Hari Ibu pt2

239 35 0
                                    

Votmen jusseyo

.
.
.

Mungkin perayaan hari ibu yang dilakukan oleh Seulgi dan Jisung lah yang paling berbeda. Jika kebanyakan akan saling memberi hadiah satu sama lain, maka berbeda dengan Seulgi yang justru mengajak putranya ke sebuah makam.

Rumput liar mulai tumbuh tinggi diatas gudukan tanah di sebuah makam.

Dari batu nisan tersebut Jisung bisa tau, kalau seseorang yang terkubur di dalam sana adalah seorang wanita.

"Ma.. Selamat hari ibu.. "

Seulgi mulai mencabut rumput-rumput liar itu dengan kedua tangannya.

Tubuhnya sedikit bergetar. Berulang kali ia menggigit bibirnya untuk menahan tangis yang hendak keluar begitu saja.

"A-aku datang ma.. Mama lihat, aku sekarang bersama anakku. Namanya Jisung ma.. " air mata mulai lolos

Pertahanan Seulgi telah hancur. Dan raungan tangisan pilu kini mulai terdengar.

Jisung dengan sigap memeluk ibunya. Mengelus punggung wanita itu dan memberinya ketenangan.

"Jisung, ini makam eyang kamu. Seandainya dia masih hidup, pasti dia akan sangat senang melihat kamu" ujar Seulgi yang kini menatap lemah ke arah batu nisan yang bertuliskan nama ibunya

"Dulu, sewaktu eyang masih hidup. Mama suka sekali melawan beliau. Mama membangkang bahkan mama tak pernah perduli pada eyangmu "

Jisung masih setia mengelus punggung ibunya sambil mendengarkan kelanjutan ceritanya

"Mungkin karena itu Tuhan marah, beliau menghukum mama dengan mengambil eyangmu. Kau tau apa yang lebih menyedihkan? Mama tidak berada disisinya saat itu. Bahkan mama baru mengetahuinya setelah sebulan kepergian eyang_

_Mama sedih , dengan segera mama kembali untuk mengunjungi makam ini. Mama menangis sejadi-jadinya disini. Dan orang-orang mulai mencemooh mama sebagai anak durhaka._

_Ya itu tidak salah memang. Mama anak tunggal, namun mama tidak pernah perduli pada eyangmu. Ia hidup kesulitan sendirian bahkan hingga akhir hayatnya. Itu semua karena mama Jisung"

Tangisan Seulgi semakin keras. Ia merasakan dadanya begitu sesak dan perasaannya penuh akan penyesalan.

"Dan kau tau Jisung? Saat itu mama hanya mengenal Johnny yang berstatus suami siri. Mama berharap bisa bahagia bersamanya ketika mama menjadi seorang yang sebatang kara. Namun nyatanya, ia justru ikut meninggalkan mama bahkan meski mama sudah memberitahunya jika ada kehidupan di dalam perutku. Yaitu kamu nak. _

_Tapi dia terus menolak dan pada akhirnya mama sendiri ketika kamu juga pergi. Mama hancur, mama .. Saat itu mama juga ingin ikut pergi meninggalakan dunia, tapi Tuhan masih berbaik hati untuk mempertemukan mama denganmu nak. Maafkan mama nak.. Mama bukan ibu yang baik, mama hanya wanita durhaka yang membunuh ibunya sendiri"

Seulgi menangis sesegukan. Bahkan ia sulit membuka mata ketika air mata terus saja memenuhi mata sipitnya

"Mama tenang ya, eyang pasti ga suka liat mama kayak gini. Semua sudah berlalu ma, dan eyang pasti sudah bahagia di surga sana. Yang seharusnya mama lakukan sekarang adalah hidup bahagia dan menjalani sisa hidup mama untuk hal yang lebih berguna. Oke?" ucap Jisung yang kini menghapus air mata ibunya

Seulgi mengeratkan pelukannya pada sang anak. Ia bahagia memiliki Jisung. Maka tolong jangan ambil sumber kebahagiaan Seulgi lagi Tuhan. Itu pintanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang