Tolong Pergi dari Hidupku

456 56 3
                                    

Vote dulu yuk !

.
.
.

Tak terasa sudah seminggu lamanya Johnny bekerja di restoran ini. Restoran yang tak terlalu besar namun selalu ramai ini, kini menjadi tempatnya bertahan hidup.

Ia menikmati pekerjaannya dan ia juga bersyukur karena tempat ini menyediakan kamar untuk ditempati karyawan.

Di pagi yang cerah ini, pengunjung belum terlalu ramai. Johnny sedang sibuk dengan urusannya membersihkan toilet hingga seorang karyawan wanita yang menerimanya untuk bekerja tempo lalu itu datang menghampirinya

"Ee Johnny, jika sudah selesai bisakah kau membersihkan kamar yang teletak tak jauh dari kamarmu itu?"

johnny segera menoleh dan mendapati gadis itu telah berada di hadapannya

"Tentu saja. Tapi bukankah kamar itu terkunci?"

"Ini kuncinya, pemilik restoran ini akan datang dan menginap hari ini" jelas karyawan wanita itu sembari memberinya sebuah kunci

Ah benar, selama seminggu bekerja disini Johnny belum pernah bertemu dengan bos nya itu.

"Baiklah, aku akan segera membersihkannya" ujar Johnny. Dan dengan segera ia membereskan alat kebersihannya dan mulai melangkah menuju kamar yang harus ia bersihkan.

Johnny memasuki ruangan itu dengan hati-hati dan kini ia begitu terkagum ketika melihat isi di dalam ruangan itu.

Semua terlihat rapi dengan gaya klasik dan tak lupa ada rak buku serta perapian mini yang tersedia disini.

"Apa yang harus aku bersihkan? Bukankah semua ini sudah bersih?" ujar Johnny sambil berkeliling untuk mengecek debu di setiap barang

"Ah hanya sedikit berdebu. Aku harus segera membersihkannya sebelum bos ku datang . Tapi pfff lucu sekali aku memanggilnya bos. Biasanya aku selalu yang selalu dipanggil begitu hahaha" ia tertawa geli mengingat perubahan hidupnya. Ternyata begini rasanya menjadi kaum bawah. Pikir Johnny dalam hati

Dengan telaten Johnny mulai membersihkan setiap sudut ruangan. Mengecek semuanya agar tak ada debu yang menempel.

Tapi tak sengaja tangannya menyenggol sebuah rak buku yang membuat rak besar itu begeser ke arah dalam

Tapi tunggu, ada sesuatu yang aneh. Rak ini, ternyata adalah sebuah pintu rahasia. Ternyata terdapat engsel pada rak ini yang cara kerjanya sama seperti sebuah pintu. Pantas saja ketika salah satu sisi rak di dorong, ruangan selanjutnya telah tampak dimata.

Johnny begitu kagum melihatnya. Ia merasa seperti berada di ruangan seorang agen besar.

Tak perlu menunggu lama ia kemudian memutuskan untuk masuk. Mungkin saja di dalam sana akan ada debu yang harus ia bersihkan.

Ruangan ini begitu gelap. Nyaris tak dapat melihat apapun disini. Beruntunglah Johnny membawa korek api dan ia kemudian menyalakannya untuk menerangi jalannya itu

Hal pertama yang ia cari adalah saklar lampu. Dengan hati-hati Johnny berjalan dan menyusuri ruangan ini hingga akhirnya ia berhasil menemukan saklar yang berada di tembok tak jauh dari pintu

Klik

Lampu kini menyala dan membuat semuanya tampak dimata.

Johnny seketika diam termanggu ketika melihat lukisan besar yang ada di hadapanya.

Sebuah lukisan seorang wanita cantik yang tengah menggendong seorang bayi lucu itu membuat Johnny gugup

"Bukankah dia-" Johnny menutup mulutnya rapat-rapat . Jantungnya tiba-tiba bergemuruh dengan kencang akibat keterkejutannya

"Apa yang kau lakukan disini?! "

Johnny segera membalik badan ketika mendengar bentakan dari arah belakangnya 

Dan mereka sama-sama terkejut ketika melihat wajah satu sama lain. Mereka terdiam cukup lama dengan saling tatap untuk memproses apa yang baru saja terjadi di tempat ini

"Johnny?" Tanya wanita itu

"Jisoo? Jadi kau-"

"Mengapa kau ada di ruanganku?" Tanya Jisoo dengan nada tak bersahabat

"Maafkan aku, aku tak tau bila restoran ini milikmu. Aku, aku adalah seorang OB disini."

"OB? Jadi karyawan baru itu dirimu? Kali ini apalagi maumu Johnny? Mengapa kau rela menjadi OB di restoran kecil milikku yang bahkan bila dibandingkan dengan mansionmu itu sungguh tak ada apa-apanya " tanya Jisoo yang terlihat seperti sindiran halus

"Aku? Tentu saja bekerja. Aku membutuhkan pekerjaan. Aku perlu uang untuk makan dan tempat untuk beristirahat."

"Tapi aku tak sudi menerima dirimu lagi. Pasti kau memiliki rencana buruk. Iya kan?" Tuduh Jisoo

"Berhentilah berpikiran buruk Jisoo. Aku memang membutuhkan pekerjaan. Orang orangku berkhianat dan aku kehilangan segalanya" jelas Johnny yang merasa kesal melihat tatapan curiga dari Jisoo

"Kau memang pantas mendapatkan itu. Kau memang seharusnya menderita Johnny. Bahkan ini tak ada apanya bila dibandingkan dengan apa yang aku lalui. " bentak Jisoo tepat di hadapan Johnny. Emosinya kini dapat ia luapkan langsung pada orang yang selama ini selalu ingin ia temui.

"Aku minta maaf" lirih pria tinggi itu

"cih.. apa maafmu bisa mengembalikan anakku lagi? Apakah maafmu itu bisa membuat semua kembali seperti sedia kala? Seperti saat dimana aku tak mengenal pria brengsek seperti dirimu. Tidak Johnny, Maafmu benar-benar tidak ada gunanya lagi. Setelah bertahun-tahun berlalu, maaf itu baru kau utarakan saat ini? Hahahaha lihatlah, betapa bodoh dan tak berhatinya dirimu" ujar Jisoo yang tentu saja menusuk hingga ke hati terdalam Johnny.

Tapi lagi-lagi, Johnny tak mengapa. Ia sadar pasti wanita dihadapannya ini telah melalui hari berat selama ini dan itu semua karena dirinya.

"Aku sungguh-sungguh meminta maaf. Aku tak tau harus melakukan apa lagi, tapi sepertinya dengan pergi dari sini, itu bisa sedikit membantumu"

"Bagus jika kau sadar diri jika aku tak mengharapkan kehadiranmu"

Setelah itu Johnny segera melangkah keluar dari ruangan itu.

Ia membereskan barang-barang yang sudah ia beli dengan gaji awalnya, kemudian melangkah pergi meninggalkan restoran.

Sementara itu, Jisoo merasa sakit pada dadanya. Ia sudah mati-matian melupakan pria itu, tapi mengapa laki-laki itu kembali hadir dengan versi manisnya.

Jisoo tau jika Johnny tak berbohong. Tapi jika Johnny terus disini, semua kenangan di masa lalu terasa berputar kembali di kepalanya.

Ia tak sanggup akan semua ini. Ia benar-benar tak sanggup untuk melihat pria yang sudah menghancurkam hidupnya yang sayangnya masih sangat ia cintai itu.

"Bodoh, kau bodoh Jisoo." Ucapnya pada dirinya sendiri.
.
.
.
.
.

Vote nya ?

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang