Matahari telah tenggelam sedari tadi dan perlahan-lahan membawa kegelapan yang sebenarnya tak banyak yang perduli.
Jalanan masih tetap ramai. Orang orang masih sibuk dengan pekerjaannya. Tak ada waktu santai, karena banyak target yang harus dicapai.
Johnny melangkahkan kakinya yang lagi-lagi tak menentu arahnya.
Pikirannya begitu kalut dalam jutaanya penyesalan. Batinnya tersika ketika satu persatu orang yang pernah mengisi hidupnya mengucapkan kekecewaanya.
Namun bukan itu yang membuatnya begitu merasa bersalah, tetapi yang benar benar menyayat hatinya adalah pengorbanan yang mereka lakukan.
Hidup dalam kesulitan dan mungkin cemooh dari banyak orang tentulah tak mudah. Dan bodohnya, jhonny baru menyadari hal itu hari ini.
Namun tak ada waktu untuk sekedar bernostalgia dengan perbuatan bejatnya. Yang harus ia lakukan kini adalah menebus semuanya.
Johnny duduk di sebuah bangku taman di pinggir jalan. Tiba-tiba wajah anak-anaknya terlintas di kepalanya.
Kenapa ia begitu terobsesi dengan harta? Hingga ia tega membuang bahkan berniat membunuh pangeran-pangerannya itu.
Seharusnya mereka bisa hidup layak dan mendapat kasih sayang yang cukup. Bukankah harta Johnny cukup untuk membiayai mereka? Tentu saja. Bahkan mungkin hingga cucu cicitnya masih dapat menikmati harta kekayaanya.
Namun, manusia memang demikian. Tak akan pernah merasa puas dan terus berusaha mengejar sesuatu yang sebetulnya tak perlu.
"Aku benar-benar laki-laki yang bodoh" ujar Johnny sembari memejamkan matanya. Sepertinya tempat ini cocok untuknya bermalam
"Ya, kau memang sangat bodoh Johnny "
Johnny segera membuka mata ketika mendengar namanya disebut dan ia begitu terkejut ketika kini dirinya telah dikepung dari berbagai sisi oleh pria-pria berbadan kekar
"Mau apa kalian?"
"Memberimu sedikit pelajaran. " ujar seorang pria yang tak lain adalah orang kepercayaan Johnny. Ah lebih tepatnya, mantan orang kepercayaan.
"Mengapa kau melakukan ini?" Tanya Johnny dengan wajah datarnya
"Kenapa? Tanyakan pada hatimu. Adakah seorang kakak yang sanggup melihat adiknya dihamili lalu ditinggalkan begitu saja?"
"Tunggu apa maksudmu?"
"Yeri adikku. Dia adik tiriku. Meski demikian, aku sangat menyayanginya."
"Kau menyayanginya? Benarkah? Cih. Lalu mengapa kau biarkan adikmu itu menjadi pemandu karaoke? Apa kau benar-benar mengayangi adik tirimu itu, hah?" Tanya Johnny yang kini sudah berdiri di hadapan pria tampan itu
"Dia hanya datang sekali, sebagai pengunjung. Namun, ia melihatmu disana. Ia jatuh cinta padamu dan dengan bodohnya ia melamar kerja disana agar ia dapat menjadi pemandu lagu untukmu. Hanya untukmu Johnny " ujar pria itu dengan menekan kalimat diakhir ucapannya.
Johnny tersentak setelah mengetahui fakta ini. Benarkah demikian?
"Kau terkejut? Hahaha sudah kuduga bahwa ekspresimu akan begini. Tapi ketahuilah. Aku tak akan memberi ampun padamu . Kau harus menebus semua penghinaanmu pada adikku"
"Jangan macam-macam Jaehyun "
"Kau yang macam-macam duluan Johnny. Cepat habisi dia!" Perintah laki-laki bernama Jaehyun itu
Dengan segera pria-pria bertubuh kekar itu menyerang Johnny secara bersamaan. Perkelahian pun terjadi. Johnny berusaha untuk melawan 4 anak buah Jaehyun. Namun saat ini ia sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...