu anak laki-laki  bersaudara itu memasuki rumah milik seorang mantan preman itu.

Ya, the dream kini berkumpul lagi setelah Zena mengabarkan apa yang baru saja terjadi pada Chenle.

"Harusnya lo ikut sama gue aja le " ucap Jaemin yang kini duduk di tepian ranjang Chenle

"Ga apa-apa kok, lagian sekarang gue ga sendirian lagi. Ada mama Yeri dan Yena yang akan nemenin gue disini"

"Ya udah, lo istirahat ya gue mau ke depan dulu bareng anak yang lain"

"Gue ikut. Bosen juga di kamar terus " ucap Chenle yang kini sudah bersiap bangkit .

"Yakin udah kuat?" tanya Jaemin yang kini turut membantu Chenle  berdiri

"Yakinlah "

Dan di ruang keluarga ini mereka kembali bersama. Canda dan tawa mulai tercipta dan raut bahagia turut serta hadir di dalam kebersamaan ini.

Yeri begitu senang saat ini. Selama bertahun-tahun hidupnya , baru kali ini ia merasakan kehangatan sebuah keluarga. Meski mereka terpaut usia, namun tidak menghalangi keseruan yang tercipta.

Yeri itu anak broken home, kedua orang tuanya bercerai saat ia menginjak usia 10 tahun. Hingga akhirnya ibunya kembali menikah dengan ayah Jaehyun.

Ia senang, ibunya bahagia sekali nampaknya. Akan tetapi hal itu justru membuatnya dilupakan bahkan jarang mendapat kasih sayang.

Ia terbiasa hidup mandiri dari kecil dan terbiasa menjadi pelampiasan kemarahan seorang Jaehyun.

Pria yang berstatus kakaknya itu terus saja memarahinya ketika mood pria itu sedang buruk. dalam mata Jaehyun, kehancuran keluarganya tercipta karena hadirnya Yeri disana.

Dan hari ini, rasa yang sudah bertahun-tahun menghilang kembali ia rasakan. Kehangatan dan kasih sayang sebuah keluarga.

Tok tok tok

Pintu diketuk dari luar membuat mereka seketika menghentikan percakapannya

"Kayaknya Jisung deh" ucap Chenle

Zena segera bangkit untuk membuka pintu, karena memang lokasinya paling dekat

Ceklek

Pintu pun dibuka dan benar saja, Jisung telah berdiri di depan pintu dengan senyum manisnya

"Eh Jisung, ayo masuk " ucap Zena mempersilahkan anak laki laki yang lebih muda darinya itu untuk masuk

"Terimakasih "

Deg

Zena menghentikan langkahnya dan mereka semua nampak menatap Jisung dengan wajah terkejut

"Ji-jisung , ta-tadi itu suara lo?"

.
.
.
.
.
.
.

Aku berterimakasih banget buat kalian yang sudah menyempatkan membaca dan vote cerita ini. 10 chap lagi menuju ending...

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang